Pemerintahan Presiden terpilih, Donald Trump dilaporkan berencana memberikan cakupan pengawasan yang lebih luas untuk pasar kripto kepada Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC).
Langkah itu bertujuan untuk mengikis pengaruh Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC), dengan memberikan peluang pada CFTC sebagai regulator utama untuk Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH).
CFTC Sebagai Regulator Aset Kripto Pilihan
Menurut Fox Business, pemerintahan Trump ingin mendefinisikan ulang tanggung jawab regulasi. Salah satu caranya adalah dengan memberikan yurisdiksi kepada CFTC atas pasar spot untuk Bitcoin dan Ethereum.
Dari dua aset kripto populer itu, pengaruh CFTC akan memainkan peran vital. Mengingat total kapitalisasi BTC dan ETH mencapai US$2,24 triliun, yang mencakup 70% dari total pasar aset kripto global.
Dengan menetapkan mereka sebagai komoditas, pendekatan regulasi yang lebih ringan dari CFTC—yang secara tradisional diterapkan pada pasar derivatif dan komoditas—dapat menarik bagi pemangku kepentingan industri yang mencari pengurangan hambatan untuk inovasi.
Mantan Ketua CFTC Christopher Giancarlo, alias “Crypto Dad,” telah menyatakan dukungannya untuk peran yang diperluas dari agensi tersebut.
“Dengan pendanaan yang memadai dan di bawah kepemimpinan yang tepat, CFTC bisa langsung mulai mengatur komoditas digital pada hari pertama kepresidenan Donald Trump,” lapor Fox Business.
Proposal ini sejalan dengan prioritas Partai Republik untuk mendorong inovasi dan mengurangi hambatan regulasi. Kondisi ini sekaligus juga mencerminkan ketidakpuasan dengan pendekatan penegakan hukum SEC di bawah Gary Gensler, yang masa jabatannya penuh dengan tindakan keras terhadap perusahaan aset kripto.
Mengatasi Ketidakpastian Regulasi
SEC dan CFTC telah lama memperdebatkan klasifikasi aset digital, yang mengarah pada pengawasan yang terfragmentasi dan seringkali bertentangan. SEC memandang sebagian besar aset kripto sebagai sekuritas, sementara CFTC memperlakukan Bitcoin dan Ethereum sebagai komoditas.
Sikap inkonsistensi ini menciptakan area regulasi yang abu-abu. Berpotensi menghambat pertumbuhan dan mendorong bisnis kripto ke yurisdiksi yang lebih akomodatif.
Jika diterapkan, rencana ini juga dipercaya bakal mengurangi perselisihan antara agensi. Ketua CFTC Rostin Behnam sebelumnya menyatakan yurisdiksi atas Ethereum. Dengan mengutip perdagangannya sebagai kontrak berjangka, agensi ini telah menunjukkan minat untuk terlibat lebih luas dalam regulasi aset digital.
Bersamaan dengan dorongan pemerintahan Trump untuk memberdayakan CFTC, sebuah inisiatif bipartisan yang baru meluncur—“BRIDGE Digital Assets Act”—berupaya menciptakan kerangka kerja kolaboratif antara SEC dan CFTC.
Lewat inisiatif Anggota Kongres Tennessee John Rose, undang-undang ini memperkenalkan komite penasihat bersama yang terdiri dari 20 perwakilan sektor swasta.
“Pendekatan regulasi yang berat dan berbasis penegakan saat ini tidak berhasil dan malah mendorong investasi dalam inovasi kunci ini ke luar negeri,” ujar undang-undang tersebut.
Dengan mendorong kolaborasi, komite ini bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan regulasi dan memberikan jalur yang jelas untuk kemitraan antara industri dan pemerintah. Pendekatan kolaboratif semacam itu dapat menyelesaikan konflik masa lalu antara agensi.
Anggaran CFTC Jauh Lebih Kecil dari SEC
Seperti yang terjadi pada deklarasi SEC tahun 2023, yang mengatakan bahwa semua token Proof-of-Stake (PoS) adalah sekuritas. Hal itu bertentangan dengan perlakuan CFTC terhadap Ethereum sebagai komoditas. Kerangka kerja yang terpadu akan memperjelas otoritas yurisdiksi, menawarkan panduan bagi perusahaan dan investor kripto.
Komunitas kripto sebagian besar menyambut baik ide regulasi yang ada di bawah CFTC, karena menganggap agensi ini lebih akomodatif ketimbang SEC.
“SEC tidak akan lagi bisa mencekik pasar kripto…Kegiatan [CFTC] diatur lebih lembut, karena pasar derivatif didominasi oleh pemain institusional yang canggih yang lebih mampu mengelola risiko,” komentar seorang pengguna.
Namun, kekhawatiran tetap ada tentang kapasitas CFTC untuk menangani perluasan tanggung jawab. Dengan anggaran tahunan US$400 juta dan staf sebanyak 700 orang—jauh lebih kecil ketimbang anggaran SEC sebesar US$2,4 miliar dan 5.300 karyawan—CFTC memerlukan pendanaan dan sumber daya yang signifikan untuk mengawasi pasar spot kripto secara efektif.
Selain itu, beberapa konstituen tradisional CFTC, seperti trader komoditas pertanian, telah menyuarakan kekhawatiran tentang potensi efek limpahan dari keterlibatan agensi dalam pasar digital. Bahasa legislatif yang menangani kekhawatiran ini akan menjadi penting untuk mendapatkan dukungan bipartisan.
Bagaimana pendapat Anda tentang lanskap kripto ke depannya pasca perluasan wewenang CFTC terhadap Bitcoin dan Ethereum? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.