FTX, salah satu bursa kripto terbesar di dunia, bakal tampil lebih agresif di tahun ini. Pasalnya, perusahaan sudah memiliki amunisi lebih dari US$2 miliar untuk memperbesar skala bisnisnya. Perusahaan yang digawangi oleh Sam Bankman-Fried sebagai CEO itu tengah mencari perusahaan potensial untuk diakuisisi dan menjadi bagian dari perusahaan.
Seperti diketahui, pada Januari lalu FTX baru saja mendapatkan pendanaan sekitar US$400 juta dari Temasek, Tiger Global, dan juga investor lainnya. Hal itu menjadikan valuasi perusahaan melambung menjadi US$32 miliar. Di samping itu, pendanaan tersebut juga membuat amunisi perusahaan bertambah tebal, menjadi hampir US$2 miliar. CEO FTX, Sam ‘SBF’ Bankman-Fried, menjelaskan, putaran pendanaan yang baru saja didapatkannya bisa digunakan untuk membiayai aksi anorganik tersebut.
“FTX adalah perusahaan yang menguntungkan. Dari jumlah uang yang berhasil dikumpulkan dalam pendanaan, bisa terlihat seberapa kuat dana yang kami miliki untuk melakukan akuisisi perusahaan potensial,” katanya.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, perusahaan berniat memberikan penawaran yang lebih lengkap pada investor. Dengan begitu, semua proses investasi, mulai dari transaksi saham hingga kripto, bisa dilakukan dalam satu tempat, yakni FTX.
Ucapannya terbukti. Perlahan tapi pasti, FTX terus mengakuisisi saham perusahaan yang memiliki ‘genre’ investasi. Seperti halnya dengan mengakuisisi IEX Group Inc, platform perdagangan saham yang pertama mendapatkan izin untuk beroperasi dengan fitur yang fokus pada perlindungan investor, serta Speed Bump, dan juga Signal.
Selain itu, FTX juga sudah melakukan akuisisi terhadap bursa dan clearing house yang diatur oleh Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas, yaitu LedgerX.
Sejak peluncurannya di 2017 silam, LedgerX telah berhasil menyelesaikan lebih dari 10 juta opsi kripto dan kontrak swap. Perusahaan juga menjadi pelopor dalam kontrak mini bitcoin yang memungkinkan perdagangan granular.
Teranyar, FTX juga sudah mengambil alih 7,6% saham di Robinhood Markets Inc. Perusahaan mengambil momentum saat pasar sedang bergejolak dan langsung memborong saham perusahaan penyedia saham, kripto dan juga emas tersebut.
SBF mengakui, dirinya mulai mengoleksi saham Robinhood sejak Maret lalu. Sampai saat ini, ia sudah memiliki lebih dari 56 juta saham Robinhood dengan nilai pembelian mencapai lebih dari US$648 juta.
Sumber Menyebutkan ada 3 Startup yang Dibidik FTX
Meskipun tidak menyebutkan perusahaan mana yang bakal diakuisisi, tetapi beberapa sumber menyebutkan bahwa FTX tengah mendekati setidaknya 3 perusahaan rintisan (startup) yang berbasis bisnis brokerage.
Adalah Webull, Apex Clearing dan Public.com yang konon sudah melakukan pembicaraan dengan FTX dalam beberapa bulan terakhir. Webull merupakan platform perdagangan bebas komisi yang menyediakan layanan saham, opsi, exchange-traded fund (ETF) dan juga aset kripto.
Sementara, Apex Clearing adalah perusahaan kliring dan kustodian untuk investor. Perusahaan juga menyediakan layanan back office lainnya, seperti perencanaan investasi, manajemen akun dan kas, serta masih banyak lagi.
Kemudian, Public.com adalah platform perdagangan yang dikenal dengan istilah neo-broker. Perusahaan baru saja meluncurkan layanan kripto untuk para pelanggannya.
Peringkat 2 Untuk Perdagangan Spot Setelah Binance
Secara bisnis, FTX berhasil menjelma menjadi salah satu bursa kripto terbesar di dunia. Akan tetapi, posisi mereka masih berada di bawah Binance. Berdasarkan data Coinmarketcap, FTX berada di peringkat dua untuk perdagangan spot aset kripto. Volume perdagangannya dalam 24 jam terakhir mencapai US$1.375.842.690.
Sementara itu, Binance, yang berada di peringkat pertama, melesat dengan volume transaksi sebesar US$10.411.451.153.
Posisi FTX bersaing ketat dengan Coinbase Exchange, yang dalam 24 jam terakhir memiliki volume transaksi US$1.371.835.116.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.