Berinvestasi ataupun trading crypto merupakan aktivitas yang perlu dukungan wawasan dan pemahaman cukup. Pasalnya, trading crypto tanpa pemahaman yang cukup soal berbagai hal terkait pasar bisa membuat trader malah merugi. Makanya, istilah trading crypto bisa menjadi wawasan yang baik untuk mendapatkan informasi yang sesuai.
Tak hanya soal token, proyek, dan perdagangan kripto, ada berbagai istilah trading dalam dunia aset kripto yang perlu diketahui. Sering juga komunitas crypto menggunakan istilah trading crypto dan singkatan yang membuat pemula bingung. Dengan memahami berbagai istilah tersebut, investor maupun trader bisa memiliki pengetahuan yang mumpuni sebelum membuat keputusan.
Berikut ini sejumlah istilah dan singkatan dalam trading mata uang crypto untuk menambah wawasan kamu.
Daftar isi
Mengapa orang minat trading kripto?
Banyak investor dan trader suka trading kripto karena ini adalah kelas aset yang sangat fluktuatif. Jika dapat mengatur waktu pasar dengan tepat, perdagangan crypto dapat memberi cuan yang jauh lebih tinggi daripada investasi tradisional.
Trader cryptocurrency sering kali memiliki satu dari dua tujuan: mengakumulasi Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) atau menghasilkan keuntungan dalam dalam waktu yang lebih singkat. Dalam kondisi pasar crypto yang bergairah (bullish), nilai portofolio aset kripto sangat mudah untuk meningkat. Namun, kondisi ini justru menantang bagi mereka yang ingin membangun portofolio Bitcoin. Makanya, untuk mengalahkan kenaikan nilai dari investasi Bitcoin, trader dapat memperdagangkan altcoin dengan Bitcoin di crypto exchange.
Di sisi lain, dengan aktif memperdagangkan mata uang kripto, ada risiko kehilangan mata uang kripto di pasar. Karena harga mata uang kripto sangat fluktuatif, tidak jarang para trader kehilangan uang dengan cepat saat memperdagangkannya. Inilah sebabnya mengapa begitu banyak penggemar crypto hanya HODL Bitcoin mereka dan koin lainnya.
Istilah Trading Crypto dan Singkatan Populer
1. DEX
Decentralized crypto exchange (DEX) atau bursa crypto terdesentralisasi adalah aplikasi berbasis blockchain yang melakukan koordinasi perdagangan aset crypto skala besar di antara banyak pengguna. Mereka melakukannya sepenuhnya melalui algoritma otomatis, alih-alih pendekatan konvensional yang bertindak sebagai perantara keuangan antara pembeli dan penjual.
Algoritma yang berlaku dalam DEX adalah contoh smart contract. Itu adalah potongan kode tertulis di atas jaringan blockchain seperti Ethereum, yang memicu berbagai output saat diberi input tertentu.
Ide di balik DEX adalah “disintermediasi”, yang berarti menghilangkan perantara untuk memungkinkan orang biasa melakukan bisnis secara langsung satu sama lain. DEX tidak menawarkan hak atas aset kripto pengguna. Sebaliknya, pengguna langsung menyimpan semua aset mereka di dompet mereka sendiri setiap saat.
DEX crypto terbesar telah mulai menantang beberapa bursa crypto terpusat (CEX) terbesar dalam hal volume perdagangan pada akhir 2021. Sama seperti bursa adalah perusahaan crypto terbesar, DEX adalah organisasi terdesentralisasi terbesar.
Biasanya, berbeda dengan sistem terpusat dalam CEX, DEX menyingkirkan order books, yaitu sistem buku pesanan konvensional di crypto exchange. Dalam DEX yang menggunakan sistem algorithm swap, terdapat protokol likuiditas untuk menentukan harga aset. Dengan sifatnya yang menghubungkan peer-to-peer, platform DEX mengeksekusi perdagangan antara pengguna langsung ke dompet masing-masing secara instan.
DEX terbesar adalah Uniswap, yang berjalan di blockchain Ethereum pada tahun 2018. Pengembangnya adalah seorang mantan insinyur mekanik yang baru belajar kode setelah berhenti dari Siemens tahun sebelumnya. Pada akhir 2021, Uniswap memproses transaksi senilai lebih dari $1 miliar setiap hari.
2. POW
Proof of Work (PoW) adalah mekanisme konsensus terdesentralisasi yang mengharuskan anggota jaringan untuk berusaha memecahkan teka-teki matematika dan mencegah siapa pun memainkan sistem.
Implementasi Proof of Work secara luas ada dalam penambangan cryptocurrency, untuk memvalidasi transaksi dan menambang token baru. Karena bukti kerja, setiap pengguna dalam jaringan dapat memproses transaksi bitcoin dan cryptocurrency lainnya dengan cara yang aman tanpa perlu pihak ketiga yang terpercaya.
Sayangnya, PoW dalam skala besar membutuhkan energi dalam jumlah besar, yang terus meningkat seiring semakin banyaknya penambang yang bergabung dalam jaringan. Makanya, cryptocurrency yang terus berkembang seperti halnya Ethereum mengganti konsensus PoW ini dengan PoS setelah melakukan The Merge.
3. POS
Proof of Stake (PoS) adalah mekanisme konsensus cryptocurrency untuk memproses transaksi dan membuat blok baru di blockchain. Mekanisme konsensus adalah metode untuk memvalidasi entri ke dalam database terdistribusi dan menjaga keamanan database. Dalam kasus mata uang kripto, basis datanya disebut blockchain—jadi mekanisme konsensus mengamankan blockchain.
Dengan Proof of Stake, pemilik cryptocurrency memvalidasi transaksi blok berdasarkan jumlah koin yang mereka pertaruhkan. Pembuatan Proof of Stake adalah alternatif dari Proof of Work (PoW), mekanisme konsensus asli untuk memvalidasi blockchain dan menambahkan blok baru.
Sementara mekanisme PoW mengharuskan penambang untuk memecahkan teka-teki kriptografi, mekanisme PoS memerlukan validator untuk memegang dan mempertaruhkan token untuk hak istimewa mendapatkan biaya transaksi.
4. DPOS
Dalam sistem Delegated Proof of Stake (DPoS), peserta masih mempertaruhkan koin. Namun, alih-alih bertanggung jawab atas validasi sendiri, pemangku kepentingan mengalihdayakan pekerjaan tersebut kepada seorang/sekelompok delegasi. Delegasi dalam hal ini adalah kelompok yang kemudian bertanggung jawab untuk mencapai konsensus di antara mereka sendiri.
Pemilihan delegasi DPoS berdasarkan reputasi mereka dan kepercayaan dari komunitas. Makanya, ada teori di antara para pendukung DPoS yang mengatakan bahwa sistem memberi insentif perilaku yang baik di antara para delegasi. Sebab, komunitas memiliki hak untuk memilih mereka dan menggantinya kapan saja.
Blockchain DPoS umumnya lebih cepat daripada blockchain yang berjalan pada sistem PoW dan PoS, dengan tingkat transaksi per detik yang lebih tinggi. Namun, DPoS masih dalam tahap awal, dan secara umum tidak cukup aman untuk menjadi basis blockchain transaksi uang.
5. ICO
Initial coin offering atau penawaran koin awal (ICO) adalah istilah dalam industri cryptocurrency yang setara dengan penawaran umum perdana (IPO). Perusahaan yang ingin mengumpulkan uang untuk membuat koin, aplikasi, atau layanan baru dapat meluncurkan ICO sebagai cara untuk mengumpulkan dana.
Investor yang tertarik dapat membeli penawaran koin awal untuk menerima token cryptocurrency baru yang diterbitkan oleh perusahaan. Token ini mungkin memiliki beberapa utilitas yang terkait dengan produk atau layanan dari perusahaan atau mewakili saham di perusahaan atau proyek tersebut.
ICO adalah cara populer untuk mengumpulkan dana untuk produk dan layanan yang biasanya terkait dengan cryptocurrency. Beberapa ICO telah menghasilkan keuntungan bagi investor. Namun ada juga ICO yang ternyata curang atau berkinerja buruk.
Untuk berpartisipasi dalam ICO, investor biasanya harus terlebih dahulu membeli mata uang digital yang lebih mapan, plus memiliki pemahaman dasar tentang dompet dan pertukaran mata uang kripto.
Sebagian besar ICO tidak memiliki regulasi yang menaunginya. Sehingga, investor harus sangat berhati-hati dan rajin saat meneliti dan berinvestasi di dalamnya.
6. STO
Security Token Offering (STO) adalah penawaran token digital yang berjalan dengan teknologi blockchain yang mewakili kepemilikan aset STO. Hal ini memungkinkan penggalangan dana digital sambil tetap mematuhi peraturan pemerintah.
Security token atau token sekuritas adalah token crypto yang memiliki aset dasar atau underlying di dunia nyata. Token jenis ini adalah representasi digital dari aset dunia nyata seperti obligasi, saham, atau emas. Karena memiliki aset dasar nyata, token sekuritas tunduk pada regulasi pemerintah.
Token sekuritas mirip dengan sertifikat yang dikeluarkan untuk saham. Dalam hal saham, informasi kepemilikan tertera dalam dokumen sebagai sertifikat resmi kepemilikan. Untuk STO, informasi akan tersedia untuk token sekuritas, tetapi perbedaan utamanya adalah STO tersimpan di blockchain dan nilainya setara dengan token yang muncul.
7. FOMO
FOMO adalah akronim untuk “fear of missing out” atau takut ketinggalan; itu adalah fenomena kuno dan bagian dari kehidupan semua manusia. Para ahli telah membuktikan bahwa FOMO memengaruhi kualitas hidup manusia—menyebabkan kecemasan, kehilangan uang, terputus dari keluarga, dan depresi.
Istilah yang populer dalam investasi mata uang kripto artinya adalah sebuah perasaan dari trader atau investor yang memicunya mengambil sebuah keputusan yang tidak rasional. Biasanya, orang yang FOMO membeli atau memperdagangkan mata uang kripto tanpa melakukan riset layak.
FOMO di dunia crypto terjadi ketika seseorang membuat keputusan yang tidak rasional untuk berdagang atau berinvestasi dalam aset crypto. Dalam praktiknya, orang yang FOMO mendengar sejumlah informasi dan mengambil langkah berdasarkan yang mereka dengar itu tanpa memverifikasi sumber atau keakuratannya dengan benar.
FOMO dalam cryptocurrency mengarahkan orang untuk membeli aset dengan harga tertinggi atau bahkan menjualnya dengan harga terendah. Padahal, langkah yang sebaliknya biasanya memiliki konsekuensi lebih baik.
Kadang-kadang, konsekuensi dari FOMO crypto bisa lebih buruk dan lebih mendalam daripada hilangnya modal yang diinvestasikan. Contohnya, karena FOMO, seorang trader dapat terjebak dalam situasi yang merusak seperti terputusnya hubungan dengan keluarga, kecemasan, dan depresi.
8. FUD dan Fudder
FUD adalah singkatan dari “Fear, Uncertainty and Doubt” atau ketakutan, ketidakpastian, dan keraguan. Ini adalah kondisi yang sering menjadi strategi untuk mempengaruhi persepsi mata uang kripto tertentu atau pasar mata uang kripto secara umum dengan menyebarkan informasi negatif, menyesatkan, atau salah.
Komunitas crypto terkadang menggunakan kata FUD untuk menggambarkan skeptisisme cryptocurrency yang sedang lesu (bearish) dan tak terelakkan. Banyak penggemar kripto akan menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan segala sesuatu yang bertentangan dengan bitcoin atau kripto.
Sementara itu, fudder adalah sebutan bagi orang yang sengaja menyebarkan FUD agar orang menjual asetnya. Istilah itu sendiri sering menimbulkan kebingungan. Orang terkadang melampirkan kata tersebut kepada siapa saja yang menyebarkan berita negatif tentang crypto meskipun itu benar adanya.
Namun, penggunaan fudder yang benar adalah untuk orang yang menyebarkan informasi negatif tentang proyek tertentu untuk membuat orang menjual aset tersebut. Istilah ini biasanya untuk orang yang tidak menyukai kripto secara umum atau tidak menyukai proyek kripto tertentu.
9. OCD
OCD merupakan istilah slang dari Obsessive Crypto Disorder. Kondisi ini berkembang dari waktu ke waktu dan terlihat pada mereka yang memiliki sejumlah aset kripto. Mereka menjadi obsesif melihat harga kripto naik dan turun, sepanjang hari dan malam.
Ini adalah ‘penyakit’ yang tidak mengancam jiwa tetapi penyebabnya adalah hype cryptocurrency. Gejalanya termasuk terus-menerus berbicara, membaca, dan mendengarkan info mengenai cryptocurrency yang biasanya langsung membeli bitcoin atau altcoin.
10. HODL
HODL adalah istilah yang berasal dari kesalahan ejaan “HOLD” dalam konteks membeli dan menahan Bitcoin dan mata uang kripto lainnya. Itu juga menjadi singkatan untuk “hold on for dear life” atau “bertahan untuk hidup tersayang” di antara investor crypto.
Istilah ini berasal dari postingan online gambar tahun 2013 di forum Bitcointalk, ketika seseorang salah mengetik “hold” menjadi “hodl” menanggapi harga Bitcoin yang tidak stabil. Pada saat itu, harga Bitcoin melonjak ke $950 pada awal Desember 2013, dari $130 pada bulan April di tahun yang sama. Poster itu mendorong orang untuk tidak menjual dan bahwa mereka “hodling“.
Tips Trading Crypto Pemula
Jika berencana untuk berinvestasi dalam crypto untuk pertama kalinya, penting untuk trader mengetahui hal baru dalam dunia ini. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus kamu ingat untuk membantu menavigasi pasar dengan lebih baik.
Pilih sumber berita terkemuka
Akan selalu ada banyak pendapat yang berlawanan tentang cryptocurrency, begitu juga dengan orang-orang yang memilikinya. Banyak yang berpikir bahwa crypto hanyalah iseng saja, dan mereka yang terlibat di dalamnya hanya akan kecewa.
Jika sudah yakin bahwa trading crypto bisa menguntungkan, tetap berpegang pada sumber yang terpercaya dan hindari kebisingan dari orang yang tidak kompeten. Jika ingin menjadi investor atau pemilik altcoin yang sukses, percayai fakta.
Bersiaplah untuk volatilitas
Bukan rahasia lagi bahwa cryptocurrency masih belum stabil seperti mata uang standar. Trader harus gesit dengan keputusan dan memikirkan apa yang terbaik untuk jumlah aset yang dimiliki saat ini.
Bahkan trader dan pemilik crypto berpengalaman masih belum beruntung menguasai tren koin virtual ini. Jadi, jangan kaget jika berada di kapal yang sama dan ikut tenggelam.
Jelajahi altcoin lain
Bitcoin hanyalah salah satu bagian dari cerita tentang cryptocurrency. Berhati-hatilah untuk menempatkan semua telur dalam satu keranjang, karena mungkin akan kalah daripada menang.
Lakukan riset dan lihat koin mana yang berkembang dengan baik, dengan menggunakan statistik dan volume yang cukup besar. Trader punya pilihan untuk melakukan transaksi coin apapun. Jadi, pilihlah aset dengan bijak.
Waspada
Meskipun cryptocurrency memiliki peringkat keamanan yang lebih tinggi daripada uang tradisional, trader masih perlu waspada. Jika ingin memperdagangkan atau memiliki altcoin dalam jumlah besar di dompet seluler, trader harus siap menghadapi risiko dan kerentanan.
Cobalah untuk mempelajari berbagai cara menangani aset yang baru. Kemudian, lihat bagaimana mengelola uang dengan cara yang bertanggung jawab dan nyaman dalam trading crypto.
Kesimpulan
Menguasai dunia cryptocurrency akan memakan waktu cukup lama, jadi jangan memaksakan diri untuk menjadi jagoan di hari pertama. Seperti keterampilan apa pun, trading crypto membutuhkan waktu, latihan, dan pembelajaran terus-menerus. Tujuannya, agar trader mengetahui bagaimana dapat memaksimalkan potensi koin dan menggunakannya untuk perdagangan atau transaksi harian.
Pertanyaan yang sering ditanyakan
Apa itu trading Bitcoin?
Apa beda FUD dan FOMO?
Apa itu hodler?
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.