Trusted

Analisis Supply Shock Bitcoin (BTC), Willy Woo: “Sepertinya Agak Undervalued”

3 mins
Oleh
Diterjemahkan Jakub Dziadkowiec
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Willy Woo membandingkan Highly Liquid Supply Shock Oscillator dengan harga historis Bitcoin (BTC).
  • Dalam 3 dari 5 kasus, posisi terendah dari indikator tersebut sesuai dengan posisi terendah harga BTC.
  • Terkadang, kondisi seperti ini menjadi konfirmasi atas kondisi bearish pada pasar.
  • promo

Willy Woo adalah salah satu pionir analisis on-chain dan menciptakan indikator Bitcoin berdasarkan data langsung dari blockchain. Dalam sebuah cuitan di Twitter baru-baru ini, ketika menganalisis indikator supply shock Bitcoin, ia menyatakan bahwa “koin oranye ini nampaknya agak undervalued.”

Faktanya, Willy Woo menuliskan komentar pada grafiknya dalam cara yang agak ironis, karena terlihat jika indikator yang ia diskusikan sangat oversold. Pada grafik tersebut, analis ini menyajikan Highly Liquid Supply Shock Oscillator dan membandingkannya dengan sejarah harga BTC. Kita bisa melihat apabila indikator ini sedang berada di all-time low (ATL).

Sumber: Twitter

Selanjutnya, Willy Woo menuliskan, “Bukanlah suatu waktu yang buruk bagi para investor untuk menunggu hukum mean reversion untuk bermain.” Ia merujuk pada sebuah teori dalam analisis teknikal yang menunjukkan volatilitas harga aset dan return historis pada akhirnya kembali ke rata-rata jangka panjang atau level mean untuk seluruh kumpulan data.

Dalam kasus oscillator yang dimaksud, berarti grafiknya pada akhirnya akan memantul ke atas. Hal ini akan menyebabkan peningkatan pasokan yang sangat likuid. Apa korelasi proses ini dengan harga historis BTC?

Posisi Rendah dalam Indikator Highly Liquid Supply Shock Oscillator vs. Harga Bitcoin

Yang paling penting, ada baiknya melihat ke periode ketika Highly Liquid Supply Shock Oscillator mencapai level sangat oversold. Grafik di bawah ini mensejajarkan titik-titik terendah dalam indikator dengan harga BTC.

Sumber: Twitter

Kita lihat bahwa dalam 3 dari 5 kasus, posisi terendah pada supply shock oscillator bertepatan dengan posisi terendah makro pada harga BTC. Kondisi ini merupakan kasus dalam contoh nomor 1, 3, dan 4. Oscillator memantul dari dasar, dan harga Bitcoin tidak pernah kembali ke level terendah seperti itu setelahnya.

Namun, dalam 2 dari 5 kasus, posisi terendah dari oscillator tidak menandai dasar absolut dari harga BTC. Kondisi ini terjadi dalam kasus nomor 2 dan 5. Benar, level rendah dari indikator memberikan sinyal dasar lokal bagi harga Bitcoin, tetapi harganya kemudian turun lebih rendah (perhatikan garis oranye). Menariknya, dasar BTC berikutnya tercapai pada nilai oscillator yang lebih tinggi.

Korelasi Tren

Cara lain untuk melihat korelasi antara 2 grafik yang dibagikan oleh Willy Woo adalah dengan menganalisa potensi tren. Secara hipotesis, seseorang bisa mengasumsikan jika dasar dari oscillator ini sesuai dengan bagian bawah harga Bitcoin, maka begitu tercapai, ia bisa berharap untuk memulai uptrend pada kedua grafik.

Memang, analisis historis menyediakan banyak contoh dari korelasi positif tersebut. Paling sering mereka melibatkan uptrend dinamis yang mengikuti periode akumulasi yang diperpanjang. Dua kasus seperti itu muncul dalam bull market tahun 2012-2013 silam, kemudian dua kasus lagi di tahun 2016-2017, dan dua kasus lain pada tahun 2020-2021 (lihat bagian yang ditandai warna hijau).

Sumber: Twitter

Akan tetapi, terkadang peningkatan dalam Highly Liquid Supply Shock Oscillator tidak menyebabkan kenaikan harga Bitcoin. Kita melihat 3 contoh seperti itu, antara lain 2 contoh saat bear market 2014-2015 dan 1 contoh saat bear market 2018. Pada saat itu, harga Bitcoin antara jatuh atau berada di tren sideways. Kondisi ini adalah konfirmasi bear market jangka panjang.

Sumber: Twitter

Kesimpulan

Saat ini, indikator supply shock yang disajikan oleh Willy Woo berada di ATL-nya. Kondisi ini berpotensi menjadi sinyal bullish untuk harga Bitcoin. Meski demikian, agar bisa terkonfirmasi, menurut komentar Willy Woo, indikator tersebut pertama-tama harus kembali dulu pada titik mean.

Selain itu, Bitcoin harus melanjutkan pergerakan uptrend-nya. Jika hal ini tidak terjadi, maka kenaikan Highly Liquid Supply Shock Oscillator dapat berujung pada penurunan atau pergerakan sideway dari harga BTC.

Untuk analisis Bitcoin (BTC) terbaru dari Be[In]Crypto, klik di sini.

Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

91fede6fd9bb30cda0f788b1372d931a?s=120&d=wp_user_avatar&r=g
Jakub Dziadkowiec
PhD dan asisten profesor di sebuah universitas internasional di Lublin, Polandia. Menghabiskan 10 tahun mempelajari filosofi alam dan ilmu olahraga. Penulis 4 buku dan dua lusin artikel ilmiah. Sekarang, ia menggunakan pikirannya untuk kepentingan komunitas kripto. Penggemar analisis teknis, pejuang Bitcoin, dan pendukung kuat ide desentralisasi. Duc in altum!
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori