Mahkamah Agung Brasil akan segera mengambil keputusan yang bisa melarang X (sebelumnya Twitter) beroperasi di negara tersebut.
X, yang telah menjadi platform utama untuk update pasar secara real-time dan diskusi kripto, menghadapi tantangan besar jika larangan ini benar-benar diberlakukan. Khususnya, bagi para investor yang mengandalkan platform ini untuk mendapatkan informasi dan wawasan pasar.
Sengketa Hukum Brasil dengan X: Benturan antara Kepatuhan & Kebebasan Berbicara
Konflik antara X dan Mahkamah Agung Federal Brasil (STF), yang diwakili oleh Menteri Alexandre de Moraes, memuncak awal pekan ini setelah platform tersebut menarik perwakilan hukumnya dari Brasil menyusul ancaman penangkapan oleh Moraes. Setelah keputusan X, Moraes memberikan tenggat waktu 24 jam untuk menunjuk perwakilan baru.
Perintah de Moraes didasarkan pada Kerangka Hak Sipil Internet, yang mewajibkan perusahaan internasional yang beroperasi di Brasil untuk mempertahankan perwakilan hukum lokal. Namun, taipan teknologi Elon Musk, pemilik X, menolak untuk mematuhi dan malah memutuskan untuk menutup kantornya di Brasil. Keputusan ini diambil sebagai tanggapan atas tuntutan dari pengadilan yang menurut Musk tidak bisa diterima, termasuk masalah sensor dan privasi.
Baca Juga: Elon Musk Menang dalam Gugatan Manipulasi Pasar Dogecoin, DOGE Siap Reli?
Yang menarik, Brasil sebelumnya memiliki kasus serupa. Sebagai contoh, pada tahun 2023, platform perpesanan instan Telegram sempat menghadapi larangan sementara di Brasil dalam situasi yang mirip. Bahkan, hakim Brasil juga pernah menutup aplikasi perpesanan Meta, WhatsApp, beberapa kali pada tahun 2015 dan 2016 lantaran perusahaan menolak mematuhi permintaan data pengguna dari pihak berwenang.
Namun faktanya, kasus X kali ini lebih kompleks sebab masifnya pengaruh global platform ini serta komitmen publik Musk terhadap kebebasan berbicara. Ahli hukum Brasil, Larissa Pigão, yang berspesialisasi dalam Hukum Digital dan Perlindungan Data Pribadi, menekankan pentingnya mematuhi regulasi lokal. Ia menyoroti kasus ini sebagai pengingat akan pentingnya perusahaan global mematuhi hukum setempat, terutama terkait tanggung jawab perlindungan data dan pemrosesan informasi.
“Sejalan dengan kemajuan teknologi di bidang hukum, prosedur ini memungkinkan respons yang lebih cepat, terutama dalam situasi yang membutuhkan tindakan segera. Selain Elon Musk, para pengacara X di Brasil juga dipanggil, memastikan bahwa semua pihak mengetahui keputusan tersebut dan konsekuensi dari ketidakpatuhannya. Praktik umum ini dalam sistem hukum memastikan bahwa pembelaan memiliki pengetahuan penuh tentang tindakan prosedural dan dapat bertindak secara efektif, menghormati tenggat waktu dan memastikan integritas hak yang terlibat,” terang Pigão kepada BeInCrypto.
Bagaimana Potensi Dampaknya bagi Komunitas Kripto Brasil?
Potensi larangan X di Brasil dapat membawa dampak yang luas. Data dari Statista mengungkapkan bahwa Brasil menempati peringkat ke-6 sebagai negara dengan basis pengguna X terbesar, dengan 21,48 juta pengguna per April 2024.
Selain itu, keputusan ini juga dapat memengaruhi komunitas kripto di negara tersebut. Menurut survei terbaru oleh CoinGecko, 34,4% trader dan investor kripto mengandalkan X sebagai sumber informasi utama mereka. Spesifiknya, 66,7% dari 1.065 responden survei menyebutkan X sebagai sumber utama informasi kripto mereka.
Walaupun pengguna selalu dapat menggunakan aplikasi virtual private network (VPN) untuk mengatasi masalah ini, pemerintah mungkin akan memperluas larangannya pada layanan tersebut. Laporan terbaru mengungkap bahwa beberapa penyedia VPN melaporkan setidaknya 30 aplikasi VPN tidak tersedia bagi pengguna Apple di Brasil. Meskipun beberapa melaporkan layanan mereka telah kembali normal, masih belum jelas bagaimana negara ini akan mengatur penggunaan internet di masa depan.
Baca Juga: Saldo Bitcoin (BTC) Tesla Senilai Rp10,4 Triliun Tetap Utuh, Elon Musk Beri Sinyal Beli?
Rencana Mahkamah Agung Brasil untuk memberlakukan larangan X mengikuti langkah serupa dari pemerintah Venezuela. Awal bulan ini, BeInCrypto melaporkan pemerintah Venezuela melarang X akibat konfrontasi publik antara Presiden Venezuela Nicolás Maduro dan Elon Musk. Yang perlu dicatat, larangan X di Venezuela dengan cepat disusul oleh pembatasan operasi Binance, crypto exchange terbesar di dunia berdasarkan volume perdagangan.
Bagaimana pendapat Anda tentang ancaman penutupan operasi X/Twitter di Brasil ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.