Pertumbuhan ruang kripto di wilayah Afrika Selatan diprediksi bakal semakin kencang. Seiring dengan berkembangnya adopsi aset digital, regulator pasar setempat mampu menangkap peluang itu dan menuangkannya ke dalam bentuk pengawasan yang terstruktur. Reuters melaporkan Otoritas Perilaku Sektor Keuangan (FSCA) baru saja merestui operasional 59 platform crypto exchange untuk memulai bisnisnya secara sah di Afrika Selatan.
Alih-alih melarang dan melakukan tindakan tegas, pemerintah Afrika Selatan memilih untuk menyediakan regulasi hukum yang jelas demi mendorong inovasi.
Langkah yang sudah dimulai sejak tahun 2022 lalu itu terus memperlihatkan perkembangannya. Kala itu, regulator menyatakan bahwa aset kripto merupakan produk keuangan. Oleh karena itu, mereka merasa aset kripto perlu diatur untuk melindungi pelanggan dari risiko pencucian uang dan pendanan terorisme.
Kemudian, memasuki pertengahan tahun lalu, pemerintah Afrika Selatan melangkah lebih jauh dengan mengeluarkan aturan yang mewajibkan setiap crypto exchange mendapatkan izin sebelum memulai operasinya di sana.
Salah satu eksekutif divisi di FSCA, Felicity Mabaso, mengatakan setidaknya terdapat 355 pengajuan izin. Dari jumlah tersebut, 59 di antaranya sudah disetujui dan sekitar 262 lainnya masih dalam proses.
Jadi Negara Pertama di Benua Afrika yang Mewajibkan Lisensi
Afrika Selatan digadang-gadang akan menjadi role model dalam perkembangan kripto di Benua Hitam. Pasalnya, wilayah tersebut merupakan negara pertama yang mengeluarkan mandat bagi crypto exchange untuk memiliki lisensi dari regulator sebelum beroperasi.
Meski begitu, tidak dijelaskan entitas mana saja yang sudah berhasil mendapatkan restu. Namun, beberapa raksasa kripto global, seperti Coinbase dan Binance, disebut sudah mulai menjadikan area tersebut sebagai salah satu destinasi pengembangan bisnis.
Coinbase di awal tahun ini telah menjalin sinergitas dengan Yellow Card, platform kripto asal Afrika, untuk menggenjot adopsi stablecoin USD Coin (USDC) menjadi lebih kencang.
Sementara itu, Binance sudah jauh lebih dulu memulai bisnisnya di Afrika Selatan. Perusahaan memacu bisnis perdagangan derivatif kripto di Afrika sejak tahun 2022 lalu.
Tegasnya sikap pemerintah Afrika Selatan terhadap kehadiran perusahaan kripto bisa dipahami. Selama beberapa tahun terakhir, wilayahnya menjadi rumah bagi penipuan kripto terbesar di dunia. Beberapa di antaranya adalah kasus Africrypt, platform Ponzi berkedok kripto yang menelan kerugian sebesar 70.000 BTC di 2021, dan penipuan lain yang melibatkan Mirror Trading International Proprietary (MTIP) senilai US$1,73 miliar.
Bagaimana pendapat Anda tentang keputusan FSCA untuk mengizinkan 59 crypto exchange beroperasi di Afrika Selatan? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.