Lihat lebih banyak

Akun Twitter Robinhood Diretas, Pelaku Tawarkan Token RBH untuk Jerat Korban

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Akun Twitter Robinhood diretas dan digunakan untuk menawarkan token baru bernama $RBH, yang ditawarkan dengan harga awal US$0,0005 per token.
  • Berdasarkan penyelidikan, pihak Robinhood meyakini bahwa penyebab dari aksi peretasan tersebut berasal dari vendor pihak ketiga.
  • Meskipun belum ada penjelasan resmi dari pihak Robinhood atas nilai kerugian yang dialami pengguna, namun beberapa akun Twitter mengaku kehilangan mulai dari ribuan hingga ratusan ribu dolar AS dari peristiwa tersebut.
  • promo

Media sosial masih menjadi target empuk bagi pelaku kejahatan untuk melancarkan aksinya. Pada tanggal 25 Januari kemarin, akun Twitter platform trading Robinhood mengalami peretasan. Akun Twitter Robinhood yang sudah diretas digunakan untuk membohongi calon korbannya. Dari aksi tersebut, pelaku kejahatan menawarkan token tertentu dengan harga murah untuk menarik perhatian korbannya.

Karena kampanye tersebut dilakukan di akun media sosial resmi Robinhood, tentu saja pengguna bisa dengan mudah terkecoh dan kemudian mengikuti program tersebut. Meskipun belum ada penjelasan resmi dari pihak Robinhood atas nilai kerugian yang dialami pengguna, namun beberapa akun Twitter mengaku kehilangan mulai dari ribuan hingga ratusan ribu dolar AS dari peristiwa tersebut.

Peristiwa itu terjadi pertama kali terendus oleh akun pseudonim @tier10k. Dalam utas Twitter, @tier10k mengungkapkan kemungkinan bahwa akun Robinhood diretas. Selang beberapa lama kemudian, melalui akun Twitter resminya, Robinhood mengakui bahwa terdapat unggahan tidak sah dari akun Twitter, Instagram, dan Facebook mereka.

Perusahaan yang didirikan oleh Vladimir Tenev dan Baiju Bhatt itu juga langsung bertindak cepat dan menghapus semua unggahan ilegal tersebut di ketiga akun media sosialnya.

“Berdasarkan penyelidikan yang sedang berlangsung, perusahaan yakin bahwa sumber dari insiden tersebut berasal dari vendor pihak ketiga,” ungkap pihak Robinhood.

Peretas Robinhood Manfaatkan Binance

Dalam unggahan palsu tersebut, peretas menawarkan token baru yang disebut $RBH. Token yang diklaim berada di jaringan Binance Smart Chain (BSC) itu ditawarkan dengan harga awal US$0,0005 per token.

Akun pseudonim lainnya yang mengaku sebagai “detektif dunia maya”, yakni @zachxbt mengungkapkan bahwa penipu mendapatkan dananya lewat Binance. Melihat hal tersebut, founder sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Binance, Changpeng Zhao (CZ), mengaku sudah mendapatkan informasi dari tim keamanannya dan langsung melakukan tindakan penguncian akun untuk kepentingan investigasi.

Lalu, pada unggahan lanjutannya, Zach mengungkapkan bahwa peretas hanya berhasil meraup US$7 ribu dari aksi peretasan yang dilakukannya.

Kejadian ini bukanlah kali pertama Robinhood mengalami peretasan. Pada November 2021, Robinhood juga mengaku bahwa platform miliknya telah dijebol. Dari peretasan tersebut, pelaku berhasil mencuri 5 juta alamat email pelanggan dan 2 juta nama pelanggan.

Jumlah tersebut belum termasuk kumpulan kredensial yang juga berhasil diambil oleh peretas untuk melancarkan aksi berikutnya. Meski begitu, perusahaan percaya diri bahwa data yang berhasil dicuri bukanlah data yang berisi nomor jaminan sosial, nomor rekening bank ataupun nomor kartu debit pelanggan.

“Peretas kemudian meminta sejumlah dana untuk pemerasan atas pencuran data. Perusahaan langsung menghubungi penegak hukum untuk menyelidiki kejadian tersebut,” ungkap Robinhood.

Media Sosial Jadi Tambang Emas bagi Penipu

Peretasan kripto crypto hack crypto scam

Komisi Perdagangan Federal (FTC) pernah mengungkapkan bahwa media sosial kerap menjadi sasaran bagi penipu kripto untuk melancarkan aksinya. Dengan luasnya eksposur di media sosial, peretas bisa membuat persona palsu untuk kemudian memperdaya calon korbannya.

Lebih dari 95 ribu orang melaporkan telah mengalami penipuan dari media sosial dengan nilai kerugian mencapai US$770 juta di 2021. Jumlah tersebut mencapai 25% dari total kerugian yang dilaporkan dari semua aktivitas kejahatan pada tahun yang sama.

“Media sosial adalah alat ampuh bagi penipu untuk melakukan penipuan investasi, utamanya yang melibatkan investasi kripto palsu. Lebih dari setengah konsumen melaporkan kerugian investasi yang awalnya dimulai lewat media sosial,” jelas pihak FTC.

FTC mencatat bahwa platform teratas yang paling banyak digunakan untuk media penipuan investasi kripto adalah Instagram yang mencapai 32%. Lalu, posisi berikutnya ditempati oleh Facebook (26%) dan WhatsApp (9%). Laporan juga menunjukkan bahwa korban awalnya terpengaruh dengan iklan ataupun unggahan yang terdapat di media sosial, sebelum akhirnya menyadari bahwa aktivitas tersebut adalah penipuan.

Bagaimana pendapat Anda tentang peretasan yang terjadi pada akun Twitter Robinhood? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori