Trusted

Binance “Dirujak” oleh Komunitas Kripto usai 2 Kali Hentikan Penarikan Bitcoin (BTC)

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Akibat menyetop penarikan Bitcoin 2 kali dalam waktu kurang dari 12 jam, crypto exchange Binance menuai kritik pedas dari komunitas kripto.
  • Para anggota komunitas kripto menyoroti alasan Binance yang menyebut jaringan Bitcoin "sedang mengalami kemacetan". Padahal, menurut mereka, faktanya adalah jaringan Bitcoin sedang mengalami lonjakan biaya transaksi.
  • Saat ini, Binance sudah kembali mengaktifkan fitur penarikan Bitcoin dan meminta maaf kepada para pengguna atas kendala yang ditimbulkan.
  • promo

Dalam tempo kurang dari 12 jam, Binance mengumumkan sebanyak 2 kali bahwa mereka menutup sementara penarikan (withdrawals) Bitcoin (BTC). Hal ini lantas membuat crypto exchange terbesar di dunia itu menuai hujatan dari komunitas kripto.

Semula pada hari Minggu (7/5) pukul 22:07 WIB, akun Twitter Binance menjelaskan bahwa mereka menutup sementara penarikan BTC dengan alasan jaringan Bitcoin ‘mengalami masalah kemacetan’.

“Tim kami sedang mengerjakan perbaikan hingga jaringan stabil dan akan membuka kembali penarikan Bitcoin sesegera mungkin,” jelas pihak Binance.

Berselang pada pukul 23:38 WIB, Binance mengumumkan penarikan Bitcoin dilanjutkan kembali.

Lalu, keesokan harinya, pada Senin (8/5) pukul 08:13 WIB, pihak Binance kembali mengumumkan bahwa mereka menutup sementara penarikan Bitcoin. Kali ini, mereka menggunakan alasan besarnya volume transaksi yang tertunda.

“Tim kami saat ini sedang memperbaiki dan akan membuka kembali penarikan Bitcoin sesegera mungkin,” jelas pihak Binance.

Sebagai informasi, protokol Ordinal, yang memungkinkan sejenis non-fungible token (NFT) dapat eksis di blockchain Bitcoin, dinilai banyak pihak menjadi penyebab peningkatan besar-besaran dalam biaya jaringan Bitcoin.

Hujan Kritik dari Komunitas Kripto

Dalam perkembangannya, komunitas kripto menilai bahwa pernyataan Binance menyesatkan.

Peter Todd, mantan kontributor Bitcoin Core, membantah bahwa jaringan Bitcoin ‘mengalami kemacetan’, melainkan sedang mengalami permintaan yang tinggi.

Kemudian, divisi riset dari crypto exchange BitMEX mengolok-olok penjelasan dari Binance bahwa jaringan Bitcoin mengalami masalah kemacetan.

“Yang Anda [Binance] maksud dengan ‘kemacetan’ adalah bahwa tarif biaya [jaringan Bitcoin] telah meningkat,” tulis tim riset crypto exchange yang didirikan oleh Arthur Hayes itu.

Sementara itu, Sam Callahan, yang merupakan Lead Analyst di Swan Bitcoin, menegaskan bahwa Bitcoin bekerja dengan baik.

Dia menuduh bahwa Binance sebenarnya tidak ingin membayar dengan biaya yang lebih tinggi atau tidak ingin lebih banyak Bitcoin keluar dari crypto exchange itu.

“Jadi, mereka [pihak Binance] memutuskan untuk menghentikan penarikan bagi penggunanya dan menyalahkan Bitcoin. Waspadalah,” tegas Sam Callahan.

Senada dengan Sam Callahan, akun Twitter Pledditor, yang masuk dalam kelompok Bitcoin maximalist, mengatakan bahwa Binance hanya tidak mau membayar biaya jaringan yang meningkat. Hal ini terlihat lucu mengingat kemauan Binance secara teratur membayar biaya jaringan Ethereum yang juga sering mengalami kenaikan.

Seakan ingin memanfaatkan momentum kritik terhadap Binance, crypto exchange OKX mendeklarasikan bahwa layanan setoran dan penarikan Bitcoin mereka berjalan dengan baik.

“Biaya transaksi on-chain [Bitcoin] saat ini tinggi, tetapi transaksi kami berjalan dengan baik. Jika Anda ingin menghemat beberapa dolar Amerika Serikat (USD) [terkait biaya transaksi], silahkan gunakan Lightning Network [yang tersedia di OKX],” jelas crypto exchange yang didirikan Star Xu itu.

Binance Minta Maaf dan Berniat Sediakan Fitur Lightning Network

Terkait sejumlah kritik ini, pihak Binance lantas mengungkapkan bahwa mereka mengganti transaksi BTC yang tertunda dengan biaya yang lebih tinggi, sehingga dapat dikonfirmasi oleh para miner.

Akhirnya, pada pukul 10:49 WIB tadi, Binance mengungkapkan bahwa penarikan Bitcoin telah dilanjutkan lagi.

“Transaksi yang tertunda sedang diproses dengan menggantinya dengan biaya transaksi yang lebih tinggi,” ujarnya.

Untuk mencegah terulangnya hal serupa di masa mendatang, Binance mengaku bahwa biaya untuk penarikan Bitcoin akan disesuaikan kondisi yang ada.

“Kami akan terus memantau aktivitas on-chain dan menyesuaikannya jika diperlukan,” terang mereka.

Menariknya, Binance juga mengklaim bahwa tim mereka juga telah berupaya mengaktifkan penarikan Bitcoin lewat Lightning Network yang akan membantu dalam situasi seperti ini. Kabar ini merupakan informasi menarik di tengah sejumlah crypto exchange lain yang telah mengaktifkan fitur Lightning Network lebih dulu.

“Ini adalah kesempatan belajar bagi kami dan akan melakukan yang terbaik untuk mencegah hal ini terjadi lagi,” jelas pihak Binance sebagai permintaan maaf mereka.

Terkait kegaduhan ini, tokoh utama di balik Binance, Changpeng ‘CZ’ Zhao, mengatakan bahwa biaya transaksi jaringan Bitcoin berfluktuasi dan orang mengeluh.

“Ini adalah masalah bull market [yang menurutnya jadi sentimen positif]. Lihat sisi baiknya, masih lebih cepat dan lebih murah daripada [mata uang] fiat,” tegas CZ.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Januari 2025
Platform kripto terbaik di Indonesia | Januari 2025
Platform kripto terbaik di Indonesia | Januari 2025

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori