Platform decentralized exchange (DEX) dYdX mengaku menjadi target serangan siber. Dalam cuitan di media sosial X (Twitter), mereka menjelaskan bahwa pihaknya mengalami kerugian hingga US$9 juta atau sekitar Rp138,68 miliar untuk mengganti kerugian terkait native token Yearn Finance (YFI).
Dana asuransi merupakan pilar utama dYdX untuk menjaga solvabililtas sistem mereka. Jadi, ketika rekening memiliki saldo negatif, rekening itu akan dilikuidasi dan dana asuransi inilah yang digunakan sebagai sumber utama untuk menanggung kerugian.
Meski begitu, dYdX mengeklaim bahwa dana asuransi V3 mereka tetap didanai dengan baik dengan sisa dana sebesar US$13,5 juta.
“Tidak ada dana pengguna yang terpengaruh dan tim kami sedang berupaya menyelidiki kejadian tersebut,” jelas pihak dYdX.
Namun, komunitas kripto tidak memberikan respon dengan sesederhana itu. Menurut mereka, kehilangan sekitar 40% dari total dana merupakan hal luar biasa.
dYdX pun tidak tinggal diam melihat hal tersebut. Mereka telah bekerja sama dengan beberapa entitas analitik blockchain dan penegak hukum untuk memulihkan dana curian itu.
Pendiri dYdX, Antonio Juliano, secara terpisah mengungkapkan bahwa serangan yang terjadi di dYdX sudah ditargetkan oknum tertentu. Untuk itu, sebagai langkah evaluasi, dYdX akan melakukan peninjauan menyeluruh terhadap paramater risiko dan membuat perubahan yang sesuai pada platform v3 mereka serta software dYdX chain jika diperlukan.
Aksi Manipulasi Menyasar Token YFI
Dalam cuitan lanjutan pendiri dYdX, juga dijelaskan bahwa dalam beberapa hari terakhir terjadi sesuatu yang tidak biasa pada platform mereka. Hal itu ditandai dengan open interest (OI) untuk token YFI yang melonjak drastis dari US$0,8 juta menjadi US$67 juta.
Menurut Antonio Juliano, hal itu bisa terjadi karena ulah aktor tertentu yang juga pernah mencoba menyerang dYdX terkait perdagangan token SUSHI.
“Aktor tersebut berhasil menarik sejumlah besar stablecoin USD Coin (USDC) di platform [dYdX] sebelum akhirnya crash. Kejatuhan harga token YFI di pasar spot sepertinya juga sengaja dilakukan untuk menargetkan open interest besar di dYdX,” ungkap Antonio Juliano.
Ambruknya token YFI disebut pendiri dYdX merupakan ulah aktor bermodal besar yang akhirnya mampu menguras dana dari asuransi dYdX.
Analis on-chain Lookonchain ikut membagikan investigasinya, dengan menyebut aktor yang memanipulasi token YFI kemungkinan besar adalah aktor yang sama dengan percobaan serangan pada token SUSHI.
Beberapa wallet yang diindikasi terlibat menyetor USDC dalam jumlah besar ke dYdX pada 14 dan 15 November kemarin. Mereka kemungkinan mengincar posisi long terkait token YFI dan tidak lama setelahnya harga token mulai naik.
“Ketika harga YFI sudah naik ke puncaknya pada 17 November kemarin, wallet tersebut menarik USDC melalui beberapa wallet dan menyetorkannya kembali ke dYdX melalui alamat lain,” jelas Lookonchain.
Setelah itu, berdasarkan data CoinGecko harga token YFI ambruk hampir 40% dalam waktu beberapa jam, dari US$14.519 pada 18 November pagi hari, menjadi US$8.935 pada siang hari.
Tak Akan Bernegosiasi dengan Peretas
Berbeda dengan platform kripto pada umumnya, pendiri dYdX menegaskan bahwa mereka tidak membuka negosiasi dengan penyerang dan memilih untuk bekerja sama dengan para aparat penegak hukum termasuk Biro Investigasi Federal (FBI).
Dia juga siap memberikan hadiah bagi siapa saja yang dirasa paling membantu dalam proses penyelidikan. Saat ini, dYdX mengaku telah berhasil membuat kemauan yang signifikan untuk mengindentifikasi peretas.
“Jangan main-main dengan kami,” pungkas pendiri dYdX itu.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.