Tiger Research memprediksi bahwa harga Bitcoin bisa melonjak hingga US$190.000 pada Q3 2025. Proyeksi tersebut mewakili potensi kenaikan 67% yang mendapat dorongan dari masuknya institusi yang semakin cepat, likuiditas global yang memecahkan rekor. Serta pembukaan saluran pensiun 401(k) di AS.
Meski demikian, pasar masih memiliki risiko koreksi jangka pendek. Karena indikator on-chain menunjukkan tanda-tanda overheating, mengingatkan investor untuk tetap waspada.
Faktor Kunci di Balik Prospek Bitcoin Q3 2025
Dalam laporan valuasi terbarunya, Tiger Research memproyeksikan bahwa Bitcoin bisa mencapai US$190.000 pada Q3 2025. 67% lebih tinggi dari harga hari ini.
Laporan tersebut mengidentifikasi tiga katalis utama yang akan mendorong pandangan optimistis ini. Mulai dari ekspansi cepat modal institusi, likuiditas global yang belum pernah terjadi sebelumnya. Juga penambahan opsi investasi Bitcoin dalam akun pensiun 401(k) di AS.
Semua ini menandai pergeseran struktural, dengan pasar Bitcoin semakin didorong oleh institusi ketimbang ritel. Tiger Research menegaskan, “Dinamika ini didukung oleh daya beli institusi yang melampaui daya beli ritel.”
Khususnya, saluran 401(k) dipandang sebagai katalis yang bakal menjadi game changer. Karena dengan ukuran dana pensiun AS yang sangat besar, alokasi kecil sekalipun ke Bitcoin bisa memicu permintaan jangka panjang yang substansial.
Valuasi Tiger Research bersandar pada model TVM (Time Value of Money), yang ditingkatkan dengan metrik on-chain dan kondisi ekonomi makro. Laporan tersebut menyatakan, “Model kami menunjukkan nilai wajar US$190.000 pada Q3 jika tren likuiditas dan adopsi saat ini berlanjut.”
Risiko dan Koreksi Jangka Pendek
Tiger Research juga memperingatkan adanya potensi koreksi jangka pendek meskipun prospek pertumbuhan kuat. BeInCrypto melaporkan bahwa harga Bitcoin menuju zona support US$100.000–US$107.000 di tengah likuidasi besar-besaran.
Metrik seperti MVRV-Z mendekati zona overbought, mengisyaratkan kemungkinan koreksi sebelum Bitcoin melanjutkan kenaikannya. Berdasarkan indikator MVRV-Z, seorang pengguna X mengatakan, “Kita belum mendekati zona bahaya. Orang-orang belum terlalu berlebihan dalam mengambil keuntungan seperti pada puncak sebelumnya. Ini memberi tahu saya bahwa kita masih punya ruang untuk bergerak.”
Selain itu, jalur Bitcoin tetap terkait dengan kondisi ekonomi makro global. Kebijakan suku bunga, ketidakpastian geopolitik, dan pergeseran likuiditas dapat memengaruhi jalur harganya.
Prediksi Bitcoin Q3 2025 dari Tiger Research menyoroti skenario yang sangat optimistis, dengan potensi mata uang kripto terbesar di dunia mencapai US$190.000.
Pada saat yang sama, laporan tersebut mengingatkan investor tentang pentingnya manajemen risiko di tengah volatilitas pasar. Pada akhirnya, apakah Bitcoin mampu mencapai tonggak ini? Masih akan sangat bergantung pada interaksi antara arus modal institusi, likuiditas global, dan variabel ekonomi makro yang tidak dapat diprediksi.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi harga Bitcoin di Q3 ini versi Tiger Reseach? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
