Besarnya perputaran dana di industri non-fungible token (NFT) di tahun 2021 membuat NFT resmi menjadi kosa kata baru dalam sistem perekonomian arus utama. Namun, sangat disayangkan, kasus penipuan berkedok NFT juga tak terhindarkan. Hal ini sangat wajar, dikarenakan minat terhadapnya yang membludak. Kebebasan finansial yang seharusnya melahirkan peluang, ternyata menimbulkan masalah.

Penipuan berkedok NFT sangat mirip dengan jenis penipuan berembel-embel kripto yang dulu aktif pada era kejayaan bitcoin dan altcoin. Banyak orang menjadi korban penipuan kasus ini dan telah mengakibatkan kerugian setidaknya US$14 miliar setiap tahunnya. 

Akan tetapi, hal tersebut seharusnya tidak menghentikan langkah Anda untuk berinvestasi pada aset NFT, karena Anda dapat mempelajari cara mengenali penipuan tersebut. Dalam artikel ini, kita akan melihat 7 jenis penipuan NFT yang paling sering digunakan, beserta dengan cara melindungi diri kita dari penipuan tersebut.

Kondisi Kasus Penipuan di Industri Kripto

Pertama-tama, kita perlu mencari akar masalahnya. Modus penipuan di dunia kripto sebetulnya bukanlah hal baru. Aktivitas ilegal ini masih terus berlangsung, karena ada memang menghasilkan keuntungan bagi pelakunya. Tapi, mengapa orang-orang menaruh perhatian khusus pada NFT? Padahal, sebagai aset yang sama-sama menggunakan blockchain, aktivitas NFT dan uang kripto pada dasarnya sama saja.

NFT digadang-gadang akan menjadi proyek yang mampu melebihi konsep proyek lain berbasis blockchain. NFT telah berhasil menyebar luas ke kalangan publik. Tercatat ada sekitar 280.000 pembeli dan penjual NFT pada tahun 2021, serta kurang lebih ada 185.000 alamat dompet kripto di dalamnya. Kebanyakan dari mereka merupakan pendatang baru di dunia kripto, sehingga mereka sangat berpotensi untuk menjadi target penipuan.

Penjualan NFT global melonjak melebihi US$4 miliar pada awal tahun 2021. Di saat yang sama, pencarian Google untuk kata kunci “NFT scam” juga mencapai titik tertingginya. Tentunya hal ini sangat disayangkan, sebab pada hampir setiap jenis penjualan di pasar kripto ternyata masih saja aksi penipuan sulit untuk dihindari.

Contoh Penipuan Berkedok Project NFT yang Terkenal

1. Evolved Apes

Evolved Apes: OpenSea

Pada Oktober 2021, peluncuran 10.000 buah NFT “Evolved Apes” merupakan salah satu dari kasus penipuan berkedok NFT yang terkenal. Proyek yang memanfaatkan modus rug-pull ini cukup unik dari berbagai aspek. Terlebih lagi, desain kera kartun kini menjadi sesuatu yang familier di dunia NFT, karena ingin mengikuti jejak kesuksesan dari Bored Ape Yacht Club (BAYC).

Pembeli Evolved Apes menerima sebuah desain gambar kera yang unik. NFT ini juga dapat digunakan untuk game blockchain, yang mana karakter kera tersebut bisa bertarung satu sama lain. Pemenang akan menerima imbalan berupa uang kripto, dan dana hasil penjualan NFT dipergunakan mendanai game yang masih dalam tahap pengembangan.

Namun, pengembang proyek Evolved Apes yang menggunakan nama samaran Evil Ape, mendadak menghilang bak ditelan bumi tidak lama setelah menjual NFT tersebut. Pada saat itu, Evil Ape telah berhasil mendapatkan 798 ETH atau sekitar US$2.7 juta. Para pembeli pun akhirnya hanya bisa gigit jari. Ironisnya, game Evolve Apes ternyata selama ini tak pernah ada. Orang-orang yang telanjur berinvestasi di proyek NFT tersebut hanya sekadar mendapatkan suvenir berupa file JPG.

2. Mercenary

Penipuan berkedok NFT populer lainnya adalah Mercenary. Ini adalah proyek game NFT dengan tema abad pertengahan yang mengusung fitur play-to-earn. Mereka juga memiliki sebuah token kripto sendiri bernama Mercenary Gold.

Mercenary diluncurkan pada tahun 2021 kemarin. Oknum pemilik proyek Mercenary ini bahkan rela merogoh kocek demi beriklan di Twitter melalui portal berita kripto dan berhasil menarik perhatian banyak orang dari sana.

Pemilik proyek Mercenary Gold berhasil kabur dengan membawa kurang lebih US$760.000. Mereka juga diduga telah melakukan aksi penipuan lain. Pemilik proyek Mercenary Gold menghapus jejak mereka dari media sosial dan tampaknya mereka telah menghilang tanpa bekas.

3. Big Daddy Ape Club

Sama seperti proyek karakter kartun kera di atas, Big Daddy Ape Club juga meniru koleksi NFT Bored Ape Yacht Club. Selebriti seperti Jimmy Fallon dan Paris Hilton menaruh perhatian mereka di Bored Ape Club.

Penipu di balik Big Daddy Ape Club mengajak pengguna untuk mencetak atau minting NFT mereka dengan harga sebesar 1 Solana (SOL). Kurang lebih harganya sekitar US$135 pada saat itu. Koleksi NFT Big Daddy Ape Club ternyata tidak dapat dicetak oleh penggunanya. Namun, biaya transaksi di Solana yang sudah dikeluarkan, tidak bisa ditarik kembali.

Penipuan ini telah memakan korban lebih dari 9.041 orang dengan jumlah kerugian sebesar US$1,3 juta. Menurut fakta dari situs SolRarity, aksi ini bukanlah kejahatan pertama yang dilakukan oleh kelompok di balik proyek Big Daddy Ape Club. Jika dilihat pada alamat dompetnya, kasus ini adalah kasus penipuan ketiga yang telah dilakukan oleh mereka.

7 Modus Penipuan NFT yang Sering Terjadi

1. Pump and Dump

Praktek pump and dump bukanlah barang baru di dunia kripto ataupun NFT. Pump and dump adalah sebuah modus penipuan yang dilakukan oleh sebuah kelompok dengan cara membeli NFT atau uang kripto agar harganya naik. Kemudian, mereka akan menjual seluruh asetnya ketika harga sedang melambung. Harga aset tersebut otomatis akan anjlok dan menjadi tidak ada nilainya.

Contoh Proyek NFT yang terlibat pump and dump

Ada beberapa contoh kasus pump and dump di dunia NFT. Misalnya, koleksi NFT karakter kucing CryptoKitties yang ada di Ethereum. Dari sejaki koleksi rilis di akhir tahun 2017, popularitas CryptoKitties memang sangat tinggi. Salah satu kar

alah satu aplikasi NFT pertama adalah CryptoKitties. NFT menggunakan blockchain dari Ethereum. Setelah mereka meluncurkannya di akhir tahun 2017, hal inilah yang menjadi memicu populernya NFT. Salah satu dari karakter kucing CryptoKitties ada yang laku terjual dengan harga US$155.000 dalam ETH. Hanya selang enam bulan kemudian, harganya anjlok hingga 95%.

Selain itu, ada pula beberapa kasus yang sifatnya masih dugaan. Contohnya, The Athletic menduga bahwa anggota dari proyek NFT tim sepak bola SoRare telah membeli NFT mereka sendiri untuk menaikkan minat pasar. Bahkan, hasil karya seni milik seniman Beeple pun juga dituduh mengandung indikasi praktek pump and dump. Sejumlah tulisan mengatakan bahwa pembeli dari karya Beeple, Metakovan, sengaja membeli karya tersebut dengan tujuan membiayai skema pump and dump tokennya sendiri, yaitu B.20.

Cara menghindari proyek berindikasi pump and dump

Pertama-tama, anda harus memeriksa terlebih dahulu riwayat dan rekam jejak dari alamat dompet proyek terkait. Situs NFT marketplace seperti OpenSea akan mengizinkan Anda untuk melihat total jumlah transaksi dan pembeli yang telah membeli suatu koleksi NFT. Anda juga bisa menggunakan Etherscan untuk melihat seluruh transaksi di blockchain Ethereum.

Lalu, pastikan Anda telah mengikuti perkembangan proyek tersebut melalui media sosial mereka. Periksa Twitter, Telegram, dan bila perlu gabung juga di server Discord-nya. Sebuah proyek NFT yang layak harus didukung oleh banyak investor dan kolektor, sehingga kita bisa tahu bahwa proyek tersebut memang memiliki likuiditas yang baik, nilai artistik, dan komunitas yang solid dalam jangka panjang.

2. Plagiarisme

Penipuan NFT Phunky Ape Yacht Club

Di balik peningkatan popularitas NFT, ternyata dibarengi dengan peningkatan laporan atas pencurian karya. Tidak sedikit seniman yang mengaku bahwa karyanya telah diambil tanpa izin, lalu dicetak sebagai NFT dan diperjualbelikan di situs NFT marketplace. Apabila suatu karya seni NFT terbukti sebagai plagiarisme, maka aset NFT tersebut langsung tidak ada nilainya lagi. Pada akhirnya, pembeli yang tidak tahu menahu perihal pencatutan karya tersebut jadi dirugikan.

Oleh karena maraknya modus seperti ini, situs komunitas daring untuk seniman bernama DeviantArt telah meluncurkan sebuah fitur baru yang dapat memindai blockchain publik dan situs NFT marketplace pihak ketiga. Fitur ini memberikan notifikasi kepada anggota DeviantArt yang diduga karyanya dicuri. Sejak Agustus 2021 lalu, fitur ini sudah mengirimkan lebih dari 50.000 peringatan terkait kemungkinan pencurian karya untuk dicetak menjadi NFT.

Memiliki NFT tidak sama dengan memiliki hak cipta atas karyanya

Perlu diingat bahwa sebuah karya seni NFT bukanlah milik Anda sepenuhnya. Memiliki karya seni NFT bukan berarti Anda juga memiliki hak cipta maupun hak kekayaan intelektual properti atas karya tersebut. Anda tidak dapat memproduksinya kembali atau menggunakannya untuk kepentingan komersil. NFT hanya berfungsi sebagai tanda kepemilikan atas pembelian aset tersebut pada suatu blockchain.

Cara menghindari proyek NFT plagiarisme

Hal terpenting yang harus dilakukan agar terhindar dari proyek NFT plagiarisme adalah dengan melakukan riset terlebih dahulu, sebelum Anda melakukan pembelian NFT di marketplace manapun.

Kemudian, Anda juga bisa memperhatikan tanda centang biru di sebelah foto profil seniman pada OpenSea dan situs NFT marketplace lainnya. Jika mereka memiliki tanda centang biru, artinya profil mereka telah terverifikasi. Anda pun dapat mencari informasi lebih lanjut terkait latar belakang si seniman melalui media sosial atau situs pribadinya. Bahkan, jangan ragu untuk bertanya langsung kepada si seniman mengenai keaslian karyanya. Lakukan cross check di komunitas Discord atau Telegram untuk memastikan akurasi informasi yang telah Anda peroleh.

3. Penipuan menggunakan phishing

Setiap pengguna yang ingin membeli NFT harus memiliki dompet kripto terlebih dahulu. Contoh dompet kripto yang lazim digunakan untuk membeli dan menyimpan NFT adalah Metamask.

Bila Anda adalah pengguna hot wallet seperti Metamask, maka Anda perlu berhati-hati. Pasalnya, baru-baru ini pengguna Metamask telah menjadi target modus penipuan phising. Oknum pelaku membuat iklan palsu yang di dalamnya meminta private key dari dompet dan 12 kata security phrase mereka.

Serangan phising dapat dengan mudah mendapatkan data pribadi Anda, serta menguras habis dana di dalam dompet digital milik Anda. Proyek NFT Ozzy Osbourne, CryptoBatz, sempat menjadi target dari modus phishing ini. Hanya selang 2 hari setelah token dirilis, para pendukungnya menjadi sasaran dari tindakan phishing. Aksi tersebut menguras habis uang kripto yang ada dari dompet korbannya. Pelaku phishing CryptoBatz melakukan aksinya dengan memanfaatkan tautan yang diposting oleh akun Twitter resmi dari proyek NFT tersebut.

Perlu diingat bahwa phishing bukanlah satu-satunya cara untuk mendapatkan informasi keamanan Anda. Waspada terhadap pesan palsu yang mengatasnamakan NFT melalui Telegram, Discord, serta forum publik lainnya.

Cara melindungi diri dari phishing

Lalu, apa yang harus Anda lakukan agar terlindungi dari teknik penipuan semacam ini?

Jaga selalu informasi kerahasiaan informasi pribadi Anda. Dalam hal ini adalah seed phrase. Anda akan selalu membutuhkan seed phrase untuk membuat cadangan dari dompet kripto atau untuk memulihkan dompet Anda. Jangan memasukkan informasi apapun pada pop-up yang muncul di Metamask atau situs lainnya. Selalu gunakan situs yang terverifikasi untuk transaksi kripto apapun. Hindari melakukan transaksi kripto menggunakan tautan pop-up atau tautan tak dikenal dari email Anda. Ingat, jangan pernah berikan seed phrase Anda kepada siapapun!

4. Influencer palsu

Popularitas dari NFT telah menyuburkan jumlah endorsement dari selebritas. Para selebritas ini memperoleh keuntungan dengan cara yang beragam. Namun, karena perdagangan NFT dilakukan secara daring, hanya sedikit informasi yang didapatkan masyarakat terkait pemasaran proyek tersebut. Beberapa penipuan tertentu melibatkan endorsement palsu. Sebelum masyarakat menyadari bahwa selebritas yang menjadi brand ambassador tersebut tidak benar-benar terlibat, banyak orang sudah telanjur kehilangan uangnya.

Di Oktober 2021, ada banyak minat terhadap unggahan media sosial tentang koleksi NFT Trollz musisi rap 6ix9ine. Pembuatan avatar akan memberikan royalti pada holder NFT. Setiap perdagangan akan memberikan imbal hasil 5% kepada pemilik asli dari token Trollz.

Pertanyaan terkait legitimasinya pun muncul seketika. Proyek NFT ini mengklaim akan memberikan US$100.000 untuk kegiatan amal. Banyak pembeli ternyata mengaku bahwa tidak ada satupun dari hal yang telah dijanjikan terjadi. Royalti yang dibahas juga tidak pernah terwujud. Selain itu, pekerjaan filantropis yang dijanjikan proyek tersebut bahkan tidak dimulai.

Untuk mencegah jenis penipuan semacam ini, pertama-tama pastikan meriset proyek tersebut terlebih dahulu. Apakah endorsement selebriti benar adanya? Apakah proyek tersebut akan dirilis seperti yang dijanjikan?

5. Penipuan berkedok outbidding

Penipuan dengan modus bidding paling sering terjadi di pasar sekunder. Oknum pelaku muncul ketika seseorang memulai membeli sebuah NFT dan dia ingin untuk menjualnya kembali. Bidder mungkin saja mencoba mengganti cryptocurrency yang telah digunakan, setelah Anda mendaftarkan penjualan NFT. Di sinilah letak triknya! Tentu saja US$5 tidak akan sama dengan 5 BTC.

Untuk itu pastikan kembali mata uang yang Anda gunakan dan jangan ragu untuk menolak tawaran yang lebih rendah dari harga awal yang ingin Anda bayarkan.

6. Penipuan menggunakan situs web

Setelah terbeli, NFT di situs palsu akan menghilang. Hal tersebut dikarenakan kontrak yang ada di blockchain berbeda dengan karya seni yang sesungguhnya. Ketika Anda mengunggah karya seni yang asli ke dalam platform seperti OpenSea, karya ini akan dibeli menggunakan cryptocurrency seperti Ethereum. Inilah smart contract.

Smart contract sebenarnya segala sesuatu yang kita minted di blockchain. Konten bukan bagian dari smart contract. NFT hanya mengacu pada kepemilikan aset, sedangkan aset itu sendiri bisa berupa apa saja.

Oleh karena itu, sangatlah penting untuk memastikan bahwasanya Anda menggunakan platform terpusat yang terpercaya. Pastikan Anda tidak membeli tautan yang hanya berisi gambar. Apapun yang tersimpan di URL bisa diganti sewaktu-waktu, sehingga pembeli pun akhirnya tidak mendapatkan apa-apa.

Untuk mencegah penipuan dengan modus seperti ini, ketika membeli sebuah NFT pastikan bahwa Anda juga memiliki atau aset digital atau berwujud, seperti data JPEG atau MP3 atau PDF.

7. Penipuan berkedok dukungan teknis

Jenis penipuan ini cukup sederhana. Modus ini melibatkan penipu yang menyamar sebagai petugas layanan pelanggan dari berbagai jenis proyek NFT. Para oknum bermaksud untuk menjalin kontak dengan Anda, kemudian meminta informasi pribadi yang bersifat rahasia. Penipuan semacam ini banyak terjadi di Discord, Telegram, atau Reddit. Forum-forum ini sangat populer di kalangan pendukung kripto. Memberikan security phrase dompet Anda sama saja dengan merelakan seluruh aset Anda untuk diambil secara cuma-cuma oleh para penipu.

Jika Anda menerima pesan langsung (DM) dari pihak yang mengaku sebagai pendiri sebuah proyek NFT, tetaplah waspada dan jangan langsung percaya. Mayoritas proyek NFT tidak menghubungi pengguna secara langsung, baik itu melalui Disord ataupun Telegram.

Perhatikan baik-baik saat membeli NFT

Tidak ada seorang pun ingin melewatkan gagasan revolusioner yang berpotensi. Teknologi blockchain atau NFT menarik bagi banyak orang, karena alasan tersebut. Memang sudah wataknya jika manusia tidak ingin kehilangan momen besar berikutnya.

Kesempatan untuk kaya di kripto memang benar adanya. Para penipu pun menyadari akan hal itu. Mereka mempermainkan hasrat orang-orang yang ingin kaya dari kripto dan menggunakan berbagai trik agar bisa memperoleh keuntungan dari siapa saja yang terlibat di marketplace NFT.

Anda pasti bisa menghindari penipuan NFT. Tetaplah berhati-hati. Lakukan pembelian hanya ketika Anda benar-benar yakin dengan informasi tersebut. Kedua, pastikan Anda meneliti proyek tersebut. Terakhir, pastikan Anda menjaga keamanan informasi Anda.

Pertanyaan yang sering ditanyakan

Bagaimana cara kerja penipuan NFT?

Apakah NFT benar-benar bermanfaat?

Bagaimana saya mengetahui jika NFT milik saya asli?

Bisakah Anda memalsukan NFT?

Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.

8f726556de4aef59ca01700b8f09d4af.png
Eduard Banulescu
Eduard Banulescu adalah seorang penulis dan musisi asal dari Bukares, Romania, yang saat ini tengah aktif dalam berbagai proyek. Eduard telah bekerja di posisi resmi di dunia kripto sejak tahun 2017, ketika ia bergabung dengan tim game berbasis blockchain www.footballcoin.io. Saat ini, ia adalah Brand Manager dari FootballCoin. Ia juga menjalankan situs musik harian, www.alt77.com, yang berfokus pada ulasan, berita, dan wawancara dari dunia musik alternatif. Eduard menyumbangkan materi...
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori