Kembali

Volume DEX melonjak melampaui US$1 triliun saat investor beralih dari CEXs

editor avatar

Diedit oleh
Mohammad Shahid

01 November 2025 20.14 WIB
Tepercaya
  • Decentralized exchange mencatat volume trading historis US$1,36 triliun pada Oktober dan ini menandai pergeseran besar menuju keuangan onchain.
  • Platform seperti Hyperliquid, Lighter, dan Aster memimpin lonjakan saat trader beralih dari exchange terpusat untuk mencari transparansi dan kontrol.
  • Volatilitas pasar setelah komentar tarif Trump memperbesar aktivitas rekor dan memicu likuidasi besar-besaran serta lonjakan perdagangan.
Promo

Aktivitas trading di decentralized exchange (DEX) melonjak ke rekor baru pada Oktober, sehingga menandakan pergeseran berkelanjutan pasar kripto global ke arah keuangan on-chain.

Menurut data DeFiLlama, DEX perpetual memproses volume trading lebih dari US$1,36 triliun pada bulan lalu, yaitu level tertinggi sepanjang sejarah. Angka itu melampaui puncak US$759 miliar pada Agustus, sehingga menetapkan tolok ukur baru untuk aktivitas trading on-chain.

Hyperliquid memimpin seiring kontrak perpetual onchain kian populer

Lonjakan tajam volume ini menegaskan kepercayaan investor yang kian tumbuh pada platform on-chain. Hyperliquid, sebuah blockchain layer-1 yang mendominasi lanskap DEX perpetual, menyumbang sekitar US$299 miliar dari total Oktober.

Sponsored
Sponsored

Tak jauh di belakang, Lighter, sebuah DEX berbasis Ethereum menangani sekitar US$265,4 miliar, sementara Aster yang terhubung dengan Binance memproses sekitar US$259,9 miliar.

Top 5 Perps DEX Platforms.
Top 5 Platform Perps DEX | Sumber: DeFiLlama

Kinerja para pemain baru seperti Lighter dan Aster menunjukkan bahwa para trader kian berpindah dari centralized exchange (CEX). Sebaliknya, mereka beralih ke platform terdesentralisasi yang menawarkan transparansi lebih tinggi, biaya lebih rendah, serta kendali langsung atas aset mereka.

Faktanya, porsi volume trading spot DEX terhadap CEX sudah lebih dari dua kali lipat, dari di bawah 10% tahun lalu menjadi lebih dari 20% pada 2025.

Perlu dicatat, Hyperliquid menjadi pendorong sekaligus penerima manfaat dari momentum tersebut.

Para analis industri menilai lonjakan on-chain ini terjadi karena beberapa faktor yang saling terkait. Munculnya platform yang menawarkan antarmuka lebih baik dan insentif, termasuk airdrop serta program poin, telah menarik banyak trader ritel.

Meski begitu, tren ini juga mencerminkan pergeseran struktural yang lebih dalam. Setelah serangkaian skandal berulang di centralized exchange dan pengawasan regulasi yang meningkat, banyak trader kini memandang DEX sebagai tempat yang lebih aman karena memungkinkan pengguna tetap memegang kustodi dan mendapatkan akses lebih awal ke token baru.

Meski begitu, rekor angka pada Oktober itu tidak sepenuhnya organik.

Lonjakan volume itu bertepatan dengan sekitar US$20 miliar likuidasi paksa pada posisi berleverage di awal bulan. Pernyataan Presiden Donald Trump bahwa AS mungkin menaikkan tarif sebagai respons terhadap pembatasan baru Cina atas ekspor logam tanah jarang memicu gelombang tersebut.

Komentar itu memicu aksi jual luas pada aset berisiko, sehingga harga kripto turun dan memantik gelombang aktivitas trading rekor di berbagai platform.

Faktanya, CoinShares kemudian melaporkan bahwa gejolak pasar tersebut menghasilkan volume trading mingguan rekor lebih dari US$53 miliar pada produk investasi kripto teregulasi, seperti ETF.

Penyangkalan

"Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris."

Disponsori
Disponsori