Selain Bitoin (BTC), beberapa aset kripto lain seperti meme coin dan stablecoin rupanya juga menjadi buruan investor Indonesia. Data menunjukkan, dari Rp301,75 triliun nilai transaksi kripto yang tercatat di periode Januari hingga Juni 2024, stablecoin Tether USD (USDT) mampu mendominasi nilai transaksi yang ada.
Laporan menyebutkan stablecoin menjadi aset kripto yang paling banyak diperdagangkan oleh masyarakat Indonesia berdasarkan nilai transaksi pada periode tersebut. Selain Bitcoin (BTC), meme coin Pepe (PEPE), Ethereum (ETH), dan Solana (SOL) juga termasuk dalam daftar aset kripto yang banyak diburu oleh investor lokal.
Hal itu memperlihatkan bahwa berbagai sentimen yang terjadi di pasar global ikut memengaruhi keputusan masyarakat dalam menentukan portofolio investasi mereka.
Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto Wan Iqbal menjelaskan, aset kripto seperti stablecoin memiliki kelebihan yang tidak dimiliki aset kripto lainnya. Menurutnya, salah satu mata uang virtual yang dipatok ke mata uang fiat dolar AS itu menawarkan stabilitas nilai yang penting bagi investor.
‘”Keunggulan itu menjadikannya sebagai pilihan utama untuk perdagangan dan penyimpanan aset digital. Investor menggunakannya untuk mengurangi volatilitas pasar. Pertumbuhan signifikan dalam transaksi stablecoin mencerminkan kebutuhan pasar akan aset kripto yang lebih stabil,” tuturnya dalam keterangan resmi.
Meme Coin PEPE Melonjak 800% dalam 6 Bulan
Menyinggung PEPE, meme coin yang mengangkat tema Pepe The Frog itu, sejak Januari hingga Juni 2024 memang berhasil tampil cemerlang.
Data menunjukkan bahwa harga meme coin PEPE sudah terdongkrak 816,27% dari US$0,00000129 awal Januari menjadi US$0,00001182 per Juni. Volume perdagangan PEPE juga mengalami lonjakan dari US$41,02 juta pada Januari menjadi US$302,08 juta pada akhir Juni lalu.
Sedangkan untuk Bitcoin (BTC), trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur menjelaskan, prospek jawara kripto itu dalam jangka pendek masih akan diliputi sentimen kekhawatiran akan membanjirnya Bitcoin akibat pengembalian dana oleh Mt. Gox dan spekulasi terkait transaksi pemerintah AS.
“Meskipun terdapat ketidakstabilan pasar dalam jangka pendek, penyelesaian masalah besar seperti pengembalian dana Mt. Gox bisa menjadi positif untuk pasar kripto secara keseluruhan. Dengan rampungnya pengembalian dana, pasar bisa mendapatkan stabilitas lebih besar dan berpotensi mengalami kenaikan di masa depan,” tutur Fyqieh.
Di sisi lain, Fyqieh memandang bahwa sinyal bullish untuk melanjutkan kenaikan harga Bitcoin masih kuat dalam jangka pendek. Kembalinya Bitcoin ke level US$67.500 akan mendukung pergerakan menuju level resistance US$69.000, yang setara dengan sekitar Rp1,1 miliar.
“Penembusan dari level resistance US$69.000 dan level US$70.000 dapat memberi peluang bagi para investor untuk mencapai level tertinggi sepanjang masa di US$73.808 atau sekitar Rp1,19 miliar. Namun, jika terjadi penembusan di bawah level support US$64.000 dan EMA 50 hari, hal itu bisa menandakan penurunan menuju level support US$60.365,” pungkas Fyqieh.
Bagaimana pendapat Anda tentang dominasi transaksi kripto di Indonesia yang dihuni oleh Tether USD (USDT), PEPE, ETH, SOL dan BTC ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
