Lihat lebih banyak

Token DYDX Akan Migrasi dari Ethereum ke Blockchain Baru

3 mins
Diperbarui oleh Ahmad Rifai
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Token DYDX akan melakukan migrasi dari jaringan Ethereum ke blockchain baru bernama dYdX Chain.
  • Ide itu diprakarsai oleh market maker Wintermute dan telah mendapat persetujuan dari komunitas dYdX.
  • dYdX Foundation akan buat smart contract untuk fasilitasi transfer token DYDX dari Ethereum ke dYdX Chain.
  • promo

Sistem tata kelola protokol derivatif dYdX telah meratifikasi sebuah proposal untuk transisi ke versi 4 (v4) dan mengadopsi native token DYDX sebagai aset asli dari blockchain layer-1 (L1) untuk proyek itu sendiri.

Pemungutan suara berakhir pada hari Sabtu (2/9) dan menerima hampir 100% dukungan dari komunitas dYdX. Berdasarkan data CoinGecko, harga token DYDX terpantau sempat naik sekitar 0,6% dalam 24 jam terakhir.

Proposal yang diprakarsai oleh market maker Wintermute ini memperoleh 36 juta suara dari 392 alamat crypto wallet yang mendukung. Sementara pihak penolak ide tersebut hanya mencapai kurang dari 43 suara dari 4 crypto wallet.

Sejalan dengan keputusan tata kelola dYdX, mereka akan melakukan migrasi token DYDX dari yang saat ini ada di blockchain Ethereum, menuju ke dYdX Chain, sebuah L1 app-chain di ekosistem Cosmos. Sebagai informasi, Cosmos merupakan layer-0 (L0) yang menghubungkan berbagai blockchain.

Akan Fasilitasi Transfer DYDX dari Ethereum ke dYdX Chain

Aspek yang termasuk dalam proposal tata kelola terbaru dYdX adalah rencana untuk mengembangkan sebuah smart contract Ethereum yang akan diawasi oleh dYdX Foundation.

Smart contract itu dimaksudkan untuk memfasilitasi transfer token DYDX secara tanpa izin (permissionless) dari jaringan Ethereum ke dYdX Chain yang baru.

“Token DYDX kini secara resmi direncanakan menjadi base token di dYdX Chain,” kata sang pendiri, Antonio Juliano.

Didirikan pada tahun 2018, dYdX memimpin dalam ranah decentralized derivatives market, khususnya dalam menawarkan perpetual trading.

Platform ini telah melaporkan sekitar US$255 juta volume perdagangan selama 24 jam terakhir dan telah mengumpulkan total volume perdagangan melebihi US$1 triliun sejak peluncuran pada tahun 2020.

Perpetual contract adalah kontrak berjangka tanpa tanggal kadaluarsa. Hal ini menjadikannya sebagai salah satu jenis produk derivatif yang paling disukai di dunia kripto.

Dalam versi 4, setiap validator di jaringan itu akan mengoperasikan order book off-chain. Perintah perdagangan akan dikirim ke jaringan dan disebarluaskan di antara validator, yang kemudian menghasilkan blok berisi pesanan yang cocok menggunakan mekanisme konsensus proof-of-stake (PoS).

Vitalik Buterin Jual Token MKR, Ada Kaitannya dengan Rencana MakerDAO?

Kabar dYdX yang selangkah lebih dekat migrasi ke blockchain baru mereka sendiri datang dalam momen yang cukup menarik.

Pada hari Jumat (1/9) kemarin, co-founder MakerDAO, Rune Christensen, mengatakan bahwa fase terakhir upgrade Endgame akan menjadi implementasi ulang seluruh Maker Protocol yang dibangun secara asli pada blockchain baru yang berdiri sendiri bernama NewChain.

“Fase terakhir Endgame adalah peluncuran blockchain asli untuk MakerDAO dengan nama kode NewChain. Ini akan membuat ekosistem lebih aman dan efisien,” kata Rune Christensen.

Rune Christensen menyebut bahwa basis kode Solana harus dianggap sebagai dasar untuk NewChain.

“Setelah meneliti semua opsi berbeda yang tersedia sebagai landasan bagi NewChain, saya yakin bahwa Solana stack adalah basis kode yang paling menjanjikan untuk dieksplorasi lebih jauh,” ungkapnya.

Dia mengatakan bahwa kualitas teknis basis kode, ketahanan setelah melalui kehancuran FTX Group, dan contoh-contoh yang sudah berfungsi, menjadikan Solana sebagai basis kode yang paling menjanjikan untuk dieksplorasi lebih jauh.

Selain Solana, Rune Christensen juga menyebut Cosmos sebagai opsi lainnya. Namun, sejumlah pihak mempertanyakan keterbatasan opsi terkait referensi blockchain yang ingin dibangun MakerDAO.

MakerDAO adalah platform pemberi pinjaman terdesentralisasi dan penerbit stablecoin DAI, serta menjadi salah satu proyek decentralized finance (DeFi) paling penting di ekosistem Ethereum.

Entah ada hubungannya atau tidak, Vitalik Buterin, co-founder Ethereum, pada hari Sabtu (2/9) membuat kaget komunitas kripto karena ketahuan menjual sisa native token MakerDAO, yaitu MKR, yang dia miliki.

Vitalik Buterin menjual sebanyak 500 token MKR atau sekitar US$581,72 ribu lewat CoW Protocol, dan sebagai gantinya menerima 353 Ether (ETH) atau sekitar US$577,27 ribu sebagai imbalannya.

Sebagai pengingat, Vitalik Buterin awalnya memiliki 1.071,88 token MKR atau senilai US$1,21 juta pada 23 April 2018. Dia terakhir kali menyentuh token MKR yang dia miliki pada 24 April 2021, saat menyumbangkan 100 MKR atau senilai US$113 ribu ke dana bantuan Covid-19 India.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori