Metrik on-chain Bitcoin (BTC) menunjukkan pergeseran signifikan dalam perilaku para crypto whale jangka panjang, di mana rata-rata dormansi mencapai level tertinggi dalam sebulan pada awal Oktober 2025.
Sinyal pasar memancarkan tanda-tanda awal potensi tekanan jual, lantaran sebagian investor nampaknya bersiap untuk merealisasikan profit.
SponsoredWallet Lama Bitcoin Bangkit dengan Transfer Masif
Menurut data terbaru dari CryptoQuant, rata-rata dormansi meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir. Metrik ini menunjukkan berapa lama Bitcoin disimpan sebelum dipindahkan.
Ketika angkanya meningkat, hal itu berarti holder jangka panjang mulai memindahkan atau menjual koin mereka — yang dapat menjadi sinyal tekanan jual atau potensi penurunan harga di masa depan.
Selain itu, metrik Coin Days Destroyed (CDD) juga melonjak signifikan, mencerminkan potensi ambil untung oleh investor veteran pada level harga tinggi. Lonjakan dormansi dan CDD ini dikonfirmasi oleh perpindahan koin dalam jumlah besar.
Analisis on-chain dari Maartunn menyoroti transfer substansial sebesar 32.322 BTC (senilai sekitar US$3,93 miliar) dari wallet yang tidak aktif selama tiga hingga lima tahun.
Sponsored Sponsored“Ini merupakan pergerakan Bitcoin 3–5 tahun terbesar sepanjang 2025,” tulis unggahan tersebut.
Demikian pula, Lookonchain melaporkan bahwa sebuah wallet BTC lama yang telah dorman selama 12 tahun mentransfer 100 koin (senilai sekitar US$12,5 juta) ke dua alamat baru. Wallet tersebut awalnya memperoleh 691 BTC ketika harganya hanya US$132, namun sekarang bernilai US$86 juta.
Selain itu, OnChain Lens mencatat bahwa satu crypto whale Bitcoin menyetorkan 3.000 BTC senilai sekitar US$363,9 juta ke crypto exchange Hyperliquid. Investor tersebut menukar 960,57 BTC senilai US$116 juta ke USDC. Wallet itu masih menyimpan 46.765 BTC dengan nilai sekitar US$5,7 miliar.
Sponsored Sponsored“Bagi yang belum tahu, terakhir kali whale ini mulai menjual, harga $BTC anjlok hampir US$9.000,” tambah analis Ted Pillows.
Seluruh aktivitas ini menandakan adanya realisasi keuntungan oleh para early adopter. Lonjakan aktivitas tersebut terjadi ketika aset kripto utama ini tengah mengalami koreksi setelah sempat menyentuh rekor all-time high baru awal pekan ini.
Data BeInCrypto Markets menunjukkan bahwa BTC turun 2,38% dalam 24 jam terakhir. Pada waktu publikasi, harga BTC berada di US$121.384.
Kendati terdapat indikasi distribusi, para ahli tetap optimistis tentang prospek BTC.
Sponsored“Reli BTC nampaknya bukan sekadar lonjakan spekulatif. Walau aksi ambil untung dapat menimbulkan jeda jangka pendek, faktor struktural dan dinamika pasar yang mendasarinya tengah berkonvergensi dengan baik,” tutur Farzam Ehsani, CEO sekaligus Co-founder VALR, kepada BeInCrypto.
Ehsani memproyeksikan Bitcoin akan menguji level US$130.000–US$135.000 pada kuartal IV 2025 dan berpotensi mencapai US$140.000 pada kuartal I 2026, selama tidak ada gangguan besar. Namun, ia memperingatkan bahwa turbulensi ekonomi makro atau geopolitik baru bisa menahan reli sementara dan mendorong harga Bitcoin turun kembali menuju US$120.000 atau bahkan US$117.000.
Kendati demikian, minat beli saat harga turun di level tersebut diperkirakan akan memberikan support kuat apabila kepercayaan pasar tetap terjaga.
Bagaimana pendapat Anda tentang rata-rata dormansi yang cetak puncak bulanan serta potensi manuver whale Bitcoin ke depan? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!