Bank Sentral Zimbabwe (Reserve Bank of Zimbabwe/RBZ) kini telah mencapai tahap lanjutan dalam rencananya untuk meluncurkan mata uang digital yang didukung emas.
Melanjutkan inisiatif Gold-Backed Digital Token (GBDT) RBZ, mata uang digital ini nantinya akan didukung sepenuhnya oleh emas batangan yang disimpan oleh bank sentral.
Bank Sentral Zimbabwe Gaspol dalam Proyek Emas Digital
Pada bulan April, GBDT pertama kali diperkenalkan sebagai langkah strategis untuk membantu menstabilkan nilai dolar Zimbabwe. Inisiatif ini juga dipandang sebagai cara efektif bagi penduduk Zimbabwe untuk melindungi diri terhadap inflasi, yang telah menunjukkan angka tinggi selama bertahun-tahun.
Dalam penyajian kebijakan moneter pada hari Rabu (9 Agustus) lalu, Gubernur RBZ, John Mangudya, mengungkapkan bahwa sampai dengan tanggal 21 Juli, bank sentral telah melakukan sebanyak 11 penerbitan GBDT. Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa bank telah menerima sebanyak 590 permohonan untuk pembelian token yang setara dengan 325,02 kg emas.
Sejumlah negara saat ini tengah gencar mengeksplorasi penerbitan CBDC di wilayahnya, termasuk Indonesia. Temukan penjelasan selengkapnya tentang proyek CBDC Tanah Air di Bedah White Paper Rupiah Digital: Utilitas hingga Roadmap CBDC Indonesia.
Dari Token yang Didukung Emas ke CBDC
Mengacu pada rencana ke depan, Mangudya menyatakan, “Bank berada pada tahapan lanjutan dalam persiapan untuk peluncuran GBDT untuk tujuan transaksional dalam Fase II dari proyek ini, dengan kode atau nama ZiG, yang merupakan singkatan dari Zimbabwe Gold.”
Di samping itu, ia juga menambahkan bahwa bentuk transaksional dari token emas digital Zimbabwe ini akan menjadi pelengkap dolar AS dalam transaksi dalam negeri.
Dengan mentransisikan GBDT dari fungsi murni sebagai alat penyimpan nilai menjadi mata uang yang digunakan untuk transaksi sehari-hari, RBZ pada dasarnya mengusulkan penggunaan token ini sebagai CBDC.
Namun, perbedaan mendasar antara GBDT dan mayoritas CBDC terletak pada kenyataan bahwa hanya ada sedikit bank sentral penerbit mata uang yang menyimpan cadangan emas dengan nilai yang nyaris setara dengan nilai mata uang yang beredar.
Daya Tarik GBDT dalam Aspek Politik-Ekonomi
Sebagai instrumen kebijakan moneter, meningkatnya peran emas dalam menyokong sistem keuangan Zimbabwe mengingatkan kita pada periode ketika bank-bank sentral berpatokan pada standar emas.
Terlebih, langkah negara ini menuju emas digital sejalan dengan tumbuhnya minat terhadap ide ini di kalangan kritikus mata uang fiat.
Sebagai contoh, argumen yang mendukung GBDT di AS kini semakin berkaitan erat dengan argumen yang menentang CBDC. Uniknya, keduanya berakar pada kecurigaan umum tentang konsentrasi kekuatan yang berlebihan pada Federal Reserve.
Dengan begitu, bukanlah kebetulan jika anggota parlemen Partai Republik menjadi pelopor dalam upaya untuk melarang CBDC di Florida dan berusaha untuk meluncurkan GBDT di Texas. Bagaimanapun juga, Partai GOP semakin kritis terhadap The Fed di berbagai sayap mereka dalam beberapa tahun terakhir.
Pada akhirnya, baik kebijakan anti-CBDC maupun inisiatif emas digital sama-sama menegaskan otonomi ekonomi tiap negara bagian. Oleh karenanya, hal ini menarik bagi para pendukung de-federalisasi yang keberatan dengan apa yang mereka anggap sebagai administrasi fiskal yang terpusat secara berlebihan.
Bagaimana pendapat Anda tentang mata uang digital yang akan diluncurkan Zimbabwe ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.