Pada 10 April 2025, yuan Cina (CNY) mencapai level terendah dalam 18 tahun terhadap dolar AS (USD) di tengah meningkatnya ketegangan dalam perang dagang yang sedang berlangsung antara dua raksasa ekonomi global ini.
Pencapaian penting dalam kebijakan moneter Cina ini memicu diskusi baru tentang dampaknya terhadap pasar aset kripto—khususnya Bitcoin (BTC).
Devaluasi CNY di Tengah Perang Dagang AS-Cina
Untuk memahami devaluasi CNY, kita harus mempertimbangkan konteks ekonomi yang lebih luas. Cina berada di bawah tekanan berat dari perang dagang dengan Amerika Serikat, terutama setelah AS memberlakukan tarif 104% yang luas pada barang-barang Cina.
Sebagai balasan, Cina memperkenalkan tarif 84% pada impor dari AS. Langkah-langkah ini meningkatkan gesekan ekonomi antara kedua negara dan menempatkan mata uang Cina dalam spiral penurunan.

Menurut data dari TradingView, referensi USD/CNY saat ini berada di 7,3412. Data historis menunjukkan bahwa yuan telah jatuh ke titik terendah sejak 2007. Ini menunjukkan bahwa Cina mungkin sengaja melonggarkan kontrol moneter untuk mendukung ekonominya yang berorientasi ekspor saat menghadapi pertumbuhan yang melambat.
Sinyal Bullish untuk Bitcoin dan Pasar Aset Kripto
Arthur Hayes, co-founder BitMEX, menyoroti potensi hubungan antara devaluasi CNY dan kenaikan Bitcoin dalam sebuah posting terbaru di X (sebelumnya Twitter). Hayes mencatat pola serupa pada 2013 dan 2015 ketika investor Cina beralih ke Bitcoin sebagai tempat aman. Dia memprediksi pengulangan pada 2025 saat investor mencari cara untuk melindungi kekayaan mereka dari penurunan yuan.
“CNY deval = narasi bahwa pelarian modal Cina akan mengalir ke $BTC,” ujar Hayes .
Pada 2013, selama kontrol keuangan yang ketat di Cina, Bitcoin muncul sebagai aset alternatif yang menarik.
“Saya pikir orang Cina benar-benar melihat bitcoin sebagai penyimpan nilai digital yang sangat baik, semacam versi elektronik baru dari emas.” ucap Bobby Lee, CEO BTC China .
Kecenderungan ini menjadi semakin menonjol karena langkah-langkah kontrol modal ketat Cina. Langkah-langkah ini membatasi individu untuk mentransfer hanya US$50.000 ke luar negeri setiap tahun. Saat yuan terdepresiasi, warga Cina melihat daya beli domestik mereka menurun, mendorong mereka untuk mencari penyimpan nilai alternatif.
Dengan sifatnya yang terdesentralisasi dan independen dari kontrol pemerintah, Bitcoin menjadi pilihan yang menarik.
Pada 2017, ketika Cina memperketat kontrol modal dan melarang exchange aset kripto domestik, Forbes melaporkan bahwa investor Cina berbondong-bondong ke Bitcoin untuk menghindari pembatasan ini. Lonjakan permintaan ini mendorong volume perdagangan di platform seperti Huobi (HTX) dan OKX ke rekor tertinggi.
Pada satu titik, exchange Cina ini menyumbang lebih dari 90% volume perdagangan Bitcoin global. Namun, saat CNY menguat, harga Bitcoin turun.
Pada 2020, pelemahan yuan kembali menarik perhatian analis. Chris Burniske, suara terkenal di ruang kripto, memperkirakan bahwa yuan yang lebih lemah dapat mendorong harga Bitcoin lebih tinggi—mencerminkan pola yang diamati pada 2015 dan 2016. Dia menekankan bahwa jika CNY terus jatuh terhadap USD, Bitcoin dapat memasuki fase pertumbuhan kuat lainnya.
Penurunan yuan ke level terendah dalam 18 tahun pada 2025 dapat menandakan siklus bullish lain untuk Bitcoin. Pertama, kontrol modal ketat tetap ada, membatasi kemampuan investor Cina untuk memindahkan kekayaan ke luar negeri. Pembatasan ini menjadikan Bitcoin sebagai opsi yang layak untuk pelestarian modal.
Kedua, pola historis memperkuat pandangan bahwa pelemahan CNY sering bertepatan dengan momentum naik Bitcoin.
Akhirnya, sentimen pasar global dapat bergeser saat investor mengantisipasi arus keluar modal dari Cina yang masuk ke Bitcoin, semakin memicu kenaikan harga. Saat dunia mengamati keputusan moneter Cina dengan cermat, Bitcoin siap untuk mendapatkan keuntungan sebagai lindung nilai terhadap devaluasi dan penyimpan nilai global di masa-masa yang tidak pasti.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
