Arkham Intelligence, platform analitik blockchain, mengeklaim bahwa mereka telah berhasil mengidentifikasi alamat Bitcoin (BTC) wallet Tesla dan SpaceX.
Secara gabungan, Bitcoin wallet yang ditandai milik perusahaan kendaraan listrik dan antariksa itu saat ini bernilai sekitar US$1,34 miliar.
“Kami telah mengidentifikasi kepemilikan Bitcoin di Tesla dan SpaceX. Kami adalah pihak pertama yang secara publik mengidentifikasi kepemilikan mereka,” ungkap pihak Arkham pada hari Kamis (7/3).
Adapun Tesla diperkirakan memiliki 11,51 ribu Bitcoin (US$780 juta) di 68 alamat, dan SpaceX memiliki 8,29 ribu Bitcoin (US$560 juta) di 28 alamat.
Pihak Arkham meyakini bahwa aliran dana on-chain yang mereka identifikasi cocok dengan laporan keuangan Tesla dan SpaceX.
Semula, Tesla membeli Bitcoin senilai US$1,5 miliar pada Januari 2021, dan menjual Bitcoin sebanyak 2 kali yang secara total bernilai US$1,2 miliar.
Menariknya, Arkham meyakini bahwa Tesla sempat menerima pembelian mobil menggunakan BTC sehingga kepemilikan Bitcoin Tesla bertambah meski telah menjualnya sebagian.
Potensi Tesla Manfaatkan Bitcoin di Masa Depan
Pada 24 Maret 2021, Elon Musk, selaku pendiri SpaceX dan CEO Tesla, mengumumkan bahwa orang-orang di Amerika Serikat (AS) dapat membeli kendaraan Tesla dengan Bitcoin.
“Tesla hanya menggunakan software internal dan open-source serta mengoperasikan node Bitcoin secara langsung. Bitcoin yang dibayarkan ke Tesla akan dipertahankan sebagai Bitcoin, tidak dikonversi menjadi mata uang fiat.”
Namun, dalam perkembangannya pada 13 Mei 2021, Elon Musk mengatakan bahwa Tesla akan berhenti menerima pembayaran dalam bentuk Bitcoin.
Kala itu, alasan yang dipakai adalah peningkatan pesat penggunaan bahan bakar fosil untuk Bitcoin mining, terutama bersumber dari batu bara yang memiliki emisi terburuk dibandingkan dengan bahan bakar apa pun.
“Cryptocurrency adalah ide yang bagus dalam banyak hal, dan kami yakin ini memiliki masa depan yang menjanjikan. Namun, hal itu tidak akan berdampak besar terhadap lingkungan. Tesla bermaksud menggunakannya untuk transaksi segera setelah aktivitas Bitcoin mining beralih ke energi yang lebih berkelanjutan,” jelas pihak Tesla saat itu.
Di sisi lain, WSJ pada Agustus 2023 melaporkan SpaceX telah menjual Bitcoin miliknya, meski tidak dijelaskan berapa banyak jumlah BTC yang dijual atau kapan SpaceX menjual Bitcoin miliknya.
Dalam perkembangannya pada September 2023, analis Bloomberg, Jamie Coutts, menyatakan bahwa persentase energi yang dikonsumsi Bitcoin miner dari sumber berkelanjutan telah melampaui 50% dengan penurunan emisi ditambah tingkat hash yang meningkat secara dramatis.
Menurutnya, dorongan terhadap sumber energi terbarukan adalah hasil dari menyebarnya para Bitcoin miner dari Cina usai larangan aktivitas crypto mining di negara tersebut sejak tahun 2021.
Selain itu, pergeseran sumber energi dalam aktivitas Bitcoin mining juga didorong oleh para pelaku di negara-negara tertentu yang beralih memonetisasi energi yang terbuang dan berlebih.
Dengan temuan terbaru dari analis Bloomberg, masih belum pasti kapan Tesla berniat untuk kembali menerima pembayaran dalam bentuk Bitcoin.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.