Data publik dari beberapa crypto exchange menunjukkan bahwa aliran modal dalam jumlah jumbo telah menguap dari pasar selama bulan lalu. Tren tersebut dipercaya dapat memengaruhi momentum harga kripto secara jangka pendek di pasaran.
Karena hal itu pula, aset kripto nomor wahid, Bitcoin (BTC) juga berisiko mengalami tekanan di bulan Oktober ini. Meski demikian, ekspektasi investor untuk Q4 tetap sangat positif.
Sebagian Besar Crypto Exchange Catat Arus Keluar
Data CEX Transparency dari Defillama, yang melacak arus masuk dan keluar dari alamat wallet publik berbagai bursa, memungkinkan investor untuk memantau pergerakan modal. Data menunjukkan bahwa 9 dari 10 bursa yang dipantau melaporkan arus masuk negatif dalam sebulan terakhir.
Total jumlah dana yang mengalir keluar dari 10 bursa ini mencapai lebih dari US$2,68 miliar atau lebih dari Rp41,97 triliun, termasuk altcoin dan stablecoin.
Dengan mengacu pada data Nansen, seseorang dapat mengevaluasi seberapa banyak likuiditas stablecoin yang telah keluar dari bursa selama bulan lalu. Data menunjukkan bahwa saldo stablecoin di bursa telah menurun tajam dari US$38,5 miliar menjadi US$35 miliar. Kondisi itu menunjukkan penurunan sebesar US$3,5 miliar.
Dengan demikian, mayoritas arus keluar yang terjadi di exchange dalam bulan terakhir di dominasi oleh stablecoin. Padahal, secara umum masuknya stablecoin ke crypto exchange dipandang sebagai tanda adanya potensi tekanan beli.
Namun, ketika stablecoin mengalir keluar, pasar menjadi kekurangan momentum untuk pergerakan harga ke atas, yang menandakan bahwa investor belum siap untuk menambah portofolio mereka.
- Baca Juga: Shiba Inu Alami Arus Keluar Bursa Sebesar 57 Miliar yang Meledak: Apa Artinya bagi Harga SHIB
BlackRock Catat Arus Keluar Dalam Jumlah Besar di 2024
BlackRock kini memiliki total Bitcoin yang melebihi 340.000 BTC. Setiap aktivitas entitas raksasa ini sangat diawasi karena mencerminkan ekspektasi investor institusional.
Data CryptoQuant menunjukkan bahwa alamat on-chain yang terkait dengan ETF BlackRock mengalami penarikan 256 BTC, yang menandai penarikan terbesar kedua di tahun ini. Grafik menunjukkan bahwa akumulasi BlackRock telah melambat dibandingkan awal tahun 2024.
BlackRock jarang melakukan penarikan dana, dengan arus keluar besar terakhir terjadi pada Mei ketika Bitcoin turun di bawah US$60.000. Perlambatan dalam akumulasi dan penarikan terbaru ini berpotensi menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor ritel.
Data ETF Net Inflow dari Coinglass juga mengungkapkan bahwa, selama lima hari perdagangan pertama di Oktober, tiga hari diantaranya mencatat arus masuk negatif. Situasi itu menunjukkan kehati-hatian di kalangan investor ETF Bitcoin pada bulan Oktober.
Jika arus keluar stablecoin terus berlanjut dan saldo Bitcoin di ETF terus menurun, pasar aset kripto mungkin tidak akan mengalami kenaikan signifikan di Oktober. Namun, banyak analis masih memprediksi bahwa Q4 akan menjadi momentum positif untuk Bitcoin.
“Sebagian besar ‘Uptober’ tidak dimulai sampai setelah tanggal 19. Bersabarlah,” ungkap salah satu Investor, Timothy Peterson.
Dengan mengamati perilaku harga masa lalu, Timothy Peterson mencatat bahwa Bitcoin cenderung rebound menjelang akhir bulan.
Bagaimana pendapat Anda tentang derasnya aliran dana keluar dari crypto exchange global ini dan bagaimana dampaknya terhadap pasar kripto? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.