Trusted

Consensys Beber 4 Alasan Ethereum Bukan Sekuritas

3 mins
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • SEC bisa saja mengklasifikasikan Ethereum sebagai sekuritas. Kabar ini pun menyulut kontroversi.
  • Sifat desentralisasi yang Bitcoin miliki menunjang statusnya sebagai aset di luar sekuritas.
  • Nyatanya, transisi Ethereum dari PoW ke PoS tidak memengaruhi klasifikasinya.
  • promo

Ethereum tengah berada di bawah pengawasan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC), yang mengisyaratkan peluang untuk mengklasifikasikannya sebagai sekuritas. Langkah ini pun menuai kontroversi, khususnya menyusul pernyataan mereka di tahun 2018 yang secara gamblang menyebut Ethereum tidak memenuhi kriteria sebagai sekuritas.

Perusahaan perangkat lunak blockchain Consensys dengan tegas menentang pertimbangan ulang SEC terkait status Ethereum. Berikut empat alasan kuat mengapa Ethereum tidak seharusnya dianggap sebagai sekuritas.

1. Riwayat Sikap SEC terhadap Ethereum

Pada tahun 2018 silam, William Hinman, yang kala itu menjabat sebagai Direktur Divisi Keuangan Korporasi di SEC, menyampaikan pidato penting yang menyatakan bahwa Ethereum tidak dianggap sebagai sekuritas.

“Mengesampingkan penggalangan dana yang menyertai penciptaan [Ethereum], berdasarkan pemahaman saya tentang keadaan [Ethereum] saat ini, jaringan Ethereum dan struktur desentralisasinya, penawaran dan penjualan [Ethereum] saat ini bukanlah transaksi sekuritas,” ujar Hinman.

Sikap historis SEC ini menjadi landasan utama argumen yang menentang upaya klasifikasi ulang mereka saat ini. SEC sendiri belum secara resmi menarik pernyataan ini, sehingga menimbulkan praduga kuat yang mendukung status non-sekuritas Ethereum saat ini.

“Berdasarkan poin Direktur Hinman di tahun 2018, tidak ada perbedaan antara sekarang dan 2018. Saat ini, dalam hal teori dan keterbukaan, jumlah orang yang mengembangkan dan bekerja pada Ethereum dan telah mengadopsinya justru lebih luas daripada sebelumnya,” kata juru bicara Consensys kepada BeInCrypto.

Oleh karena itu, perubahan perspektif SEC yang tiba-tiba ini, tanpa bukti baru yang substansial ataupun perubahan keadaan, nampak tidak berdasar dan terkesan sewenang-wenang menantang panduan regulasi sebelumnya.

2. Klasifikasi sebagai Komoditas oleh CFTC

Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC), otoritas regulasi lain di AS, secara konsisten mengakui Ethereum sebagai komoditas. Paling baru, dalam tindakan penegakan hukum perdata yang melibatkan crypto exchange KuCoin, CFTC dengan tegas mengklasifikasikan Ethereum sebagai komoditas.

“KuCoin meminta dan menerima order, menerima properti sebagai margin, dan mengoperasikan fasilitas untuk perdagangan futures, swap, dan transaksi ritel yang menggunakan leverage, margin, atau pendanaan yang melibatkan aset digital yang merupakan komoditas termasuk Bitcoin (BTC), Ether (ETH), dan Litecoin (LTC),” demikian bunyi pernyataan kepatuhan tersebut.

Klasifikasi ini mendukung pemahaman pasar yang lebih luas dan penanganan regulasi Ethereum, yang semakin menekankan peran dan fungsinya yang berbeda dari sekuritas. Menurut juru bicara Consensys, riwayat dua pengakuan oleh SEC dan CFTC memperkuat argumen bahwa Ethereum beroperasi dalam kerangka regulasi yang berlaku untuk komoditas, bukan sekuritas.

“SEC telah secara tegas menyatakan selama beberapa tahun bahwa Ethereum adalah komoditas. Jadi, saya rasa Anda tidak perlu melihat lebih jauh dari apa yang terus-menerus dikatakan CFTC dan apa yang SEC katakan di masa lalu untuk mencapai hasil yang benar dalam kasus ini,” tambah juru bicara Consensys.

3. Desentralisasi dan Protokol Terbuka (Open Protocol)

Inti dari arsitektur Ethereum terletak pada desentralisasinya. Berbeda dengan sekuritas, yang biasanya dikelola oleh entitas pusat untuk kepentingan pihak orang dalam dengan informasi yang tidak seimbang, Ethereum beroperasi pada platform di mana semua informasi dapat diakses secara terbuka.

Tata kelola dan protokol operasional jaringan ini tidak bergantung pada sebuah kelompok terpusat. Oleh karena itu, aspek ini mampu menangkis alasan utama klasifikasi sebagai sekuritas untuk melindungi investor dari ketimpangan informasi.

“Tidak perlu diragukan lagi bahwa Ethereum itu terdesentralisasi. Tidak ada masalah ataupun kelompok inti, tidak ada kelompok pengembangan inti yang memiliki informasi orang dalam yang istimewa, yang umumnya harus ada dalam sebuah badan usaha agar dianggap sebagai sekuritas,” kata juru bicara Consensys kepada BeInCrypto.

Atribut fundamental Ethereum ini selaras dengan prinsip-prinsip yang pada awalnya memandu keputusan SEC di tahun 2018 silam.

4. Ketidakrelevanan Transisi Mekanisme Konsensus

SEC mengutip transisi Ethereum baru-baru ini dari mekanisme konsensus proof-of-work (PoW) ke proof-of-stake (PoS) sebagai alasan potensial untuk klasifikasi ulang. Namun faktanya, perubahan ini tidak secara inheren memengaruhi sifat inti operasi Ethereum ataupun klasifikasinya sebagai non-sekurititas.

“Jika Anda menyaksikan pidato Direktur Hinman di tahun 2018 ketika dia mengatakan bahwa Ethereum bukanlah sekuritas, dia tidak mendasarkannya pada PoW atau PoS. Mekanisme konsensus tidak relevan,” pungkas juru bicara Consensys.

Nyatanya, transisi Ethereum ke PoS tidak memperkenalkan elemen-elemen khas sekuritas, seperti dividen atau hak kepemilikan dalam perusahaan terpusat. Alih-alih, ini hanya sebatas evolusi teknis yang akan meningkatkan efisiensi serta keberlanjutan tanpa mengubah karakter fundamental yang terdesentralisasi dari platform ini.

Kesimpulannya, pertimbangan ulang SEC terhadap Ethereum sebagai sekuritas tidak relevan lagi untuk jadi bahan kajian. Hal ini terutama ketika mempertimbangkan perlakuan regulasi historis platform, klasifikasi oleh badan regulasi lain, sifat desentralisasi, dan ketidakrelevanan mekanisme konsensus internalnya dengan undang-undang sekuritas.

Bagaimana pendapat Anda tentang 4 alasan Ethereum bukan sekuritas versi Consensys ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori