Trusted

Imbas Langkanya Bitcoin usai Halving Berpotensi Picu Bull Run yang Stabil

3 mins
Diperbarui oleh Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Agenda Bitcoin halving mendatang yang terjadwal setiap empat tahun sekali bakal memangkas reward mining serta diprediksi akan mempertajam persaingan pasar.
  • Keterlibatan investor institusional dan negara-negara seperti El Salvador menandakan semakin diterimanya Bitcoin sebagai aset arus utama.
  • Halving ini berpotensi menggenjot kemajuan regulasi dan teknologi, memperkokoh posisi Bitcoin sebagai kelas aset yang unik.
  • promo

Bitcoin sedang mendekati momen bersejarah berikutnya, yakni peristiwa halving yang sudah terjadwal. Halving sendiri adalah pemangkasan yang terprogram pada reward yang diterima miner untuk verifikasi transaksi.

Karena itulah, Bitcoin halving menjadi peristiwa penting yang secara historis telah berdampak signifikan pada nilai Bitcoin dan juga pasar kripto secara luas.

Bitcoin Makin Langka, Permintaan Makin Tinggi

Bitcoin halving terjadi kira-kira setiap empat tahun sekali dan merupakan bagian dari kebijakan moneter Bitcoin yang unik. Hal ini meniru kelangkaan dan pelestarian nilai logam mulia seperti emas.

“Selama beberapa siklus terakhir, kita menyaksikan lonjakan permintaan untuk Bitcoin, sementara jumlah pasokannya tetap. Jadi, jika Anda melihatnya dari sudut pandang ekonomi makro, [kombinasi antara] meningkatnya permintaan dan pasokan yang konstan akan mampu mendongkrak kenaikan harga,” papar Sheraz Ahmed, Managing Partner di STORM Partners, kepada BeInCrypto.

Di samping itu, karena halving mengurangi laju produksi Bitcoin baru, maka ini akan secara efektif mengubah aspek pasokan pasar. Proses ini kerap menimbulkan sentimen bullish di kalangan investor. Karena pada dasarnya, berkurangnya aliran koin baru akan berakibat pada semakin ketatnya persaingan untuk mendapatkan koin yang sudah ada.

Terlebih, agenda halving yang akan datang bisa memperparah tren ini. Hal ini lantaran keterlibatan investor institusional besar yang semakin meningkat melalui exchange-traded fund (ETF) Bitcoin.

Ahmed menambahkan, “Jika Anda perhatikan ETF Bitcoin di AS, mereka mengumpulkan banyak permintaan dari entitas seperti dana pensiun dan investor institusional yang lebih kecil. Mereka membeli banyak Bitcoin, terkadang sebanyak mungkin, setiap harinya. Fakta bahwa halving akan mengurangi jumlah Bitcoin yang dicetak berarti akan lebih sulit pula bagi mereka untuk memenuhi permintaan tersebut.”

Kepemilikan Historis ETF Bitcoin
Kepemilikan Historis ETF Bitcoin | Sumber: CryptoQuant

Sama halnya, negara-negara seperti El Salvador sudah mulai mendiversifikasikan sebagian aset perbendaharaan mereka ke Bitcoin. Hal ini menunjukkan penerimaan dan normalisasi Bitcoin yang lebih luas sebagai aset keuangan utama. Selain itu, keterlibatan pemerintah juga dapat memperkuat tekanan permintaan pasca halving, sebagaimana dipaparkan oleh para analis STORM.

Kenaikan Stabil Bitcoin usai Halving

Adapun aksi beli yang masif ini berpotensi menstabilkan fluktuasi harga Bitcoin.

“Saya rasa kita tidak akan menyaksikan lonjakan ataupun penurunan yang dramatis. Namun, akan terjadi pertumbuhan yang konstan. Ini akan terus berkembang,” ungkap Ahmed. Dengan demikian, ini menunjukkan keyakinannya akan pasar Bitcoin yang sudah semakin matang dan tidak terlalu volatil.

Kendati beberapa pelaku pasar menggunakan peristiwa halving untuk meramalkan pergerakan harga dan strategi perdagangan Bitcoin, mereka juga mengenalinya sebagai waktu untuk merenungkan kemajuan teknologi dan regulasi Bitcoin. Banyak yurisdiksi merancang kerangka kerja regulasi yang lebih mendukung Bitcoin ketimbang aset kripto spekulatif lainnya. Sehingga, ini menjadi pertanda baik untuk adopsi arus utamanya.

Karena alasan ini, muncul keyakinan baru bahwa Bitcoin seharusnya diklasifikasikan ulang, lebih dari sekadar aset kripto biasa.

“Saya tidak percaya Bitcoin harus berada di liga aset kripto lainnya. Bitcoin adalah aset unik dan sangat berbeda dengan Ethereum dan yang lainnya. Tidak satupun dari mereka yang bersaing dengannya. Saat ini, Bitcoin menguasai sekitar 52% pangsa pasar. Saya sangat percaya bahwa Bitcoin seharusnya lulus dari “sekolah aset kripto” dan menjadi aset nyata yang dapat diperdagangkan dengan komoditas lain seperti emas, perak, tembaga, dan sejenisnya.”

Sheraz Ahmed, Managing Partner STORM Partners
Bitcoin vs Aset Utama Lainnya
Bitcoin vs. Aset-aset Utama Lainnya | Sumber: Visual Capitalist

Ke depannya, batas maksimal pasokan Bitcoin—hanya 21 juta koin yang dapat ditambang—mengundang pertanyaan ekonomi yang menarik: Apa yang akan terjadi ketika semua koin telah dicetak? Kelangkaan ini berpotensi menyebabkan pergeseran signifikan dalam peran Bitcoin, baik di kancah keuangan maupun teknologi.

Bagaimana pendapat Anda tentang efek semakin langkanya Bitcoin pasca halving ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori