Trader veteran Peter Brandt mengambil sikap bearish pada harga XRP. Ia memperingatkan bahwa token tersebut kemungkinan tengah membentuk pola double-top klasik. Pandangan ini muncul di tengah upaya Ripple yang justru semakin agresif mendorong ekspansi ekosistem melalui ekspansi stablecoin multichain serta pengembangan perangkat institusional bagi holder XRP.
Nada hati-hati Brandt muncul pada saat narasi fundamental XRP terlihat semakin solid. Kondisi ini menciptakan jurang yang kian lebar antara sinyal teknikal jangka pendek dan perkembangan adopsi jangka panjang.
Brandt Soroti Risiko Double-Top pada Harga XRP
Chartist alias analis grafik senior ini menyoroti apa yang ia anggap sebagai setup teknikal berpotensi bearish pada grafik harga XRP. Menurut Brandt, XRP terlihat sedang membentuk double-top. Ini adalah pola pembalikan yang lazim muncul ketika sebuah aset gagal menembus level resistance setelah dua kali percobaan.
SponsoredDalam analisis teknikal, pola double-top kerap menandakan melemahnya momentum bullish. Juga, ini bisa menjadi pendahulu koreksi yang lebih dalam apabila mendapat konfirmasi lanjutan.
“Saya sudah tahu sebelumnya bahwa semua Riplost XRP akan terus mengingatkan saya soal posting ini — tanya saja apakah saya peduli. Ini adalah potensi double-top,” ujar Brandt lewat unggahannya.
Harga XRP sendiri tengah bergerak dalam fase konsolidasi setelah reli yang perkasa pada akhir 2024. Sehingga ini membuat ketahanan level support menjadi fokus utama pelaku pasar.
Meski demikian, Brandt juga mengakui bahwa pola tersebut masih berpotensi gagal.
Sponsored Sponsored“Tentu saja ini bisa gagal, dan saya akan menghadapinya jika itu terjadi. Namun untuk saat ini, implikasinya bearish. Suka atau tidak, ini harus dihadapi,” tambahnya.
Analis Lain Soroti Konteks Historis yang Bullish
Berbeda dengan Brandt, sejumlah analis justru menilai struktur saat ini dari sudut pandang yang lebih konstruktif. Analis Steph is Crypto menyoroti pola historis XRP di sekitar simple moving average (SMA) 50 pekan, dengan argumen bahwa siklus sebelumnya lebih mengarah pada kelelahan penurunan, bukan awal tren bearish besar.
“Di setiap siklus, ketika XRP turun ke bawah SMA 50 pekan dan bertahan di sana selama sekitar 50–84 hari, reli kuat selalu menyusul,” jelasnya.
Contoh historisnya mencakup:
- reli 211% setelah 70 hari di bawah SMA pada 2017,
- kenaikan 70% setelah 49 hari pada 2021,
- lonjakan 850% setelah 84 hari pada 2024.
Saat ini, harga XRP telah berada sekitar 70 hari di bawah SMA 50 pekan, tepat di dalam rentang historis yang sama.
Analisis ini mengindikasikan bahwa struktur yang terlihat bearish secara terisolasi justru bisa selaras dengan fase bottom siklus. Hal ini mencerminkan perpecahan interpretasi teknikal yang kini mengemuka di pasar.
SponsoredRipple Perluas RLUSD ke Layer-2 di Tengah Perdebatan Teknikal
Sementara perdebatan teknikal memanas, Ripple terus memperluas fondasi ekosistemnya. Pada 16 Desember, Ripple mengumumkan bahwa stablecoin berbasis dolar AS miliknya, Ripple USD (RLUSD), akan berekspansi ke jaringan Optimism, Base, Ink, dan Unichain.
Ekspansi ini memanfaatkan standar Native Token Transfers (NTT) dari Wormhole untuk mendukung interoperabilitas multichain.
Sebelumnya, RLUSD diterbitkan di XRP Ledger dan Ethereum. Ekspansi ke layer-2 dirancang untuk meningkatkan skalabilitas, kelancaran pergerakan likuiditas, serta utilitas di sektor DeFi dan platform institusional.
Ripple menegaskan bahwa RLUSD diterbitkan di bawah trust charter dari New York Department of Financial Services (NYDFS). Langkah ini menjadikannya salah satu stablecoin paling teregulasi yang memasuki ekosistem L2.
Selain itu, Ripple juga telah mengajukan OCC charter di Amerika Serikat. Pun, baru-baru ini mengantongi pengakuan regulasi di Dubai dan Abu Dhabi.
Wormhole menambahkan bahwa holder XRP nantinya dapat menggunakan XRP bersama RLUSD sebagai pasangan likuiditas dan perdagangan utama di berbagai chain yang didukung, melalui penerbitan wrapped XRP (wXRP) untuk penggunaan lintas chain.
Sponsored SponsoredPerangkat Institusional XRP Terus Berkembang
Ekspansi juga terjadi di sisi institusional. Digital Wealth Partners baru-baru ini meluncurkan strategi trading XRP berbasis algoritma untuk akun pensiun yang memenuhi syarat, dengan kustodian berasuransi melalui Anchorage Digital.
Layanan ini memungkinkan investor bernilai tinggi mengakses trading XRP secara sistematis dalam kerangka akun teregulasi dan berinsentif pajak, mencerminkan upaya berkelanjutan untuk mengintegrasikan kripto ke dalam struktur manajemen kekayaan tradisional.
Di tengah sinyal teknikal yang saling bertentangan, arah harga XRP ke depan kemungkinan akan ditentukan oleh apakah pola bearish pada grafik yang akan mendominasi, atau justru siklus historis serta ekspansi utilitas yang kembali mengambil alih kendali.
Bagaimana pendapat Anda tentang Peter Brandt yang putar haluan ke arah bearish atas harga XRP ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!