Lihat lebih banyak

Harga Bitcoin Ambrol ke Level US$26.000, Apa Pemicunya?

3 mins
Diperbarui oleh Ahmad Rifai
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Harga Bitcoin tiba-tiba ambruk ke sekitar level US$26.000 pada Jumat (18/8) pagi.
  • Hal ini terjadi setelah berita SpaceX jual Bitcoin miliknya dan pengajuan kebangkrutan perusahaan properti Evergrande.
  • Menariknya, penurunan harga Bitcoin justru datang ketika Grayscale kirim sinyal optimis terkait potensi memenangkan gugatan terhadap SEC.
  • promo

Harga Bitcoin tiba-tiba ambruk ke sekitar level US$26.000 pada Jumat (18/8) pagi. Hal ini terjadi setelah berita SpaceX menjual Bitcoin miliknya dan pengajuan kebangkrutan perusahaan properti Evergrande.

Berdasarkan data historis, harga Bitcoin sebenarnya masih sempat diperdagangkan di sekitar level US$29.000 pada Kamis (17/8) dini hari.

Namun sejak saat itu, harga Bitcoin terus mengalami penurunan tajam pada hari Kamis setelah pukul 22:00 WIB dan pada hari Jumat setelah pukul 04:00 WIB. Harga Bitcoin sempat longsor ke sekitar level US$25.409 pada hari Jumat pukul 04:45 WIB.

Berdasarkan data CoinGecko, harga Bitcoin saat ini berada di sekitar level US$26.600. Dalam 24 jam terakhir, harga BTC mengalami penurunan sekitar 6,8%, dan turun sekitar 9,5% dalam 7 hari terakhir.

Terjadi Likuidasi US$1 Miliar dalam Sehari

Menurut data Coinglass, para trader kripto menderita kerugian sekitar US$1 miliar dalam likuidasi selama 24 jam terakhir. Market kripto dinilai mengalami salah satu aksi jual terburuk pada tahun 2023.

Bitcoin sendiri mengalami penurunan harga terendah sejak bulan Juni lalu, atau pada momen sebelum meledaknya euforia karena BlackRock mengajukan berkas exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot.

Dalam 24 jam terakhir, sekitar US$822 juta posisi beli pada kontrak berjangka (futures) di sejumlah aset kripto kripto dilikuidasi. Likuidasi pada posisi beli Bitcoin (BTC) mencapai senilai US$488 juta, diikuti Ether (ETH) sekitar US$303 juta.

Menurut data Coinalyze, nominal itu adalah tingkat likuidasi Bitcoin terbesar untuk satu hari sejak Juni 2022.

Sentimen Penggerak Harga Bitcoin

Ada beragam sentimen yang diduga menjadi pemicu penurunan harga market kripto.

Salah satunya adalah tentang raksasa pengembang properti Cina, Evergrande, yang telah mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat (AS) pada hari Jumat ini. Hal itu memicu kekhawatiran bahwa masalah di market real estate Cina dapat menyebar ke bagian lain dari ekonomi global.

Selain berita itu, perusahaan antariksa SpaceX, yang didirikan Elon Musk, dilaporkan memiliki Bitcoin senilai US$373 juta pada tahun 2021 dan bertahan pada tahun 2022.

Namun, WSJ pada Jumat dini hari pukul 01:06 WIB tadi, melaporkan bahwa SpaceX telah menjual Bitcoin miliknya. Meski begitu, WSJ tidak menjelaskan berapa banyak jumlah Bitcoin yang dijual atau kapan SpaceX menjual Bitcoin miliknya.

Sebagai pengingat, Elon Musk pada Juli 2021 mengatakan bahwa SpaceX memiliki Bitcoin. Namun, saat itu tidak diungkapkan berapa banyak Bitcoin yang dimiliki SpaceX, karena bukan perusahaan publik yang perlu memenuhi keterbukaan informasi.

Potensi Grayscale Menang Gugatan Terhadap SEC

Menariknya, penurunan harga Bitcoin justru datang ketika Grayscale Investments mengirim sinyal optimis tentang potensi hasil putusan yang akan datang terkait gugatan hukum mereka terhadap Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS.

Pada hari Kamis, salah satu pengelola aset digital yang populer di dunia kripto itu mengumumkan bahwa mereka sedang mencari karyawan baru untuk bergabung di divisi ETF Grayscale.

Grayscale sedang mencari karyawan yang mampu mengisi posisi Senior Associate ETF di perusahaan itu. Sosok yang menempati jabatan ini harus memiliki kemampuan tinggi, analitis, dan proaktif untuk mendukung pengembangan bisnis ETF Grayscale.

Kabar Grayscale yang sedang mencari karyawan baru untuk mengisi tim ETF mereka menambah keyakinan bahwa gelombang persetujuan ETF Bitcoin spot di AS mungkin bisa datang lebih cepat. Hal itu tergantung bagaimana hakim memutuskan gugatan Grayscale terhadap SEC.

Pada Juni 2022, Grayscale yang dimiliki Digital Currency Group (DCG) menggugat SEC karena menolak permohonan mereka untuk mengonversi Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) yang bernilai sekitar US$18 miliar menjadi ETF Bitcoin spot.

Bila SEC kalah dari Grayscale, hal itu dinilai akan menjadi persetujuan simultan untuk beberapa atau semua pihak yang mengajukan berkas ETF Bitcoin spot. Adapun putusan atas gugatan Grayscale terhadap SEC diharapkan bisa datang paling cepat pada hari Jumat (18/8) ini.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori