CEO Coinbase, Brian Armstrong, mengaku tidak terlalu optimis dengan pendapatan perusahaannya tahun ini. Dia mengklaim bahwa pendapatan Coinbase kemungkinan akan terpotong setengahnya akibat crypto winter yang berkepanjangan dan semakin surutnya kepercayaan para investor.
Armstrong turut hadir dalam sebuah wawancara di “David Rubenstein Show Bloomberg: Peer-to-Peer Conversations” pada 7 Desember lalu. Pada acara tersebut, Armstrong mengungkapkan bahwa sepertinya, pendapatan perusahaannya tahun ini kira-kira hanya akan mencapai setengah dari jumlahnya tahun lalu:
“Tahun 2021 lalu, kami menghasilkan pendapatan sekitar US$7 miliar dan sekitar US$4 miliar EBITDA positif. Dan tahun ini, tampaknya, akibat segala hal yang terjadi, [jumlahnya] kira-kira [hanya] setengahnya atau kurang.”
Prospek yang suram ini muncul karena pasar kripto tampaknya telah sampai pada zona terendah dari siklus bear-nya. Pada 22 November lalu, total kapitalisasi pasar kripto sendiri tercatat anjlok ke posisi terendahnya jangka panjang di angka sekitar US$821 miliar atau 73% lebih rendah dari puncaknya.
Pendapatan Transaksi Coinbase Menukik Tajam
Selain itu, Coinbase sendiri merupakan salah satu bursa dengan biaya perdagangan tertinggi di industri ini. Jadi, tidak heran apabila perusahaan tersebut menghasilkan lebih dari 85% pendapatannya dari biaya transaksi tersebut.
Pada Q3 2021, perusahaan tersebut melaporkan pendapatan mereka yang berjumlah US$1,2 miliar, dan 88% dari jumlah itu berasal dari biaya transaksi. Sedangkan, pada kuartal ketiga tahun ini, pendapatan itu telah amblas 50%. Alhasil, kondisi ini mengakibatkan kerugian sebesar US$545 juta. Dan prospek di Q4 2022 juga masih sama suramnya. Total pendapatan untuk tahun 2022 diprediksi akan kurang dari setengah pendapatan mereka di tahun 2021.
Akibat para trader yang masih diterpa kebingungan dan ditambah lagi dengan crypto winter yang berkepanjangan, Coinbase akhirnya menghasilkan keuntungan yang lebih sedikit dari aktivitas transaksi di bursanya. Para analis pun memperkirakan bahwa volatilitas yang rendah akan berlanjut untuk ke depannya, yang berarti akan ada lebih sedikit peluang perdagangan dari arah mana pun.
Di sisi lain, Armstrong juga memberikan komentarnya terkait kebangkrutan FTX. Dia menegaskan bahwa ketimbang menyebutnya terjadi akibat akuntansi yang salah penanganan seperti yang diklaim oleh SBF, insiden itu lebih tepat disebut sebagai “penipuan besar-besaran.”
Prospek Harga COIN
Saham Coinbase telah anjlok 81% tahun ini dan sudah merosot 86% sejak mencapai puncaknya. Selain itu, performa harga COIN sebenarnya juga lebih buruk daripada sejumlah aset kripto utama yang diperdagangkan di bursa mereka.
Menurut data dari MarketWatch, saham Coinbase anjlok 2,7% pada hari ketika asetnya jatuh ke harga US$41,27 dalam perdagangan after-hours. Selain itu, COIN juga bertengger sangat dekat dengan titik terendahnya sepanjang masa pada bulan lalu, yaitu di kisaran US$40,64.
Pedagang saham teknologi sekarang menganggap COIN sebagai “generational buy” karena harganya yang cenderung pulih ketika pasar kripto juga pulih. Namun, hal ini mungkin tidak akan terjadi sampai pertengahan 2023 atau bisa jadi lebih lama lagi.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi pendapatan dan harga saham Coinbase ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.