Binance, crypto exchange terbesar di dunia dari sisi volume perdagangan, dikabarkan telah menghapus beberapa bank asal Rusia yang terkena sanksi Barat ke dalam daftar opsi pembayarannya. Laporan Wall Street Journal menjelaskan hal itu akhirnya berdampak pada hilangnya pilihan klien untuk melakukan pembayaran secara peer-to-peer (P2P) yang menggunakan mata uang rubel.
Aksi itu dilakukan ditengah penyelidikan Departemen Kehakiman (DOJ) Amerika Serikat (AS) atas dugaan keterlibatan Binance dalam membantu perpindahan uang milik individu asal Rusia ke luar negeri.
Juru bicara Binance mengatakan pihaknya secara rutin melakukan pembaruan sistem sebagai salah satu bentuk kepatuhan terhadap standar aturan lokal dan global.
“Metode pembayaran pada platform peer-to-peer Binance yang tidak sesuai dengan kebijakan kepatuhan perusahaan sudah tidak tersedia di platform,” jelasnya.
Laporan tersebut bertentangan dengan pernyataan Binance sebelumnya yang mengaku tidak memiliki hubungan dengan bank mana pun di Rusia ataupun tempat lainnya yang berhubungan dengan layanan P2P perusahaan. Kala itu, Binance juga secara tegas mengatakan bahwa pihaknya tidak melakukan kolaborasi dengan sistem keuangan tradisional (TradFi) yang ada dalam daftar sanksi apa pun.
Ingin tahu tempat jual beli kripto terbaik untuk pemula? Temukan jawabannya di artikel 9 Crypto Exchange Terbaik untuk Investor dan Trader Pemula.
Rosbank dan Tinkoff Bank Disebut Sempat Masuk dalam Daftar Binance
Namun, dalam temuan WSJ, dua entitas perbankan asal Rusia yang masuk dalam daftar hitam Uni Eropa (UE), Amerika Serikat dan Kanada disebut pernah masuk dalam mitra Binance.
Platform yang dipimpin oleh Changpeng Zhao (CZ) itu diduga sempat memfasilitasi perdagangan rubel secara P2P untuk token digital yang melibatkan pihak bermasalah, terutama Rosbank dan Tinkoff Bank. Melalui aktivitas itu, klien disebut bisa mengubah dana bank menjadi saldo Binance melalui lapisan perantara.
Fakta tersebut disandarkan pada tangkapan layar pengguna dan percakapan di grup Telegram perusahaan.
Pada Jumat kemarin (25/8), banyak trader bahkan mengaku masih bisa menggunakan layanan dari lembaga perbankan tersebut sebagai opsi pembayaran lainnya.
Sebagai informasi, dalam transaksi P2P, proses jual beli aset kripto berjalan dengan memberikan informasi detail rekening bank. Dalam transaksi itu, para pembeli bisa langsung menerima dana ke rekening bank dan Binance mendapatkan komisi atas layanan perdagangan yang diberikannya.
Jika benar demikian adanya, maka ruang gerak Binance di AS bakal makin sempit. Pasalnya, di saat yang sama, Binance juga masih menghadapi gugatan hukum dari Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) dan CFTC.
OKX dan Bybit Lakukan Hal yang Sama
Crypto exchange global lainnya, yakni OKX dan Bybit, juga disebut telah melakukan hal yang sama. Kedua perusahaan sudah menghapus layanan ke Tinkoff dan Sberbank.
Tindakan pemutusan hubungan itu dilakukan setelah meilhat adanya tindakan keras yang dilakukan oleh pemerintah AS terhadap entitas kripto yang masih melayani transaksi dari lembaga keuangan yang dilarang.
Gelombang sanksi yang dijatuhkan negara Barat terhadap entitas maupun individu asal Rusia terus diperketat seiring dengan invasi yang dilakukannya.
Laporan S&P mencatat bahwa pada 20 Juli kemarin, Uni Eropa memperpanjang sanksinya terhadap Rusia hingga 31 Januari tahun depan.
Sementara itu, pihak AS menjatuhkan sanksi pada pemberi pinjaman yang berbasis di Rusia; seperti JSC Commercial Bank Solidarnost, JSC Tinkoff Bank, CB LOCKO-Bank JSC, Unistream Commercial Bank JSC, Petersburg Social Commercial Bank JSC, dan beberapa pejabat serta individu lainnya.
“Selain itu, AS juga menjatuhkan sanksi pada pendiri Alfa Group, Mikhail Fridman dan anggota dewan pengawas, Petr Aven, Alexei Kuzmichev serta German Khan,” tulis laporan tersebut.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.