Saat ini, harga Bitcoin (BTC) bukanlah satu-satunya yang tertekan. Pasalnya, volume saham mining Bitcoin juga sedang mengalami masa lesu akibat crypto winter yang semakin parah.
Kondisi volume perdagangan keseluruhan saham mining alias penambangan Bitcoin selaras dengan aset itu sendiri dan telah merosot ke rekor terendahnya. Metriknya memasuki tren turun sejak Bitcoin mencetak titik tertingginya sepanjang masa (ATH) pada November tahun lalu.
Dalam hal ini, volume pangsa saham mining Bitcoin telah turun dari puncaknya yang berjumlah 44%, menjadi hanya 2% saja.
Sehubungan dengan itu, metrik tersebut juga diamati oleh pakar penambangan Jaran Mellerud. Dia mengatakan bahwa volume perdagangan yang sedikit “menunjukkan bahwa pasar telah kelelahan dan kehabisan penjual.”
Selanjutnya, dia juga menambahkan bahwa investor sudah lupa bahwa mereka sebenarnya juga bisa membeli saham perusahaan mining untuk mendapatkan eksposur ke Bitcoin.
- Baca juga: Saham yang Terkait Kripto Alami Lonjakan US$1 Miliar dari Investor Ritel di Tengah Tahun 2022
Metrik Mining Bitcoin yang Suram
Untungnya, pasar saham mining yang mengalami tekanan telah membuat valuasinya menjadi rendah. Dengan begitu, hal ini bisa menguntungkan bagi para investor yang ingin masuk ke pasar ini lebih awal, tambah Mellerud.
“Rendahnya volume saham penambangan Bitcoin berarti bahwa hanya diperlukan sedikit peningkatan [jumlah] permintaan untuk saham ini agar [dapat] mengalami kenaikan harga yang besar.”
Terlepas dari itu, miner Bitcoin saat ini tengah tertimpa banyak masalah. Pasalnya, hash rate Bitcoin yang merupakan ukuran banyaknya daya komputer jaringan telah mendekati level puncaknya. Menurut Blockchain.com, hash rate-nya saat ini adalah 262 EH/s (exahash per detik). Selain itu, jumlah ini sudah turun sedikit dari puncaknya pada 2 November yang sebesar 273 EH/dtk.
Sementara itu, mining difficulty yang mengukur persaingan antar miner juga berada pada titik puncaknya. Hal ini membuat mereka menjadi lebih sulit untuk menambang blok berikutnya.
Di sisi lain, indeks hash price Bitcoin justru berada pada titik terendahnya sepanjang masa. Hash price, atau profitabilitas, adalah ukuran nilai pasar yang diberikan per unit daya hashing dalam dolar per terahash per detik per hari ($/TH/s/d). Saat ini, hash price-nya hanya US$0,059 per TH/s/d, turun 82% dari waktu yang sama pada tahun lalu.
Terlebih lagi, harga energi yang tinggi juga menambah berat masalah dalam industri mining Bitcoin. Selain itu, melihat metrik yang suram ini, tidak mengherankan jika minat untuk saham mining Bitcoin juga telah berkurang.
Prospek Harga BTC
Tampaknya, kondisi mining Bitcoin masih belum akan membaik dalam waktu dekat ini. Sebab, perlu ada pemulihan harga terlebih dulu agar miner bisa mendapat profit, dan itu tidak mungkin akan langsung terjadi dalam jangka pendek.
Hari ini (18/11), harga Bitcoin terpantau mengalami kenaikan sedikit, yakni 1,5%. Harga perdagangan aset tersebut berada di level US$16.823 pada saat publikasi. Namun, keruntuhan FTX telah memicu kerugian yang hampir mencapai 17% selama dua minggu terakhir karena pasar kripto masih terpuruk.
Di samping itu, Bitcoin saat ini sudah mencatat aksi turun sebesar 75,6% dari level ATH-nya, dan miner kemungkinan harus menunggu lebih lama lagi untuk bisa pulih.
Bagaimana pendapat Anda tentang turunnya volume perdagangan saham mining Bitcoin ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.