Penurunan saham yang terjadi di banyak perusahaan kripto kakap rupanya dimanfaatkan oleh perusahaan manajemen investasi untuk mendapatkan saham dengan harga diskon. Salah satunya adalah Ark Invest. Perusahaan seakan tidak ingin kehilangan momentum untuk mendapatkan ‘saham mercy dengan harga bajaj‘.
Sudah beberapa hari ini, pasar saham di Amerika Serikat (AS) dan pasar perdagangan kripto kompak bergerak liar. Sentimen baru hadir sejak munculnya kabar krisis yang menerpa salah satu bursa kripto global, yaitu FTX.
Selama ini, FTX menjadi salah satu perusahaan kripto yang digadang-gadang jauh dari bangkrut. Namun, temuan dalam beberapa hari terakhir justru mengungkapkan bahwa mereka tengah menghadapi tekanan keuangan yang hebat.
Di awal minggu ini, sempat muncul rencana bahwa Binance bakal menjadi juru selamat bagi FTX dengan melakukan akuisisi. Sayangnya, niatan itu terpaksa kandas di tengah jalan, lantaran FTX dinilai tidak lulus hasil uji tuntas (due diligence) Binance.
Terlepas dari drama perjalanan aksi anorganik tersebut, perdagangan saham untuk sektor kripto di AS ikut terguncang akibat kondisi yang FTX alami. Misalnya, MicroStrategy, Inc., yang notabene adalah perusahaan terbuka dengan jumlah simpanan Bitcoin terbanyak. Harga saham MSTR dalam 5 hari terakhir sudah tertekan 29,61% ke level US$170,36.
Sementara itu, saham bank yang terkenal ramah dengan aset kripto, yaitu Silvergate Capital (SI), juga terjerembab 33,29% ke level US$34,69. Meskipun dilaporkan tidak memiliki aset kripto, namun Silvergate juga tak luput dari sentimen negatif. Pasalnya, mereka menjadi operator jaringan yang membantu investor institusional untuk berdagang kripto.
Seakan tidak mau kalah, saham salah satu bursa kripto yang terdaftar di Nasdaq, yakni Coinbase Global, Inc. (COIN), pun bernasib sama. Saham perusahaan dalam lima hari ke belakang sudah tersungkur 22,56% ke level US$45,98.
ARK Invest Salurkan Saham COIN ke Produk ETF
ARK Invest, salah satu perusahaan manajemen investasi ternama, rupanya cukup lihai dalam memanfaatkan kesempatan ini. Mengacu pada laporan perdagangan harian ARK Invest, perusahaan diketahui memborong 420.949 saham Coinbase dengan harga US$21,4 juta. Sebagian besar dari saham tersebut disalurkan ke produk exchange traded fund (ETF) ARKK. Jumlahnya mencapai 330.000 saham.
Kemudian, sebanyak 54.466 saham didistribusikan ke Ark Next Generation ETF (ARKW) dan 36.022 saham ke ARK Fintech Innovation ETF (ARKF).
ARK Invest diketahui merupakan salah satu pemegang saham Coinbase terbesar di Nasdaq.
Transaksi pembelian kali ini membuat jumlah kepemilikan ARK Invest di Coinbase Global, Inc. sampai dengan hari ini mencapai 3,7%. Persentase tersebut meningkat bila dibandingkan dengan kepemilikan saat 11 Oktober kemarin, yang hanya mencapai 3,52%.
Artinya, dalam kurun waktu 1 bulan, perusahaan sudah menambah eksposurnya ke Coinbase. Kendati demikian, per hari ini, ARK Invest mencatatkan nilai aktiva bersih (NAB) dari produk ARKK Innovation ETF di level US$32,61; dengan imbal hasil negatif 60,11% secara year-to-date (YTD).
Diperlukan Kebijakan Ramah Kripto
Hal tersebut sebenarnya memperlihatkan optimisme dari perusahaan keuangan dunia terhadap industri kripto. Terkait hal tersebut, Catherine Wood, CEO ARK Invest, mengatakan bahwa kebijakan yang ramah terhadap kripto, seperti peluang pemotongan pajak, akan mendukung adanya inovasi.
Sebagai informasi, saat ini, tarif pajak kripto di Amerika Serikat terbagi atas 2 kategori. Pertama, 37% dari keuntungan kripto yang dimiliki kurang dari satu tahun. Lalu, kategori yang kedua adalah 0% hingga 20% untuk aset kripto yang dimiliki lebih dari satu tahun.
Walau tarik menarik pengawasan kripto antara SEC dan FTC masih kerap terjadi, tetapi regulator keuangan lainnya, yaitu Internal Revenue Service (IRS), sudah memiliki pandangannya sendiri. IRS menganggap bahwa aset kripto merupakan ‘properti’ kena pajak.
Demi mengejar para pengemplang pajak, melalui Divisi Investigasi Kriminal, IRS tengah mengumpulkan ratusan kasus kripto untuk segera dipublikasikan.
Jim Lee, selaku Kepala Divisi Investigasi Kriminal, mengatakan bahwa kasus-kasus tersebut melibatkan transaksi off-ramp, yang mana aset digital dikonversi dengan mata uang fiat.
“Selain itu, juga termasuk mereka yang dibayar dengan aset kripto, tetapi tidak melakukan pelaporan,” ucap Jim Lee.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.