Amazon, salah satu raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS), bakal ikut meramaikan industri artificial intelligence (AI). Melalui salah satu entitas usahanya, yakni Amazon Web Services (AWS), perusahaan dikabarkan bakal menggarap platform berbasis generative AI yang bisa membantu konsumen dalam memenuhi kebutuhannya.
Demi memuluskan aksinya, AWS siap menggelontorkan dana sebesar US$100 juta atau sekitar Rp1,4 triliun guna membangun infrastruktur awal yang dinamakan AWS Generative AI Innovation Center.
Langkah yang dilakukan AWS menyusul dua perusahaan raksasa teknologi global yang sudah terjun lebih awal mengembangkan ekosistem kecerdasan buatan, yaitu Microsoft dan Google.
Microsoft sudah jauh lebih dulu mengembangkan sistem AI. Sebelum akhirnya menjadi salah satu pemodal dalam tim OpenAI, yang merupakan pengembang ChatGPT, Microsoft ternyata berniat menciptakan komputer AI super yang dinamakan Azure.
Sementara itu, Google juga baru saja meluncurkan layanan generative AI yang bisa diakses secara umum pada awal bulan ini. Proyek bernama PaLM 2 itu digadang-gadang bisa menjawab berbagai kebutuhan informasi masyarakat dengan lebih humanis.
Namun, pengembangan yang dilakukan oleh AWS akan berbeda dengan pendahulunya. Dalam platform anyar itu, AWS mengeklaim bisa membantu klien di banyak hal. Misalnya, perawatan kesehatan, layanan keuangan hingga manufaktur untuk membangun aplikasi yang disesuaikan dengan teknologi baru.
Di samping itu, nantinya, para pengguna juga bisa terhubung langsung dengan pakar berbentuk AI dan machine learning di AWS.
“Tujuannya adalah untuk membantu menjual lebih banyak layanan cloud dan meyakinkan klien untuk beralih ke AWS saat mereka sedang membangun aplikasi generative AI baru,” jelas AWS sebagaimana dilaporkan oleh Bloomberg.
Sudah Punya Pengguna Awal
Lebih lanjut, Amazon mengeklaim bahwa saat ini, sudah terdapat beberapa entitas yang akan menjadi pengguna awal pusat inovasi yang dibangun AWS. Entitas yang dimaksud adalah Highspot, Inc. dan Twilio, Inc. Keduanya juga disebut akan menjual perangkat lunak yang akan dikembangkan oleh platform baru itu.
Sebelum ini, pada April kemarin, Amazon sudah mengumumkan rencananya untuk merilis platform AI yang disebut mampu dimonetisasi. Alih-alih menciptakan layanan untuk masyarakat umum, Amazon membangun sebuah layanan yang memungkinkan entitas korporasi merevolusi pekerjaan dan kreativitas.
Tidak hanya itu, AWS juga memperluas pengembangan AI mereka dengan membuat chip untuk mengefisiensikan perangkat lunak berbasis AI. Kepala Eksekutif AWS, Adam Selipsky, mengatakan bahwa hal tersebut merupakan hal yang wajar, karena ke depannya akan terdapat banyak penemuan baru yang dilakukan oleh banyak perusahaan.
“Perusahaan [AWS] percaya bahwa pelanggan akan membutuhkan banyak model generative AI untuk tujuan yang berbeda, karena tidak mungkin satu model pengembangan bisa melayani semua kebutuhan pelanggan,” jelas Selipsky.
- Baca Juga: McKinsey: AI Berpotensi Mendisrupsi Sebagian Besar Pekerjaan dengan Gaji Tinggi di Tahun 2045
Generative AI Bisa Tumbuh hingga US$1,3 Triliun
Melihat sepak terjang ChatGPT dan beberapa layanan artificial intelligence lainnya, beberapa analis optimistis bahwa pengembangan AI ke depannya bakal moncer.
Analis Bloomberg Intelligence, Mandeep Singh, mengungkapkan bahwa di tahun 2032 mendatang, generative AI bisa betrumbuh mencapai US$1,32 triliun. Asumsi itu disandarkan pada kemampuan sistem kecerdasan buatan yang mampu menghasilkan gambar, teks, audio, dan video baru.
Kemudian, perusahaan konsultan global McKinsey bahkan lebih optimistis lagi. Mereka memprediksi kontribusi generative AI bisa mencapai US$2,6 triliun hingga US$4,4 triliun per tahun di 63 kasus penggunaan. Jumlah tersebut lebih besar dari produk domestik bruto (PDB) Inggris di 2021 yang mencapai US$3,1 triliun.
“Generative AI memiliki potensi untuk mengubah anatomi pekerjaan serta menambah kemampuan pekerja individu dengan mengotomatiskan aktivitas mereka. Di sektor perbankan saja, penerapan generative AI bisa menambah nilai sebesar US$200 miliar hingga US$340 miliar per tahun,” jelas McKinsey.
Bagaimana pendapat Anda tentang langkah Amazon untuk menekuni sektor generative AI? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.