Lihat lebih banyak

Bank Sentral Rusia Beri Izin kepada Sberbank untuk Terbitkan Aset Digital

2 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Pemerintah Rusia berikan izin pada Sberbank untuk membuat aset digital dan menukarkannya.
  • Bank-bank di Rusia harus mencari cara untuk memitigasi efek dari sanksi ekonomi dari negara Barat.
  • Sebelum adanya sanksi ekonomi dan invasi, pemerintah Rusia masih belum menemukan cara untuk meregulasi aset kripto di negaranya.
  • promo

Bank sentral Rusia berikan izin untuk mulai menerbikan aset digital kepada bank terbesar di negara itu, yakni Sberbank.

Meskipun bank sentral Rusia bersikukuh melarang uang kripto, bank-bank Rusia sekarang harus mencari peluang baru untuk memitigasi efek dari sanksi negara Barat.

Setelah ada konflik di Ukraina dan timbul sanksi dari Amerika Serikat dan Uni Eropa, Sberbank akhirnya menghentikan layanannya di pasar Eropa.

Di bulan Januari lalu, Sberbank pernah mengajukan izin kepada bank sentral Rusia. Mereka ingin menerbitkan token digital mereka sendiri untuk para klien korporatnya.

Selain Sberbank, ada perusahaan financial ecosystem bernama Lighthouse yang juga mengajukan izin serupa. Bank sentral Rusia memberikan izin pada keduanya untuk menerbitkan aset digital dan menukarkannya melalui platform yang mereka miliki. Platform blockchain Atomyze Russia merupakan perusahaan pertama yang mendapatkan persetujuan untuk menukarkan aset digital secara legal di awal Februari kemarin.

Sberbank menggarisbawahi bagaimana teknologi blockchain akan menjamin keamanan transaksi. Mereka mengatakan akan mengizinkan perusahaan untuk menerbitkan aset digitalnya sendiri, sekaligus membeli aset digital lainnya di dalam sistem Sberbank.

Sempat Jalin Kerja Sama dengan J.P. Morgan

CEO Sberbank, German Gerf, pernah mengatakan di tahun 2020 bahwa mereka akan bekerja sama dengan J.P. Morgan untuk menyiapkan uang kriptonya sendiri, yang belum sempat mereka luncurkan.

Dilansir Reuters, tadinya Sberbank sangat aktif dalam mempersiapkan peluncuran Sbercoin di bulan Februari lalu, sebelum invasi Ukraina dan sanksi ekonomi terjadi.

Sanksi ekonomi dari negara Barat terhadap Rusia belum pernah terjadi sebelumnya. Sanksi ini memberikan pukulan keras terhadap sistem keuangan di Rusia. Sebagai bank terbesar di Rusia, saham Sberbank anjlok hingga 74%. Persentase tersebut merupakan tingkat penurunan terbesar yang pernah mereka alami.

Walau banyak perusahaan yang telah memutus hubungan dengan Rusia, dampak dari krisis dan sanksi ini masih belum jelas terhadap hubungan kerja sama antara Sberbank dan J.P. Morgan ataupun peluncuran Sbercoin.

Perselisihan Kripto di Rusia

Sebelum invasi terjadi, pemerintah Rusia mengalami kebuntuan dalam melakukan pendekatan terhadap aset kripto secara resmi.

Kementerian Keuangan Rusia sempat mengajukan proposal untuk meregulasi industri kripto di Rusia. Namun, bank sentral Rusia tetap pada pendiriannya. Mereka bersikeras bahwa kripto dapat mengancam stabilitas keuangan Rusia, kesejahteraan warga Rusia, dan kedaulatan kebijakan moneter di negaranya.

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

photo_Nick.jpg.optimal.jpg
Nicholas Pongratz
Nick adalah seorang ilmuwan data yang mengajar ekonomi dan komunikasi di Budapest, Hungaria, tempat di mana ia menerima gelar BA dalam Ilmu Politik dan Ekonomi dan MSc di Analitik Bisnis dari CEU. Dia telah menulis tentang mata uang kripto dan teknologi blockchain sejak 2018. Ia tertarik dengan potensi dari kedua hal tersebut dari segi penggunaan ekonomi maupun politik.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori