Sberbank, bank yang sahamnya dimiliki oleh Rusia, baru saja melakukan perluasan layanan. Selain terkenal sebagai pemberi pinjaman terbesar di Negeri Beruang Putih itu, Sberbank kini juga dikenal sebagai bank asal Rusia yang melakukan transaksi aset kripto lewat platform miliknya sendiri bernama SberFactoring.
Tidak tanggung-tanggung, perusahaan langsung mengeksekusi fasilitas pinjaman berbasis digital aset senilai 1 miliar rubel atau sekitar US$16 juta, dengan periode jatuh tempo selama 3 bulan. Pemrosesan transaksi melibatkan teknologi blockchain dan kontrak pintar yang bersumber dari platform blockchain asal Rusia, yakni Atomyze Rusia. Platform tersebut merupakan platform blockchain pertama yang mendapatkan lisensi untuk melakukan pertukaran aset digital.
Langkah Sberbank dipercaya bakal meningkatkan adopsi kripto di Rusia. Pasalnya, sebelum perusahaan mengeksekusi niatannya, aksi tersebut sudah dilakukan lebih dulu oleh Bank VTB, entitas usaha dari VTB Factoring yang bekerja sama dengan perusahaan financial technology (fintech) Lighthouse.
Keduanya sepakat untuk menjalankan transaksi aset keuangan digital yang mirip dengan penerbitan obligasi jangka pendek, di mana penerbit yang terdiri dari kumpulan utang diberi token pada platform Lighthouse, kemudian dibeli oleh VTB Factoring.
“Platform Sberbank akan segera tersedia untuk semua klien corporate banking,” tulis manajemen perusahaan.
Aksi ini terjadi di tengah pandangan skeptis perbankan Rusia atas penggunaan mata uang kripto.
Pemerintah Rusia Dorong Regulasi Kripto
Perkembangan industri kripto di Rusia terus menunjukkan perkembangan yang berarti. Russia Financial Monitoring Ageny (Rosfinmonitoring) mengatakan bahwa regulator bakal menggunakan software untuk melacak transaksi mata uang kripto untuk meningkatkan kemampuan pemerintah.
Kepala Rosfinmonitoring, Yuri Chikhanchin, mengatakan jika niatan pemerintah dimaksudkan untuk mengidentifikasi transaksi yang melibatkan blockchain yang selama ini disembunyikan..
“Sangat sulit untuk masuk ke zona yang tidak diatur dan kami tidak mengerti siapa yang ada di ujung sana,” jelasnya.
Meski begitu, bank sentral Rusia sudah sejak lama menyatakan sikap untuk melarang penuh perdagangan dan juga penambangan aset kripto. Artinya, baik pemerintah dan bank sentral setempat memiliki pandangan berbeda dengan penerapan aset kripto.
Chikhanchin menambahkan, Rusia telah mengidentifikasi adanya kasus kriminal khusus yang melibatkan aset kripto. Namun, dia mengakui bahwa teknologi blockchain, yang selama ini menjadi dasar dalam aset kripto yang berfungsi sebagai buku besar transaksi, hanya mencatat aktivitas transaksi kripto; alih-alih identitas pemilik dompet kripto. Hal itu diakui oleh Chikhanchin membuat transaksi aset kripto menjadi sulit untuk dilacak.
Kepala Komite Keuangan Majelis Rendah Parlemen Rusia, Anatoly Aksakov, mengungkapkan bahwa rancangan undang-undang (RUU) tentang pengaturan aset kripto akan segera diajukan ke majelis.
“Hal yang sama perlu dilakukan dengan pertukaran dan perdagangan kripto,” jelasnya.
Sanksi Ekonomi Negara Barat Percepat Adopsi Kripto
Meskipun belum terdapat keharmonisan cara pandang, namun beberapa ahli berpendapat bahwa sanksi ekonomi yang diberikan negara barat berpengaruh positif terhadap adopsi kripto di Rusia. Terlebih lagi, pasar global untuk aset kripto dan aset digital lainnya terus menggelembung, walau ada proyeksi yang menyebutkan kerugian US$50 miliar per tahun.
Di samping itu sanksi dari negara-negara Barat juga turut menjadi katalis atas adopsi kripto di Negeri Beruang Putih. Pakar anti-pencucian uang Ross S Delston menuturkan, sanksi dari negara Barat lebih mudah dihindari berkat lonjakan adopsi kripto di Rusia.
Seperti diketahui, Amerika Serikat (AS) memblokir lima bank terbesar Rusia dan membekukan semua aset yang mereka miliki di Amerika senilai lebih dari US$1 triliun. Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meluncurkan paket sanksi yang menargetkan bank dan orang-orang kaya Rusia.
“Jika Rusia sudah memutuskan untuk menghindari penggunaan mata uang apapun selain kripto, mereka secara efektif bisa menghindari semua sanksi,” pungkasnya.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.