Di kala sebagian pakar mulai meragukan arah pasar, akankah koreksi harga Bitcoin (BTC) berikutnya benar-benar terjadi? Lima indikator ini bisa memberikan trader gambaran yang lebih jelas.
Indikator untuk Kenali Peluang Koreksi
Hingga beberapa jam yang lalu, tingkat keserakahan yang ekstrem mengancam harga Bitcoin. Namun, koin oranye ini memutuskan untuk melawan arus. BTC pun berhasil naik perlahan, mencapai US$93.000—naik 2% terhitung sejak tanggal 19 November. Namun, trader diimbau untuk berhati-hati. Sebab, RSI dan pola grafik menunjukkan Bitcoin tengah berada di persimpangan jalan. Lantas, apakah koreksi yang dikhawatirkan akan terjadi?
Menurut platform CryptoQuant, koreksi harga Bitcoin berikutnya bisa dikenali dengan mengamati lima indikator sederhana. Jika syarat-syarat berikut terpenuhi, maka drop harga potensial mungkin sudah siap menghampiri:
- Rasio MVRV—membantu mengukur nilai pasar Bitcoin terhadap nilai terealisasinya—melebihi angka 3,7;
- Fear and Greed Index mencapai 80;
- Kapitalisasi pasar Bitcoin mengalami penurunan;
- Alat Coin Days Destroyed—berguna memantau pergerakan token yang tidak aktif—melebihi angka 15 juta;
- Indikator Inter-Exchange Flow Pulse (IFP) berada di zona merah.
Dengan kata lain, arus masuk modal dan juga volume transaksi adalah kunci utama untuk memantau potensi pergerakan harga. Namun, perlu diingat juga bahwa saran dari CryptoQuant bersifat teoritis dan tidak mencakup semua kemungkinan.
Koreksi Bitcoin berikutnya bisa saja terjadi walaupun tidak semua indikator menunjukkan tanda bahaya. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk terus menggali informasi sebelum membuat keputusan investasi.
Kapan Koreksi Bitcoin Berikutnya?
Untuk saat ini, hanya indikator Fear and Greed Index yang berada di zona merah, skornya jauh melampaui 80. Namun, indikator lain seperti rasio MVRV masih menunjukkan tren bullish, nilainya berkitar di 2,6.
Itu artinya, masih ada ruang pertumbuhan sebelum gelombang besar likuidasi BTC terjadi. Pandangan ini dikonfirmasi pula oleh sejumlah analis. Kendati tak sedikit yang percaya bahwa tidak akan ada investor yang bersedia menjual sebelum Bitcoin menyentuh angka US$100.000, analis Ali Martinez memprediksi harganya berpotensi untuk melaju ke level US$138.000 sebelum terjadi koreksi sebesar 30%. Akhir November pun diperkirakan akan berlangsung dengan sangat volatil.
Sebaliknya, CrypNuevo mengambil sikap hati-hati dan meramal pembalikan arah alias reversal tren di kisaran level US$96.000. Menurutnya, Bitcoin tidak akan mencetak target US$100.000 dengan semudah itu. Melainkan, butuh upaya berulang kali untuk menguji level tersebut. Konsekuensinya, skenario semacam itu berpotensi memantik gelombang aksi jual sementara.
Bagaimana pendapat Anda tentang cara simpel mendeteksi peluang koreksi Bitcoin di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.