Bank sentral Thailand (Bank of Thailand/BoT) menyatakan akan membatasi peran bank komersil dalam sektor kripto untuk melindungi mereka dari risiko yang tak terduga.
Bank sentral Thailand (BoT) mengatakan bahwa bank harus membatasi investasinya di bisnis aset digital, termasuk crypto exchange, menjadi 3% dari modal mereka.
Di samping itu, BoT juga menyatakan investasi apapun yang dilakukan dalam industri kripto harus melalui perbankan unit untuk menjaga kerahasiaan nasabah dan sistem perbankan.
“Kami akan menggunakan langkah-langkah peraturan untuk membatasi bank dengan hanya mengizinkan [perbankan] unit untuk berinvestasi dalam aset digital,” ujar Asisten Gubernur Bank of Thailand, Roong Mallikamas, dilansir Bloomberg.
Pejabat BoT itu juga menambahkan bahwa BoT ingin agar bank-bank di Thailand diperkenalkan kepada sektor kripto secara bertahap melalui produk yang berkualitas, alih-alih “langsung terjun ke dalam sektor ini karena takut tertinggal.”
Dulunya, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Thailand dan BoT sempat menyampaikan kekhawatirannya seputar potensi risiko kripto.
Mallikamas mengatakan pula bahwa pendekatan secara hati-hati dalam dunia fintech di Thailand telah berhasil sebelumnya. Pada dasarnya, karena para pengawas dapat mengawasi risiko terkait investasi tersebut.
Pendekatan Thailand ini sedikit berbeda dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara, seperti Singapura dan Indonesia. Di tanah air sendiri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah melarang institusi keuangan untuk menawarkan aset kripto. Sementara itu, di Singapura, yang notabene adalah hub kripto populer, masih menentang promosi layanan kripto kepada masyarakat umum.
Thailand Berencana Terbitkan Panduan untuk Bank Digital di Bulan Juni
Thailand sedang berencana untuk merilis lebih banyak panduan untuk bank digital di bulan Juni nanti. Namun, masih belum dapat dilihat apakah Thailand akan mengambil langkah seperti Singapura dan memberikan lebih banyak izin kepada pemain industri kripto domestik maupun asing.
Sementara itu, Menteri Keuangan Thailand, Arkhom Termpittayapaisith, sepakat bahwa meskipun sektor kripto memiliki potensi, pemerintah akan mencari cara untuk meregulasinya. Dengan demikian, mereka dapat memastikan keteraturan pertumbuhan sektor kripto di Thailand.
Aset kripto memang cukup populer di Thailand, khususnya pada kalangan generasi muda. Mereka melihat aset kripto sebagai cara untuk mendapatkan keuntungan di tengah kondisi perekonomian Negeri Gajah Putih yang melambat. Fenomena ini mendorong beberapa bank, seperti Siam Commercial Bank dan Kasikornbank, untuk membuat investasi di platform aset digital.
Siam Commercial Bank, yang telah membeli mayoritas saham Bitkub Online senilai lebih dari US$500 juta di bulan November lalu, masih belum mengantongi persetujuan dari pihak regulator.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.