Penegakan hukum yang dilakukan terhadap Binance disebut bisa menjadi acuan bagi banyak crypto exchange untuk bersikap dan beroperasi sesuatu dengan aturan regulator. Meski sampai saat ini, belum ada satu pun undang-undang yang secara khusus mengatur tentang aset kripto di Amerika Serikat (AS), tetapi beberapa pihak menganggap bahwa insiden Binance bisa menjadi panduan, yang pada akhirnya ikut membangun rezim aturan yang lebih jelas.
Komisaris Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi (CFTC) AS, Kristin Johnson, mengatakan regulator AS telah mengajukan beberapa tuntutan terhadap entitas aset kripto, seperti Binance, agar membangun batasan dalam menjalankan operasionalnya. Tujuannya adalah agar pelaku usaha yang ada di industri tersebut bisa menjadi tertib dan terstruktur.
Dalam kasus Binance, melalui vonis yang dijatuhkan oleh Departemen Kehakiman AS (DOJ), perusahaan terbukti dan mengaku bersalah melanggar aturan Anti-Pencucian Uang (AML) dan sejumlah tuntutan pidana lainnya dengan total denda mencapai US$4,3 miliar.
Menurut Johnson, kasus tersebut memberikan perusahaan lain template tentang bagaimana mereka harus diatur.
“Kasus ini menjadi sebuah peringatan bagi entitas lain yang benar-benar ingin berhasil menjalankan operasinya dalam ekosistem ini,” jelas Johnson.
Dalam pandangan Johnson, jika para pelaku usaha bisa mengambil petunjuk dari peristiwa tersebut, mereka bisa menghemat banyak uang.
Penegakan Bakal Lebih Banyak Dilakukan di 2024
Menyikapi hal itu, Brian Quintenz, selaku Kepala Kebijakan a16z crypto, menjelaskan dengan semakin cepatnya AS memberikan kejelasan aturan, maka semakin sedikit manfaat yang bisa didapatkan oleh Inggris. Pasalnya, dalam menjalankan bisnis, kepastian aturan merupakan hal utama yang dikejar oleh banyak entitas. Dengan demikian, mereka bisa menyesuaikan langkah ekspansinya secara tegak lurus dengan regulasi yang ada.
Namun, menurut Quintenz, kejelasan aturan di Negeri Paman Sam paling tidak baru akan muncul dalam 3 tahun ke depan.
Otoritas lainnya di AS sepertinya juga mengamini hal itu. Setelah DOJ menjatuhkan sanksi ke Binance, potensi penegakan besar kemungkinan bakal berlanjut hingga tahun 2024 mendatang.
Kepala Departemen Jasa Keuangan New York (NYDFS), Adrienne Harris, mengatakan perhatian terhadap aktivitas kripto ilegal bakal mengalami peningkatan. Kasus yang diajukan oleh DOJ dan regulator lainnya terhadap Binance, serta beberapa instansi lainnya membuat banyak pihak sadar bahwa perusahaan kripto yang diawasinya kerap gagal memenuhi standar kepatuhan yang ada.
“Mereka [perusahaan kripto] tidak seperti bank ataupun perusahaan asuransi yang terbiasa memiliki regulator. Bisnis kripto sering kali tumbuh jauh lebih cepat dari pada standar kepatuhannya,” tambah Harris.
Proses Litigasi CFTC dengan Binance Selesai
Kesepakatan Binance dengan DOJ sekaligus mengakhiri proses litigasi CFTC dengan entitas kripto tersebut. Sejak Maret kemarin, CFTC sudah mengajukan gugatan terhadap Binance, karena menawarkan dan melaksanakan transaksi berjangka, opsi, dan komoditas retail secara ilegal.
Selain itu, CFTC juga menuduh Binance gagal mendaftar sebagai pedagang komisi berjangka, gagal melakukan pengawasan, serta gagal menjalankan program identifikasi KYC dan AML pelanggan. Kemudian, CFTC turut mengatakan bahwa Binance dengan sengaja mengjindari persyaratan undang-undang pertukaran komoditas (CEA).
“Penyelesaian dengan para pihak akan menjadi tindakan penegakan pertama yang menemukan pelanggaran terhadap upaya penghindaran penerapan CEA,” tegas Kristin Johnson.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.