Lihat lebih banyak

Liquid Staking vs Staking Biasa, Potensi Raih Passive Income Plus Kenaikan Harga

5 mins
Diperbarui oleh Hanum Dewi
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Protokol Proof-of-Stake (PoS) di jaringan Ethereum telah membawa potensi passive income bagi para investor cryptocurrency. Setelah staking menjadi pilihan untuk meraih imbal hasil, kini muncul skema yang memungkinkan koin dalam staking tersebut menjadi likuid. Caranya adalah dengan liquid staking.

Awalnya, staking muncul sebagai protokol yang memungkinkan pemegang ETH menjadi validator dengan mempertaruhkan koin, sementara meraih imbal hasil sebagai gantinya. Namun, staking biasa dengan modal 32 ETH ini membiarkan aset para staker hanya diam saja. Maka, opsi untuk melakukan liquidity staking pun bermula.

Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang liquid staking di Ethereum. Selain itu, akan membahas juga perbedaan dengan staking biasa.

Apa Itu Liquid Staking?

Secara tradisional, staking mengharuskan pengguna mengunci cryptocurrency untuk periode waktu tertentu, biasanya dalam hitungan bulan hingga tahunan. Ini artinya pengguna harus mengorbankan likuiditas kepemilikan aset kripto untuk mendapatkan penghasilan pasif dari staking.

Liquid staking adalah cara bagi pengguna untuk meraih penghasilan dari staking tanpa harus mengorbankan likuiditas. Meskipun aset ETH terkunci dalam staking sampai Shanghai upgrade di Ethereum, mekanisme pertaruhan likuid memungkinkan pengguna mendapatkan token setara dengan asetnya. Hal ini dapat terjadi melalui platform Decentralized Finance (DeFi) penyedia mekanisme tersebut.

Contohnya, melalui platform Lido, para staker menerima stETH dan melalui platform Rocket Pool, para staker menerima rETH yang setara dengan ETH milik mereka. Dengan adanya token ini, para staker memiliki likuiditas dari aset staking mereka, sehingga bisa menjualnya atau menjaminkan kembali token ini untuk meraih potensi keuntungan melalui berbagai strategi DeFi.

Nantinya, Shanghai upgrade, yang rencananya meluncur pada tahun ini, memungkinkan terjadinya penarikan ETH yang sudah mengalami staking. Akan tetapi, protokol mekanisme DeFi untuk pertaruhan likuid ini masih bisa bermanfaat selama masih ada ETH yang dapat terkunci.

Passive income di Ethereum dengan cara staking, yield farming, dan lending
Passive income di Ethereum dengan cara staking, yield farming, dan lending

Cara Kerja Liquid Staking

Saat pengguna menyetorkan aset mereka ke dalam protokol liquid staking, mereka menerima versi token sebagai derivatif dari cryptocurrency mereka. Nah, dana ini dapat mereka gunakan di seluruh ekosistem DeFi.

Misalkan, seorang pengguna bernama Beni ingin mempertaruhkan 1000 ETH ke dalam protokol liquid staking. Protokol akan menghasilkan 1000 stETH yang setara dengan 1000 ETH. Lalu, Beni akan mendapatkan passive income dari 1000 ETH awal yang dipertaruhkan, sambil tetap dapat menggunakan token stETH untuk tujuan lain.

Agar Beni mendapatkan kembali 1000 ETH awalnya, dia harus tetap memegang 1000 stETH. Syarat dan ketentuan bervariasi tergantung pada protokol yang dia gunakan.

Kelebihan Liquid Staking

Diversifikasi Portofolio

Manfaat paling signifikan dari liquid staking adalah memungkinkan investor untuk menjaga likuiditas crypto mereka sambil tetap mendapatkan imbalan staking. Investor dapat memanfaatkan fluktuasi pasar dengan menggunakan aset mereka untuk menghasilkan lebih banyak keuntungan, sambil tetap menikmati annual percentage yield (APY) yang terjamin.

Pinjaman Beragun Crypto

Terkadang, investor mungkin perlu merombak portofolio mereka tanpa menjual aset mereka. Katakanlah pemegang ETH membutuhkan mata uang fiat tetapi tidak ingin menjual ETH miliknya. Investor dapat melakukan staking ETH, menerima beberapa stETH, dan menjual stETH ini untuk mendapatkan mata uang fiat. Intinya, para investor akan tetap menikmati penghasilan staking sekaligus mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga ETH.

Akses Cepat Meraih Pendanaan

Tidak seperti staking langsung, liquid staking memungkinkan pengguna untuk mengakses dana mereka tanpa proses “un-staking” yang panjang atau penalti untuk “un-staking” lebih awal. Liquid staker dapat melepas aset mereka segera dengan menukar token yang mereka pertaruhkan dengan token normal.

Mempertahankan Likuiditas Pasar Crypto

Pengguna dapat memperoleh passive income atas kepemilikan mereka tanpa harus menguncinya. Sehingga, ini mendorong lebih banyak orang untuk memegang cryptocurrency mereka untuk jangka waktu yang lebih lama. Ini dapat membantu meningkatkan pasokan keseluruhan cryptocurrency yang beredar. Nantinya, kondisi ini bisa membantu menurunkan volatilitas dan meningkatkan stabilitas pasar.

Kekurangan Liquid Staking

Butuh Keahlian Teknis

Pertaruhan likuid memerlukan keahlian teknis untuk mengelola proses staking secara efektif. Ini bisa menjadi penghalang bagi sebagian investor, terutama mereka yang baru mengenal dunia investasi kripto.

Risiko Pengurangan Nilai

Harga derivatif dari koin yang sedang dalam staking, mungkin lebih rendah dari harga aslinya. Ini dapat terjadi karena token baru memiliki harga pasar yang lebih rendah. Misalnya, harga ETH mungkin setara $100 sedangkan harga stETH adalah $80.

Risiko Kehilangan Token Derivatif

Jika investor kehilangan token likuidnya, mereka kehilangan token yang sedang dalam staking. Hal ini dapat terjadi akibat kerugian saat trading. Sehingga, investor perlu menyeimbangkan kembali kerugian saat farming di liquidity pool dan likuidasi pada protokol peminjaman.

Risiko Jaringan Tersentralisasi

Pemegang token kemungkinan akan memilih untuk mempertaruhkan semua token mereka pada protokol liquidity staking. Akibatnya, saldo porsi validator yang mengambil bagian dalam jaringan dapat terganggu. Hal ini memberikan ruang untuk kontrol yang tidak semestinya dari validator yang lebih kuat.

Perbedaan Liquid Staking vs Staking Biasa

Saat melakukan staking langsung, investor mempertaruhkan aset crypto mereka. Maka, para staker memang memiliki imbal hasil dari aset kripto yang terkunci itu, tetapi tidak punya likuiditas.

Sementara itu, liquid staking memungkinkan para staker memperdagangkan token yang menjadi derivatif dari aset kripto mereka. Sehingga, staker juga bisa mendapatkan keuntungan dari peningkatan harga aset cryptocurrency di pasar.

Platform Penyedia Liquid Staking

Liquid staking dapat terjadi di sejumlah platform yang berbasiskan Decentralized Finance (DeFi). Secara umum, platform ini menerima staking Ethereum (ETH) dan Solana (SOL) dan menerbitkan token masing-masing sebagai derivatif. Berikut daftar sejumlah aplikasi terdesentralisasi (DApps) berbasis DeFi yang menjadi platform untuk liquidity staking.

  • Rocket Pool : DeFi Dapps ini memungkinkan pengguna menjalankan node atau melakukan staking ETH untuk mendapatkan penghasilan staking tahunan. Jaringan yang mendukungnya adalah Ethereum.
  • Marinade Finance : Platform liquid staking Solana ini memungkinkan pengguna mendapatkan imbal hasil dari token SOL.
  • Socean: DeFi Dapps ini adalah platform liquid staking Solana yang menawarkan pengguna akses aman untuk mendapatkan imbal hasil tinggi dari token SOL yang sedang dalam pertaruhan.
  • JPool: DeFi Dapp ini membantu pengguna mendapatkan passive income dari staking SOL dan mengelola distribusi pertaruhan di antara validator.
  • Lido: platform liquid staking ini memungkinkan pengguna meraih penghasilan bunga dari aset crypto seperti ETH, MATIC dan SOL.
  • StakeWise: DeFi Dapps ini memungkinkan pengguna melakukan staking ETH dan menerima penghasilan melalui aplikasi yang ramah bagi pemula.
  • Stake DAO: DeFi Dapps ini menawarkan para pendukung crypto sebuah cara untuk mengembangkan, memonitor dan mengendalikan aset cryptocurrency mereka. Platform ini mendukung jaringan Ethereum.
  • Stader: Stader Labs adalah platform liquid staking yang tersedia dalam berbagai jaringan blockchain populer. Jaringan yang mendukung termasuk Polygon, BNB Chain dan Fantom.
  • Tenderize: Protokol ini memungkinkan pengguna mempertaruhkan token dan menerima penghasilan tanpa harus mengunci token mereka. Jaringan yang mendukungnya adalah Ethereum.
  • Keep Network: Ini adalah platform liquid staking dan keamanan data terdesentralisasi. Jaringan pendukungnya adalah Bitcoin dan Ethereum.
  • Argo: DeFi Dapps ini adalah protokol liquid staking pertama yang berada dalam blockchain Cronos.

Kesimpulan

Secara umum, liquid staking adalah strategi yang baru dan inovatif dengan potensi untuk menawarkan investor berbagai keuntungan. Sebab, para investor atau staker bisa mendapatkan diversifikasi portofolio, fleksibilitas, sekaligus imbal hasil yang tinggi.

Mekanisme DeFi ini bisa menjadi populer di beberapa tahun ke depan, karena investor mencari cara untuk mengambil passive income sekaligus potensi keuntungan dari potensi trading di pasar crypto.

Pertanyaan yang sering ditanyakan

Apa beda liquid staking vs staking?

Apa risiko liquid staking?

Apakah liquid staking menguntungkan?

Platform kripto terbaik di Indonesia | Maret 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.

foto-profil-hanum.png
Hanum Dewi
Hanum Dewi adalah seorang penulis dengan spesialisasi pada topik bisnis, keuangan, dan investasi. Dengan latar belakang pendidikan di bidang komunikasi dan pengalaman 8+ tahun di pasar modal, Hanum juga melakukan riset untuk membuat konten yang menarik dan informatif di berbagai topik. Melengkapi kemampuan menulisnya, dia juga selalu mengikuti tren dan perkembangan terbaru di industri cryptocurrency, DeFi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori