Perkembangan web3 hingga teknologi blockchain perlu dukungan dari infrastruktur fisik yang memadai. Infrastruktur ini bentuknya beragam mulai dari konektivitas internet, hingga perbaikan teknologi blockchain dan kriptografi. Bagaimana bila pembangunan sarana dan prasarana ini mendapat dukungan dari sistem terdesentralisasi? Jadi, mereka yang mendukung pembangunan fisik dan layanan infrastruktur bisa mendapat insentif token. Perkenalkan DePIN alias Decentralized Physical Infrastructure Networks. Dalam artikel ini, mari kita bahas mengenai definisi DePIN, cara kerja hingga contoh proyek-proyeknya.
Apa itu DePIN?
DePIN adalah singkatan dari Decentralized Physical Infrastructure Networks. Ini adalah cara baru untuk mendukung pembangunan dan perawatan infrastruktur di dunia nyata (fisik). Jaringan infrastruktur fisik ini dibangun dengan cara terdesentralisasi oleh perusahaan dan individu di seluruh dunia.
Lantas, pihak-pihak (baik individu maupun perusahaan) yang berpartisipasi membangun infrastruktur fisik seperti jaringan nirkabel (wireless), layanan cloud, jaringan mobility dan power grids ini kemudian bisa menikmati insentif. Kompensasi finansial yang mereka terima bisa berupa token crypto.
Istilah DePIN berasal dari sebuah Twitter Poll oleh Messari untuk menyatukan definisi dari sektor baru di ranah web3 dan crypto ini. Terdapat sejumlah istilah lain yang merujuk pada hal serupa, seperti MachineFi, Proof of Physical Work (PoPW), Token Incentivized Physical Networks (TIPIN) dan EdgeFi.
DePIN menjadi salah satu bahasan dalam tren crypto terhangat di 2024 versi Binance
Karakteristik DePIN
DePIN memiliki komponen dasar yang memungkinkan inovasi yang jauh lebih besar daripada jaringan terpusat. Pondasi atau karakter mendasar dari infrastruktur terdesentralisasi ini adalah:
- Infrastruktur fisik: DePIN harus memiliki infrastruktur fisik untuk membangun dan merawatnya di dunia nyata
- Infrastruktur dengan komputasi di luar jaringan: bergantung pada perangkat perantara (middleware) yang memungkinkan analisis dan penghitungan data dunia nyata. Kemudian, data tersebut untuk menghitung kontribusi dan permintaan secara aktual.
- Arsitektur blockchain: Sebuah jaringan rantai blok berfungsi sebagai buku besar (ledger), alat pencatatan dan rumah dari token crypto yang memiliki nilai ekonomi.
- Insentif token: Token tidak hanya sebagai insentif tetapi juga sebagai mata uang untuk pembayaran dari jada yang jaringan tersebut tawarkan. Cryptocurrency ini menjadi insentif untuk penyedia pasokan sehingga dapat mendorong motivasi bagi kontributor.
Komponen-komponen tersebut bekerja sebagai alat untuk membangun jaringan infrastruktur fisik yang tidak gratis. Sebab, pembangunan infrastruktur fisik di dunia nyata memang tidaklah mudah. Bahkan, mencatatnya dan menyimpannya di dalam blockchain untuk mendapatkan insentif token crypto juga sangat sulit. Oleh karena itu, mereka bekerja dalam sebuah proses yang spesifik.
Cara Kerja DePIN
Bagaimana DePIN bekerja secara umum adalah dengan hadirnya peserta yang berkontribusi untuk menyediakan jaringan infrastruktur. Lalu, mereka mendapatkan insentif berupa token crypto sebagai kompensasi dari kontribusi mereka.
Sebagai contoh adalah cara kerja node Helium untuk menyediakan Hotspot atau jaringan wireless atau internet of things (IoT). Berdiri sejak 2013, Helium mengawali jaringan wireless terdesentralisasi yang terdiri dari orang-orang yang berkontribusi menyediakan jaringan mereka. Lalu, para kontributor ini menerima token IOT (dulu HNT) sebagai gantinya.
Dalam contoh Helium Network ini, tidak perlu pembangunan tower besar dan biayanya juga rendah. Bahkan, tidak perlu ada biaya pekerja dalam jaringan ini.
Proyek DePIN Populer
Jaringan infrastruktur sangat bervariasi, demikian juga DePIN. Beberapa contoh proyek DePIN bisa masuk dalam kategori jaringan wireless dan seluler, pengumpulan data lokasi spasial, penyimpanan file, komputasi dan pengawasan polusi atau cuaca. Namun, kategorinya tidak terbatas pada itu saja. Berikut sejumlah contoh proyek DePIN populer.
- Helium: Seperti penjelasan sebelumnya, jaringan Helium memungkinkan pengguna mendapatkan token crypto karena menyediakan hotspot atau jaringan internet wireless.
- Filecoin: Menyediakan penyimpanan terdesentralisasi sebagai alternatif dari cloud terpusat, dan token FIL sebagai insentif.
- Render Network: Proyek ini menyediakan layanan rendering atau komputasi terdesentralisasi untuk multimedia dari mesin komputer GPU yang sedang menganggur. Bayaran untuk menyediakan daya GPU ini adalah token RNDR.
- Hivemapper: Mengumpulkan data spasial pemetaan dari kamera dasbor mobil untuk membuat peta dunia yang real time. Driver atau kontributornya mendapatkan token HONEY sebagai reward.
- WeatherXM: Sebuah jaringan ramalan cuaca yang menggunakan insentif crypto untuk meningkatkan akurasi perkiraan cuaca. Pengguna jaringan layaknya operator stasiun cuaca dan mendapatkan token WXM sebagai reward dari mengumpulkan dan melakukan validasi data.
Keuntungan dan Manfaat DePIN
DePIN menawarkan sejumlah keuntungan yang lebih daripada jaringan infrastruktur tradisional, yaitu:
- Kepemilikan kolektif: melalui insentif token, kontributor terdorong untuk menjaga infrastruktur. Pendekatan bottom-up ini artinya para peserta/pengguna memiliki jaringan secara kolektif, bukan kelompok kecil pemegang saham.
- Biaya terdistribusi: Dengan jaringan infrastuktur fisik yang terdesentralisasi, biaya operasional bisa makin kecil, karena menggunakan sumber daya kolektif dari peserta/pengguna jaringan.
- Desentralisasi: Tidak adanya kendali terpusat meyakinkan jaringan lebih aman dan kuat. Selain itu, kecil kemungkinan untuk terjadinya korupsi, serangan dan hal buruk yang berkaitan dengan kendali terpusat.
- Terbuka untuk kompetisi dan inovasi: Hadirnya DePIN memungkinkan inovasi baru di berbagai sektor. Karena tidak ada batasan seperti di jaringan infrastruktur tradisional, DePIN memungkinkan pemain baru berkompetisi di pasar yang sudah dikuasasi oleh pemain besar.
Tantangan
Meskipun menawarkan manfaat, jaringan infrastruktur terdesentralisasi juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah skalabilitas, karena membutuhkan sumber daya yang cukup besar atau adopsi yang massif agar bisa berjalan.
Selain itu, proyek-proyek DePIN menghadapai masalah interoperabilitas karena teknologi unit yang berbeda-beda untuk bekerja sama. Terakhir, hal penting lain yang menjadi tantangan adalah masalah regulasi. Saat ini, lanskap DePIN masih berkembang dan masih banyak hal yang belum pasti dan potensi pertentangan.
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, DePIN menawarkan pandangan baru mengenai ketersediaan dan perawatan infrastruktur fisik. Dengan sistem terdesentralisasi dan teknologi blockchain, pembangunan infrastruktur sangat mungkin mendapatkan insentif ekonomi berupa token crypto.
Meskipun membawa manfaat, revolusi yang masih baru di dunia web3 ini juga menghadapi tantangan. Kita masih akan melihat perkembangan ke depan bagaimana infrastruktur terdesentralisasi ini menjadikan hidup manusia makin berkualitas. Lakukan riset mendalam dan gunakan uang dingin yang kamu rela rugi untuk berinvestasi di proyek apapun.
Pertanyaan yang sering muncul
DePIN adalah singkatan dari Decentralized Physical Infrastructure Networks. Ini merupakan jaringan infrastruktur fisik, seperti internet wireless, penyimpanan data yang menggunakan sistem terdesentralisasi. Pengguna atau kontributor jaringan DePIN menerima insentif berupa token crypto dari membangun atau merawat infrastruktur tersebut.
Web3 adalah jaringan internet yang tidak terpusat di satu server saja, atau bersifat terdesentralisasi. Ini memungkinkan karakteristik tanpa adanya otoritas, tidak perlu mempercayai pihak ketiga, dan tidak ada sensor. Pengguna juga merupakan penyedia server/node yang berkontribusi pada jaringan tersebut.
Jaringan Helium adalah infrastruktur internet wireless terdesentralisasi yang memberikan insentif berupa token IOT bagi pengguna/pesertanya. Helium adalah proyek jaringan infrastruktur fisik terdesentralisasi (DePIN) yang mengkombinasikan IOT, blockchain dan kota pintar untuk mengamankan dan menghubungkan jaringan terdesentralisasi.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.