Trusted

APR vs APY dalam Investasi Crypto: Kenali Perbedaan dan Cara Menghitungnya

8 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

APR dan APY adalah dua bentuk suku bunga. Keduanya adalah pengukuran untuk yield yang dihasilkan oleh protokol, platform peminjaman aset digital terpusat, dan platform investasi crypto lainnya.

Beberapa platform mungkin menggunakan APR, sementara yang lainnya menghitung yield dengan menggunakan APY. Meskipun mungkin terdengar serupa, kedua suku bunga ini nyatanya tidak memberikan hasil yang sama. Nah, di dalam artikel panduan APR vs APY ini, kita akan mengupas perbedaan antara kedua pengukuran ini dan menjelaskan cara menghitung return alias imbal hasil investasi crypto dengan akurat.

Apa Itu APR?

Standar token Ethereum ERC paling umum

APR (annual percentage rate) adalah yield tahunan yang diperoleh pemberi pinjaman dari meminjamkan cryptocurrency mereka.

Sebagai alternatif, Anda dapat menganggap APR sebagai bunga tahunan yang dibayarkan peminjam (borrower) atas pinjaman apa pun. Dengan kata lain, sesuai dengan definisi Biro Perlindungan Keuangan Konsumen AS, ini adalah harga yang Anda bayarkan untuk meminjam uang.

Lembaga keuangan tradisional menerapkan APR pada hipotek, kartu kredit, pinjaman mobil, dan jenis kredit lainnya. Sedangkan di sektor crypto, APR diterapkan pada staking, akun tabungan crypto, serta pinjam-meminjam (lending dan borrowing) cryptocurrency. Umumnya, APR digunakan untuk hal-hal yang membuat Anda perlu mengeluarkan uang. Akan tetapi, APR juga bisa muncul dalam produk yang bisa menghasilkan uang, khususnya di sektor crypto.

Meskipun APR adalah suku tahunan, borrower sering kali membayar pinjaman mereka setiap bulan atau lebih sering dari itu, tergantung pada jadwal pembayaran. Selain itu, karena merupakan suku tahunan, APR diproratakan atau disesuaikan untuk periode yang lebih singkat. Jadi, APR 3% untuk pinjaman enam bulan berarti pinjaman tersebut hanya dikenakan suku bunga sebesar 1,5%.

Bagaimana Cara Menghitung APR?

APR didapat dari perhitungan bunga sederhana, namun mungkin juga akan mencakup biaya tambahan serta ongkos lain yang berkaitan dengan transaksi tersebut. Ini berarti, terkadang Anda perlu menghitung APR untuk mengetahui biaya tahunan yang sesungguhnya dari suatu pinjaman.

Rumus APR adalah sebagai berikut:

APR = ((bunga + biaya/jumlah pinjaman) / jumlah hari yang ditentukan dalam kontrak pinjaman)) x 365 hari (satu tahun) x 100

Nah, sekarang katakanlah Anda ingin meminjam USDT senilai US$10.000 dari sebuah protokol pemberi pinjaman (lending protocol) untuk jangka waktu dua tahun dengan suku bunga tahunan sebesar 5%. Biaya transaksi yang dikenakan adalah US$30.

Untuk menghitung APR, pertama, hitung bunga dengan menggunakan rumus bunga sederhana.

Bunga sederhana yang diperoleh = P x I x T), di mana:

P = Jumlah pokok

I = Suku bunga tahunan

T = Periode waktu

Bila mengikuti contoh di atas, maka

P = US$10.000

I = 5%

T = 2 tahun

Oleh karena itu, bunga sederhana yang diperoleh = 10.000 x 0,05 x 2

Bunga sederhana yang diperoleh = US$1.000

Dengan bunga tersebut, Anda selanjutnya bisa menghitung APR dengan rincian sebagai berikut:

APR = ((1.000 + 30)) / 10.000) / 2)) x 1 x 100

APR = 5,15%

Berdasarkan perhitungan ini, suku bunga tahunannya kemungkinan memang 5%, tetapi biaya sebenarnya adalah 5,15% kalau Anda memperhitungkan biaya tambahan selain bunga. Begitu juga ketika menghitung staking reward Anda berdasarkan APR, yang mungkin tidak memberikan angka yang akurat tentang jumlah yang akan Anda terima. Mengapa? Karena faktor-faktor seperti komisi validator, rasio bonded token, laju pencetakan blok, dan tingkat inflasi token dapat memengaruhi angka staking reward akhir.

Jenis-Jenis APR

APR bisa bersifat tetap (fixed) maupun variabel. APR yang tetap tidak akan berubah. Di sisi lain, APR variabel dapat berubah kapan saja tergantung pada kondisi pasar dan faktor lain apa pun yang mungkin akan diputuskan oleh platform pinjaman untuk diperhitungkan. Akibatnya, peminjam cenderung membayar lebih banyak bunga dengan APR variabel daripada APR tetap. Dan hal ini terutama berlaku bila kondisi pasar tidak stabil.

Apa Itu APY?

APR vs. APY

APY (annual percentage yield) adalah suku imbal hasil aktual atau yang sebenarnya yang Anda peroleh dari suatu investasi. APR memperhitungkan efek bunga majemuk (compounding interest).

Sementara APR dihitung dengan menggunakan bunga sederhana, APY menggunakan bunga majemuk. Artinya, saat menggunakan APY, platform menghitung bunga atas jumlah pokok dan bunga yang telah terakumulasi. APY biasanya digunakan untuk hal-hal yang menghasilkan uang. Dalam crypto, APY melibatkan staking, yield farming, dan juga akun tabungan crypto.

Effective annual interest rate (EAR) adalah istilah alternatif untuk APY. Dalam sektor keuangan tradisional alias TradFi, berbagai platform menerapkan APY untuk tabungan, deposito, dana pasar uang, dan akun interest-paying lainnya.

APY menghitung imbal hasil investasi yang riil (sebenarnya) karena menggunakan bunga majemuk. Compounding memungkinkan investasi untuk mendapatkan bunga atas bunga (interest on interest) seiring berjalannya waktu. Hal ini menjadikan APY sebagai instrumen yang ampuh untuk menghitung imbal hasil investasi yang sebenarnya. Namun yang perlu dicatat, APY mungkin tidak memasukkan biaya-biaya ke dalam perhitungan.

Bagaimana Cara Menghitung APY?

Platform crypto yang menawarkan produk interest-earning dapat menghasilkan bunga majemuk harian, bulanan, triwulanan, setengah tahunan, atau tahunan. Platform dengan bunga majemuk, misalnya setiap hari, akan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi investor.

Berikut rumus untuk menghitung APY:

APY = ((1 + r/n) ^ n) – 1, di mana

r = Suku bunga tahunan

n = Jumlah periode compounding per tahun

Berikut adalah penampakan frekuensi compounding terhadap jumlah periode compounding:

Frekuensi CompoundingJumlah Periode
Harian365
Bulanan12
Triwulanan4
Setiap Setengah Tahun 2
Tahunan1

Jadi, mari kita lihat contoh di bawah ini.

Bayangkan Anda ingin menginvestasikan US$1.000 dalam bentuk Ether (ETH) di platform staking crypto dengan suku bunga tahunan sebesar 11%, yang dimajemukkan setiap bulan. Berikut APY yang dihasilkan:

APY = ((1 + (11%/12)) ^ 12) – 1 

APY = 11,57%, yang artinya suku bunga majemuk tahunan sebesar 11% dengan jangka waktu bulanan akan menghasilkan APY sebesar 11,57%. Oleh karena itu, US$1.000 dalam 1 tahun akan menjadi US$1.122,04 jika APY tersebut benar-benar berlaku selama periode itu.

Bentuk APY

Seperti halnya APR, APY juga bisa memiliki bunga yang fleksibel dan variabel. APY dengan suku bunga fleksibel akan tetap sama (konstan) selama periode investasi. Sementara itu, APY dengan suku bunga variabel tidak akan tetap/konsisten dengan kurs asli sepanjang durasi investasi. Sebaliknya, suku bunga ini dapat berfluktuasi sesuai dengan kondisi pasar dan faktor-faktor lain yang mungkin diperhitungkan oleh protokol atau crypto exchange.

APR vs APY: Manakah yang Lebih Penting dalam Investasi Crypto?

Gavin Wood Parity Tech Polkadot Resgination

Perbedaan utama antara APR dan APY adalah, APR menggunakan bunga sederhana sedangkan APY menggunakan bunga majemuk. Oleh karena itu, investor crypto perlu fokus pada APY. Sebab, APY mengukur imbal hasil dengan lebih akurat ketimbang APR.

Frekuensi compounding juga merupakan ukuran yang perlu dipertimbangkan karena hal ini juga akan menentukan besarnya imbal hasil.

Selain membandingkan APR dengan APY, investor juga harus memerhatikan faktor-faktor berikut ini:

  • Biaya yang terkait: Pertimbangkanlah biaya-biaya seperti biaya transaksi on-chain dan juga biaya penarikan di crypto exchange.
  • Jenis APR dan APY: APR dan APY dapat bersifat tetap maupun variabel. Oleh karena itu, pastikan juga Anda memahami jenis APR atau APY yang ditawarkan sebelum mengambil pinjaman atau menginvestasikan uang Anda.
  • Kinerja aset digital saat ini dan prospek masa depannya: APY dan APR yang menarik dari platform yang aset digitalnya menunjukkan angka yang suram tidak layak untuk Anda pilih. Selain itu, melakukan staking koin dengan masa depan yang dipertanyakan juga berisiko. Kalau harganya turun, investasi Anda juga akan kehilangan nilai, dan ukuran APY atau APR akan menjadi tidak akurat.
  • Reputasi dan ukuran platform: Platform DeFi dan CeFi besar yang sudah mapan cenderung punya likuiditas yang lebih baik daripada platform kecil. Ini memang bukan aturan yang mutlak. Namun, penting untuk mempertimbangkan faktor ini sebelum tergoda oleh suku bunga yang lebih tinggi dari perusahaan yang lebih kecil.

Kesimpulan

Meskipun APY pada umumnya adalah alat hitung yang lebih baik untuk mengetahui laba dari suatu investasi, beberapa platform crypto yang menawarkan staking dan produk penghasil bunga (interest-earning) lainnya justru menyajikan informasi dalam bentuk APR. Sehingga, hal ini bisa membuat Anda kebingungan dan mempersulit proses membandingkan suku bunga di berbagai penyedia yang berbeda.

Beberapa orang mungkin juga lebih memilih platform yang menawarkan APY ketimbang platform lain yang menggunakan APR. Namun, situasinya tidak selalu sesimpel itu. APY yang lebih tinggi tidak selalu menghasilkan bunga yang lebih banyak daripada APR yang lebih rendah karena faktor-faktor yang disebutkan sebelumnya. Jadi, untuk membuat perbandingan yang lebih akurat, Anda bisa mengonversikan APR dan APY menggunakan alat online kalau Anda mengetahui frekuensi compounding.

Lalu, yang tak kalah penting, pastikan Anda membandingkan APY dengan periode compounding yang sama. Sebab, sebuah APY yang bunga majemuknya setiap bulan tentunya berbeda dengan yang dihitung setiap triwulan. Hal ini penting untuk diperhatikan saat memilih produk terbaik. Selanjutnya, hal lain yang juga tak kalah penting untuk diingat adalah bahwa staking reward biasanya dibayarkan dalam bentuk crypto, bukan fiat. Ini berarti, staking reward Anda akan terpengaruh oleh volatilitas harga. 

Pertanyaan yang Sering Ditanyakan

Apa itu APY dan APR dalam staking crypto?

Apa arti APR dalam crypto?

Apa bedanya APR dan APY di Coinbase?

Bisakah Anda mendapatkan APY di sektor crypto?

Bagaimana cara menghitung APR crypto?

Apa arti dari 5,00% APY?

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori