Pasukan bot akun Twitter diduga memompa (pump) harga sejumlah aset kripto yang diperdagangkan oleh market maker Alameda Research tidak lama setelah listing di crypto exchange FTX.
Temuan terbaru ini diungkap oleh laporan Network Contagion Research Institute (NCRI). Ini adalah sebuah lembaga yang mempelajari keamanan dunia maya dan ancaman media sosial.
Pada hari Rabu (2/8), NCRI menerbitkan laporan yang menunjukkan bahwa beragam obrolan tidak otentik di Twitter, yang dalam praktik di Indonesia sering disebut sebagai buzzer, sangat memengaruhi 5 aset kripto yang listing di FTX dan diperdagangkan oleh orang dalam (insider) Alameda.
Adapun aset kripto yang dimaksud adalah Boba Network (BOBA), Gala (GALA), ImmutableX (IMX), Render (RNDR), dan Spell (SPELL). Cuitan palsu terkait sejumlah aset kripto tersebut melonjak, hingga sekitar 30% dalam beberapa kasus, setelah secara resmi listing di FTX.
Diperkirakan, setengah dari semua cuitan di Twitter yang terkait dengan aset kripto tersebut dinilai tidak autentik. Adapun Alameda setidaknya memegang 5 aset kripto itu sebelum listing di FTX.
Baik FTX dan Alameda adalah bagian dari kerajaan kripto Sam Bankman-Fried (SBF) yang kini telah jatuh dalam jurang kebangkrutan. Pada tahun 2022, terungkap hubungan yang sangat dekat antara Alameda dan FTX. Dari sejumlah laporan, Alameda diduga terlibat dalam penyelewengan dana pelanggan di FTX.
Berpotensi Manipulasi Sentimen Market
NCRI melakukan analisis berskala dengan memeriksa lebih dari 3 juta tweet antara 1 Januari 2019 hingga 27 Januari 2023. Kata kunci yang dianalisis adalah 18 aset kripto yang listing di FTX dan dipromosikan langsung oleh akun Twitter resmi FTX.
Dari penelusuran tersebut, hampir 1 juta tweet memuat nama salah satu dari 6 aset kripto yang ditampilkan dalam laporan NCRI, termasuk 5 aset kripto yang dipegang Alameda.
Sebagai contoh, aset kripto yang dimiliki Alameda seperti RNDR melonjak antara 11% hingga 30% dalam waktu 24 jam pada 4 kesempatan terpisah antara tahun 2022 dan 2023. Hal itu selalu diikuti dengan meningkatnya volume cuitan di Twitter tentang kripto tersebut.
“Pola pembuatan akun dan aktivitas seperti bot menggambarkan upaya yang diatur, mungkin bertujuan untuk memanipulasi sentimen market dan perilaku perdagangan di sekitar kripto-kripto tersebut secara artifisial,” bunyi laporan NCRI.
Perlu dicatat, laporan ini tidak menghubungkan FTX atau Alameda secara langsung sebagai operator atau bertanggung jawab atas aksi yang dilakukan para bot Twitter dalam mempromosikan sejumlah aset kripto.
Tantangan Elon Musk Menyingkirkan Bot di Twitter
Selain itu, NCRI juga menemukan sejumlah cutian Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, yang dimanfaatkan untuk memompa sejumlah meme coin seperti PEPE hingga PSYOP.
Secara keseluruhan, temuan NCRI menimbulkan pertanyaan signifikan tentang manipulasi market yang didorong oleh media sosial untuk market kripto yang lebih luas.
Studi ini juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi Elon Musk, selaku pemilik baru Twitter, dalam menangani aktivitas bot yang menyebar selama bertahun-tahun dan masih bertahan di Twitter yang saat ini bernama X.
Alex Goldenberg, Lead Intelligence Analyst untuk NCRI, mengatakan bahwa sejak Elon Musk mengambil alih Twitter pada tahun 2022, perubahan API Twitter dilakukan untuk mencegah pembuatan lebih banyak bot.
“Hal itu kemungkinan mengurangi promosi dan penipuan kripto. Namun, perubahan ini memiliki kompromoi karena juga menghambat audit independen oleh peneliti pihak ketiga,” kata Alex Goldenberg.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.