Dewasa ini, semakin banyak bermunculan indikator on-chain yang mengindikasikan titik kritis perubahan siklus di pasar kripto dan Bitcoin (BTC). Indikator-indikator tertentu yang di masa lalu menandai awal dari bull market jangka panjang kini mulai menunjukkan sinyal positif.
BeInCrypto menyajikan 3 sinyal on-chain yang baru-baru ini disampaikan oleh para analis terkenal. Ketiga sinyal ini adalah value map on-chain, kapitalisasi yang terealisasi, serta ambang batas holder jangka panjang dan jangka pendek.
Meskipun setiap indikator memantau aktivitas yang berbeda di blockchain Bitcoin, struktur jangka panjang mereka menunjukkan adanya perubahan siklus. Menurut catatan riwayat, perubahan ini kerap berkorelasi dengan dimulainya fase bull market di sektor kripto. Yang menarik, perubahan ini biasanya terjadi selama masa peristiwa halving yang bersejarah.
- Baca Juga: Messari Sajikan Prediksi Pasar Kripto untuk Tahun 2024, Sebut Bitcoin adalah “Godzilla Keuangan”
Value Map: Gabungan dari 3 Indikator On-Chain
Indikator peta nilai atau value map on-chain Bitcoin adalah buatan analis terkenal @therationalroot. Indikator ini menggabungkan 3 indikator on-chain lain yang lebih fundamental, yaitu: kapitalisasi yang terealisasi, pasokan likuid, dan coin days destroyed (CDD).
Dengan mengombinasikan ketiga indikator ini, sang analis dapat menghasilkan kisaran jangka panjang yang berguna dalam mengidentifikasi titik puncak dan titik terendah harga BTC. Adapun kisaran ini diwakili dalam bentuk pita 4 warna dengan median berwarna hijau. Ini menunjukkan nilai wajar atau “fair value” Bitcoin. Jika harga BTC berada di dekat garis ini, maka valuasi aset kripto terbesar ini tergolong tidak overvalued maupun undervalued.
Sebaliknya, ketika harga BTC menyimpang secara signifikan dari dari “nilai wajar”, maka terjadi overvaluation atau undervaluation pada Bitcoin. Dua pita di atas warna hijau – kuning dan merah – tercapai selama bull market, yakni ketika BTC sedang overvalued. Sebaliknya, dua pita di bawahnya – biru muda dan biru tua – dikaitkan dengan bear market dan harga BTC yang undervalued.
Dalam unggahannya di X (Twitter), analis ini menekankan bahwa Bitcoin baru saja kembali mengunjungi area “nilai wajar” yang berwarna hijau. Lalu, ia menyebutkan bahwa tercapainya level ini di masa lalu berkorelasi dengan periode tren sideways. Hal ini terjadi di sekitar periode Bitcoin halving dan menandakan fase akumulasi sebelum bull market yang matang. Namun, beberapa saat kemudian, ia menambahkan, “Perhatikan, nilai wajar sedang melambung.”
Bila kita menengok ke belakang pada momen-momen tertentu dalam grafik tersebut, saat “nilai wajar” mulai melonjak (lingkaran hijau), kita melihat ini sebagai sinyal bullish yang jelas. Memang terbukti, setelah kejadian ini, terjadi tren sideways selama beberapa bulan, yang kemudian secara alami berubah menjadi fase kenaikan. Terlebih lagi, ini muncul beberapa minggu sebelum agenda halving.
Satu-satunya pengecualian untuk hal ini adalah saat terjadinya krisis COVID-19 pada awal tahun 2020 silam. Peristiwa ini memuncak selama bear market mini, yang terbukti menjadi peluang beli yang sangat strategis sebelum datangnya bull market yang sebelumnya.
Kapitalisasi Pasar yang Terealisasi Juga Berbalik Naik
Indikator kedua yang menunjukkan perilaku yang mirip dengan value map on-chain adalah kapitalisasi pasar Bitcoin yang terealisasi (realized capitalization). Kesamaan ini tidak mengejutkan karena indikator ini merupakan salah satu dari tiga komponen indeks yang telah disebutkan sebelumnya. Namun, perlu dicatat bahwa grafik jangka panjangnya juga menunjukkan momen penting dalam perubahan siklus.
Kapitalisasi pasar terealisasi memberi harga pada berbagai bagian pasokan dengan harga yang berbeda (bukan menggunakan penutupan harian terkini). Lebih spesifiknya, indikator ini dihitung dengan menilai setiap UTXO berdasarkan harga saat terakhir kali bergerak. Karena itulah, indikator ini lebih presisi daripada kapitalisasi pasar BTC murni.
Kita bisa melihat kesamaan pada grafik kapitalisasi yang terealisasi yang membawa kita kembali ke siklus Bitcoin pertama. Keempat bear market hingga saat ini telah menyebabkan penurunan tipis dalam kapitalisasi terealisasi dan tren sideways selama beberapa tahun. Sementara itu, hanya inisiasi bull market baru yang selalu berkorelasi dengan reversal pada grafik indikator, yang terpantau mulai mengarah ke atas (lingkaran hijau).
Selain itu, tren sideways yang berlangsung selama bertahun-tahun nampak mirip dengan titik bottom yang lebar dan melengkung (panah biru).
Saat ini, kapitalisasi pasar yang terealisasi sudah mulai menanjak lagi. Ini menandakan perubahan dalam tren jangka panjang dan sekaligus merupakan sinyal kuat akan datangnya bull market yang baru. Indikator ini – seperti value map on-chain – secara historis telah mengalami perubahan arah di setiap sekitar Bitcoin halving.
Sinyal On-Chain: Holder Jangka Panjang Mulai Jual Aset
Selanjutnya, sinyal on-chain terakhir yang kami pilih untuk analisis kemarin (18/1) dipublikasikan di akun X resmi penyedia data Glassnode. Inilah yang disebut sebagai ambang batas holder jangka panjang/pendek.
Grafik indikator ini menunjukkan dua kurva yang sesuai dengan sumber daya yang dipegang oleh holder jangka panjang (biru) dan jangka pendek (merah). Hubungan historis antara kedua grafik ini sudah jelas. Sebagai catatan, bull market yang matang ditandai dengan penurunan tajam pada garis biru dan lonjakan pada garis merah. Atau dengan kata lain, selama periode kenaikan harga BTC yang pesat, holder jangka panjang akan menjual aset mereka kepada pelaku pasar jangka pendek.
Namun, situasi ini akan dengan cepat berubah begitu tercapainya puncak harga Bitcoin. Kemudian, holder jangka pendek mulai dilanda rasa panik dan lantas menjual aset mereka kepada investor jangka panjang.
Para analis Glassnode menyoroti bahwa situasi ambang batas holder jangka panjang/pendek saat ini cukup unik. Sebab, garis biru belum lama ini mencapai rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH), sementara garis merah baru saja memantul dari level terendah sepanjang masa (all-time low/ATL).
Hal ini mengindikasikan bahwa kita mungkin saja sedang menyaksikan perubahan tren siklus pada grafik. Jika para holder jangka pendek mulai mengakumulasi Bitcoin, maka hal ini bisa mengonfirmasi awal dari bull market yang akan datang.
Kendati demikian, terlepas dari kapan perputaran siklus ini terjadi, perubahan pada grafik jangka panjang sepertinya hanya tinggal menunggu waktu. Kalangan investor dengan mentalitas “diamond hand” (tangan berlian) umumnya akan tetap bersabar dan pantang menjual aset mereka dalam kondisi rugi.
Bagaimana pendapat Anda tentang 3 sinyal on-chain terkait bull market Bitcoin ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.