Penurunan harga Bitcoin (BTC) masih berlanjut dan kini memasuki hari ketiga di bulan April. Harga BTC sempat turun menyentuh US$64.673 pada jam-jam awal perdagangan waktu Asia. Namun, tercatat pemulihan ringan dan aset kripto ini diperdagangkan seharga US$66.286 pada saat publikasi.
Penurunan harga baru-baru ini juga menandai level terendah Bitcoin selama tujuh hari terakhir.
Arus Keluar ETF Bitcoin Spot Picu Kekhawatiran Pasar
Para analis mengaitkan penurunan baru-baru ini dengan arus keluar dari exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot yang diperdagangkan di Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data Farside, ETF Bitcoin spot telah mencatat arus keluar kumulatif sebesar US$110,2 juta selama jam-jam awal pasar Asia. ARK 21Shares Bitcoin ETF (ARKB) menjadi kontributor terbesar dalam tren ini, dengan arus keluar sebesar US$87,5 juta. Hal ini menjadi perhatian khusus karena Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) telah lama memimpin arus keluar dari ETF Bitcoin spot sejak 15 Maret 2024.
Selain itu, penting untuk dicatat bahwa data yang muncul selama jam awal pasar Asia ini tidak lengkap. Spesifiknya, data ini tidak menyertakan iShares Bitcoin Trust (IBIT) dari BlackRock, yang telah menerima arus masuk yang konsisten selama periode yang sama.
Meskipun demikian, para ahli percaya bahwa gambaran parsial ini tetap bisa memengaruhi sentimen pasar.
“Dari perspektif algorithmic trading, bot bisa secara otomatis mengambil data ini dan melakukan aksi beli serta jual berdasarkan data ini,” terang Shiliang Tang, presiden Arbelos Markets.
Mengacu pada update terbaru yang telah menyertakan data IBIT, arus kumulatif untuk ETF Bitcoin spot telah berubah menjadi positif, mencatatkan arus masuk sebesar US$40,3 juta. Sejalan dengan itu, harga Bitcoin juga mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan, walaupun singkat.
- Baca Juga: Apa Itu Bitcoin ETF?
Akan tetapi, arus keluar ETF Bitcoin spot mungkin bukan satu-satunya katalis di balik anjloknya harga Bitcoin belakangan ini. Seperti yang BeInCrypto telah laporkan sebelumnya, naiknya imbal hasil obligasi Treasury AS juga turut berperan. Pasalnya, kenaikan ini dapat mengurangi ekspektasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada bulan Mei mendatang.
Segenap analis pasar sekarang memantau dengan jeli keputusan The Fed yang akan datang. Menurut data dari CME Group, terdapat 95% probabilitas bahwa The Fed akan mempertahankan target suku bunganya pada pertemuan bulan Mei nanti.
Terlepas dari penurunan saat ini, para analis pasar tetap optimistis dengan prospek Bitcoin, terutama dalam rangka mengantisipasi agenda halving yang dijadwalkan pada 20 April 2024.
Mark Yusko, CEO dan Chief Investment Officer (CIO) di Morgan Creek Capital, memaparkan optimismenya dalam sebuah wawancara dengan CNBC. Yusko memprediksi harga Bitcoin berpotensi naik dua kali lipat menjadi US$150.000 tahun ini.
“Kenaikan besar biasanya terjadi pasca halving. Harga mulai menunjukkan tren parabolik menjelang akhir tahun. Dan, secara historis, sekitar sembilan bulan setelah halving, yaitu menjelang Thanksgiving atau Natal, kita biasanya menyaksikan puncak harganya sebelum memasuki bear market selanjutnya.”
Mark Yusko, CEO & CIO Morgan Creek Capital
Bagaimana pendapat Anda tentang anjloknya harga Bitcoin (BTC) buntut aksi jual ETF ARKB ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.