Jelang rilis minutes meeting FOMC Juli dan pidato Ketua The Fed, Jerome Powell di simposium Jackson Hole pada 22 Agustus mendatang, banyak pelaku pasar yang cemas terhadap keputusannya kelak. Banyak pihak memandang bahwa pemotongan suku bunga Amerika Serikat (AS) di September bakal mengalami penundanaan, membuat harga Bitcoin cs rontok.
Pada hari ini, harga Bitcoin (BTC) mengalami koreksi 3,2% dan menyentuh level US$113.000. Sementara altcoin lainnya seperti ADA, SEI, PENGU dan juga POL mengalami koreksi lebih dalam, yakni mencapai 6% dalam 24 jam terakhir.
Namun menariknya, pasar saham AS seakan tidak mengalami gangguan berarti. S&P 500 hanya mencatatkan penurunan 0,59% dan Nasdaq melemah hampir 1,5%.
Merespons kondisi itu, Analis Reku, Fahmi Almuttaqin menjelaskan pasar yang cemas merupakan imbas dari semakin kecilnya peluang pemangkasan suku bungadan sejumlah faktor lainnya.
“Faktor tersebut meliputi tekanan tarif yang berpotensi mendorong kenaikan inflasi lebih tinggi, yang mendapat dukungan dari sinyal korporasi terkait pembebanan biaya tarif ke konsumen. Selain itu, sinyal ekonomi campuran antara pelemahan tenaga kerja dan permintaan tetap kuat,” jelas Fahmi.
Menurutnya, situasi saat ini kembali menegaskan korelasi dan pengaruh dinamika kebijakan moneter AS terhadap pasar kripto.
Investor Ambil Langkah Antisipatif
Dalam kacamata Fahmi, simposium Jackson Hole akan menjadi panggung krusial yang bisa mempertegas arah tren makro Paman sam. Jika Powell mengirim sinyal hawkish, tekanan jual di kripto dan saham bisa semakin dalam, dan volatilitas tetap tinggi.
Sebaliknya, kejutan dovish bisa menjadi katalis bagi terjadinya rebound secara cepat. Mengacu analisis DataTrek, S&P 500 secara historis mencatat kenaikan sekitar 0,9% dalam lima hari perdagangan sebelum dan sesudah pidato The Fed di Jackson Hole.
Namun tahun ini, pasar belum mengikuti pola ini, sehingga membuka potensi momentum rebound setelah acara tersebut.
“Investor sepertinya sedang mengambil langkah antisipastif terhadap potensi sinyal negatif dari The Fed bahwa kenaikan inflasi kembali dianggap mengkhawatirkan imbas kebijakan tarif AS yang mulai semakin berdampak,” tambah Fahmi.
Namun, terlepas dari tekanan yang muncul di sisi kebijakan perdagangan dan ketidakpastian arah moneter, sejarah menunjukkan bahwa momentum bullish kembali pasca Jackson Hole.
Dalam kacamata Fahmi, momentum koreksi juga menarik untuk menjadi peluang buy the dip. Titik US$112.000 akan menjadi level support yang cukup krusial, jika bisa bertahan akan berpotensi kuat menjaga tren positif yang ada.
Bagaimana pendapat Anda tentang level support krusial Bitcoin ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
