Trusted

Ajukan Paten untuk NFT, Sony Music Perdalam Dunia Metaverse

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Sony Music Entertainment dikabarkan baru saja mengajukan paten kepada USPTO atas logo Colombia Records untuk pemanfaatan NFT.
  • Dalam pengajuannya, disebutkan bahwa Sony Music bakal menyediakan layanan untuk bisa mengunduh data audio dan video, serta live music dalam bentuk NFT.
  • Tidak hanya layanan yang berhubungan dengan musik, Sony Music juga berniat untuk menyediakan layanan NFT dalam bentuk konten bergambar ataupun karya seni lainnya.
  • promo

Raksasa di industri musik global, Sony Music Entertainment, memperlihatkan sinyal positif terhadap aset digital. Perusahaan baru saja mengajukan paten untuk logo Colombia Records dalam rangka pemanfaatan non-fungible token (NFT) dan metaverse yang didukung oleh media, produksi musik dan podcast, serta manajemen artis dan layanan distribusi musik secara digital.

Kuat dugaan, langkah tersebut sengaja Sony lakukan sebagai salah satu strategi untuk memasuki dunia metaverse. Dalam pengajuannya di United States Patent and Trademark Office (USPTO), disebutkan bahwa perusahaan bakal menyediakan layanan untuk bisa mengunduh data audio dan video, serta live music dalam bentuk NFT.

Tidak hanya layanan yang berhubungan dengan musik, Sony Music juga berniat untuk menyediakan layanan NFT dalam bentuk konten bergambar ataupun karya seni lainnya.

Langkah yang dilakukan oleh Sony Music merupakan kelanjutan dari kerja sama perusahaan dengan Roblox yang ingin membawa pengalaman musik bagi komunitas.

Sepak terjang perusahaan hiburan asal Jepang itu dalam ranah metaverse sepertinya sudah dipikirkan sejak lama. Pasalnya, Sony Group, pada April kemarin, sudah melakukan injeksi modal sebesar US$1 miliar untuk Epic Games, yang merupakan pengembang gim Fortnite. Melalui aksi tersebut, Sony ingin bisa lebih dalam memanfaatkan metaverse demi kelangsungan bisnis. Putaran pendanaan senilai total US$2 miliar itu rencananya memang akan digunakan untuk membangun dunia metaverse, sembari mendukung pertumbuhan usaha yang berkelanjutan.

Presiden dan Chief Executive Officer (CEO) Sony Group, Kenichiro Yoshida, mengatakan sebagai perusahaan hiburan kreatif, investasi yang dilakukan di Epic Games merupakan upaya untuk memperdalam usaha perusahaan di dunia metaverse.

“Dengan keahlian Epic Games yang dikombinasikan dengan teknologi Sony akan mempercepat pengembangan ruang digital dalam dunia olahraga dan bragam produk virtual perusahaan,” jelasnya.

Konser Musik Virtual di Metaverse

Industri hiburan nampak terus menunjukkan tajinya di dunia metaverse. Setelah membangun metaverse miliknya sendiri yang bernama Snoopverse, Snoop Dogg itu terus mengasah kemampuannya di metaverse dengan meluncurkan video musik yang berjudul “House I Built”.

Dalam video klipnya, musisi asal Amerika Serikat itu juga memerlihatkan avatar dirinya yang muncul di atas panggung. Konten tersebut diambil dari proyek metaverse besutannya yang tengah dibangun. Di ruang virtual buatannya, setiap pengguna yang membeli lahan bisa menjelajah versi virtual rumah Snoop Dogg dan menonton konser musik secara virtual.

Tak berhenti sampai di sana, keseriusan Snoop Dogg dalam mengembangkan dunia metaverse diwujudkan melalui akuisisi hak atas eks perusahaan labelnya, yaitu Death Row Records. Snoop Dogg kemudian meluncurkannya kembali agar bisa fokus pada dunia Web 3.

Selain itu, beragam konser virtual di metaverse semakin banyak bermunculan. Epic Games, lewat Fortnite, juga menggelar konser virtual dengan menggandeng artis-artis papan atas; seperti Travis Scott, J Balvin, dan Ariana Grande.

Sebelumnya, pada tahun lalu, Fortnite juga sudah meluncurkan seri konser Soundwave yang menampilkan artis pop non-Amerika.

Industri Hiburan Virtual Dorong Pemanfaatan Metaverse

Technavio melansir, salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan sektor hiburan di metaverse global adalah tingginya belanja konsumen dalam seluruh konser virtual. Penjualan teknologi imersif, seperti augmented reality (AR) dan virtual reality (VR), juga bisa semakin terdongkrak.

Mengacu pada data Departemen Kebudayaan, Digital, Media dan Olahraga; pada tahun 2020 lalu penjualan AR dan VR bahkan mencapai US$128,36 miliar.

Meski begitu, perkembangan metaverse juga perlu diwaspadai. Privasi dan keamanan masih menjadi masalah utama bagi banyak pengembang. Platform metaverse dalam operasionalisasinya mengumpulkan dan memproses informasi dalam jumlah besar; meliputi data pengguna hingga lingkungannya. Oleh karena itu, hal tersebut berpotensi mengancam privasi pengguna, jika peretas melancarkan serangan dan membobol akses di platform terkait.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik pengajuan paten Sony Music untuk NFT dan metaverse ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram Be[In]Crypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori