Musim dingin di industri kripto rupanya masih enggan pergi. Memasuki akhir tahun 2023, beberapa entitas kripto masih terus melakukan penyesuaian bisnis dengan memangkas jumlah tenaga kerjanya. Kali ini, Ava Labs, entitas pengembang jaringan blockchain Avalanche (AVAX), baru saja mengumumkan sudah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 12% karyawannya.
Ava Labs mengaku terpaksa menempuh kebijakan itu agar bisa mendorong bisnisnya semakin moncer. Pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) Ava Labs, Emin Gun Sirer, mengatakan perusahaan bermaksud mendorong kecepatan dan energi tim dengan ukuran yang lebih kecil, sehingga dapat menjadi lebih gesit.
“Upaya ini berdampak pada 12% karyawan Ava Labs. Namun demikian, kami bisa merealokasi sumber daya untuk melipatgandakan pertumbuhan perusahaan dan juga ekosistem Avalanche,” jelasnya melalui sebuah unggahan di X (Twitter).
Sirer mengakui pula bahwa lanskap industri kripto, khususnya blockchain, telah mengalami banyak perubahan. Meski begitu, di tengah kondisi pasar yang bearish, Ava Labs tetap memiliki landasan dan juga sumber daya yang cukup untuk memajukan ekosistem AVAX di tahun-tahun mendatang.
Sebelum Ava Labs, pengembang blockchain Polkadot (DOT), Parity Technologies juga melakukan hal yang sama belum lama ini. Perusahaan memecat 30% dari total tenaga kerjanya. Jumlah tersebut setara dengan 100 karyawan.
Berdampak pada Tim Pemasaran Ava Labs
Meskipun tidak merinci detail divisi yang terkena dampak, Vice President Growth & Strategy Ava Labs, Garrison Yang, mengatakan bahwa kebijakan tersebut banyak berpengaruh terhadap tim pemasaran perusahaan.
“Hari ini adalah hari terakhir bagi banyak orang di tim pemasaran kelas dunia kami. … Orang-orang ini telah membantu Avalanche menavigasi berbagai ledakan industri, bear market, dan berbagai tantangan lainnya yang tak terhitung,” ungkap Yang.
Langkah ini dilakukan setelah perusahaan pada bulan lalu mengumumkan perluasan ekspansinya di India. Ava Labs baru saja merekrut dua karyawan ahli jebolan OKX dan Polygon untuk memperkuat pasarnya di India. Kedua karyawan itu adalah Devika Mittal, mantan pimpinan listing token di OKX, dan Kamakshi Arjun, yang dulunya duduk sebagai Kepala Kemitraan Polygon Labs.
Wakil Presiden Pengembangan Bisnis Ava Labs, John Nahas, menambahkan perusahaan membutuhkan pengalaman luas dari keduanya untuk memperlebar jangkauan bisnis di India. Apalagi, dalam beberapa tahun terakhir India telah muncul di panggung global sebagai pusat inovasi.
“Tahun ini, industri teknologi India dipercaya bakal menghasilkan pendapatan lebih dari US$1 triliun. Pertumbuhan eksplosif ini meluas ke blockchain. Untuk itu, Ava Labs dan Avalanche berada pada posisi yang tepat untuk menangkap pertumbuhan tersebut.”
John Nahas, Wakil Presiden Pengembangan Bisnis Ava Labs
TVL Avalanche Drop sejak Pertengahan Tahun Lalu
Di sisi lain, jika kita mengamati kinerja Avalanche, sebenarnya sejak pertengahan tahun lalu, nilai total aset yang terkunci (TVL) di jaringan Avalanche sudah memperlihatkan penurunan.
Data dari DefiLlama mengungkapkan nilai TVL Avalanche pada Juni tahun lalu, sudah ambruk ke level US$2,14 miliar. Padahal, pada akhir April, angkanya masih bertahan di kisaran US$7,89 miliar. Tren tersebut berlanjut sampai dengan saat ini. Per hari ini (7/11), TVL Avalanche berada di level US$553,23 juta berdasarkan data DefiLlama.
Harus diakui, sejak tahun lalu, industri kripto memang tengah menghadapi tekanan yang cukup berat. Runtuhnya crypto exchange global FTX dan tekanan dari beberapa regulator keuangan dunia pada berbagai entitas kripto sedikit banyak memengaruhi arah investasi investor yang sedarinya percaya terhadap aset digital.
Bagaimana pendapat Anda tentang kabar PHK dari perusahaan pengembang Avalanche ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.