Chainalysis, perusahaan analisis blockchain, pada hari Senin (9/1) menjelaskan bahwa saksi yang ditujukan terhadap crypto mixer platform seperti Tornado Cash ternyata tidak sepenuhnya dapat menghentikan penggunaannya, walau front-end layanan platform itu telah dilumpuhkan.
Pada 8 Agustus 2022, OFAC, yang merupakan kantor pengawasan aset asing dari Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS), mengumumkan sanksi terhadap Tornado Cash. OFAC menjatuhkan sanksi kepada crypto mixer tersebut, karena diduga memiliki peran dalam serangkaian pencucian hasil kejahatan.
Laporan terbaru Chainalysis menilai sanksi memang memberikan beberapa efek yang menyebabkan total arus masuk ke crypto mixer platform tersebut turun 68% dalam 30 hari setelah sanksi itu diberlakukan.
Namun, Chainalysis juga menekankan bahwa karena Tornado Cash adalah platform terdesentralisasi berbasis smart contract, tidak ada orang atau organisasi yang dapat ‘mematikan’ Tornado Cash dengan mudah seperti yang bisa dilakukan pada layanan terpusat.
Sebagai contoh, marketplace darknet seperti Hydra mengalami arus masuk (inflows) kripto yang turun ke nol (0) setelah pihak kepolisian Jerman menyita server mereka sebagai akibat dari penerapan sanksi.
Sementara itu, sanksi yang diterapkan terhadap Tornado Cash adalah dengan menutup front-end di situs web mereka. Meski begitu, smart contract Tornado Cash tetap dapat berjalan tanpa batas waktu, yang berarti siapa pun masih dapat menggunakannya secara teknis kapan saja.
“Hal ini menunjukkan bahwa sanksi terhadap layanan terdesentralisasi lebih bertindak sebagai alat untuk ‘mengurangi intensif penggunaan’ layanan itu, daripada ‘menghentikan penggunaan sepenuhnya’,” jelas pihak Chainalysis.
Baca Juga: Kevin O’Leary Bilang Tornado Cash Layak Dikorbankan untuk Adopsi Institusional
Pemerintah AS yang Larang Penggunaan Tornado Cash
Adapun OFAC menjatuhkan sanksi terhadap Tornado Cash setelah dituduh digunakan untuk mencuci kripto senilai lebih dari US$7 miliar sejak dibuat pada 2019.
Angka tersebut termasuk lebih dari US$455 juta yang dicuri oleh Lazarus Group, kelompok peretas yang disponsori oleh Korea Utara. Lazarus Group sendiri juga telah diberi sanksi oleh AS pada tahun 2019 dan disebut menjadi pencurian mata uang virtual terbesar yang diketahui hingga saat ini.
Selain dimanfaatkan oleh Lazarus Group, Tornado Cash dituduh pula digunakan untuk mencuci lebih dari US$96 juta dana aktor siber jahat yang berasal dari perampokan Harmony Bridge pada 24 Juni 2022, serta perampokan Nomad Bridge senilai US$7,8 juta pada 2 Agustus 2022.
Wakil Menteri Keuangan AS untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan, Brian E. Nelson, mengatakan bahwa Kementerian Keuangan AS memberikan sanksi kepada Tornado Cash yang mencuci hasil kejahatan dunia maya, termasuk yang dilakukan terhadap para korban di AS.
“Tornado Cash telah berulang kali gagal menerapkan kontrol efektif yang dirancang untuk menghentikannya dari pencucian dana untuk pelaku kejahatan siber secara teratur, serta tanpa langkah-langkah dasar untuk mengatasi resikonya. Kami akan secara agresif mengejar tindakan terhadap crypto mixer service yang mencuci mata uang virtual untuk penjahat dan mereka yang membantu,” jelas Brian E. Nelson.
Pada November 2022, OFAC mengubah sanksi tersebut dengan menindak Tornado Cash lebih jauh karena memungkinkan aktivitas dunia maya yang berbahaya seperti mendukung program senjata pemusnah massal Korea Utara.
Baca Juga: CEO Kraken: Sanksi Pemerintah AS terhadap Tornado Cash Mungkin ‘Tidak Konstitusional’
Apakah Pemberlakuan Sanksinya Efektif?
Dalam laporan terbarunya, Chainalysis menunjukkan bahwa rata-rata kasar dari semua inflows penggunaan ilegal Tornado Cash, terutama terkait dengan peretasan dan penipuan kripto, mencapai 34%.
Meski sanksi tidak dapat menghentikan crypto mixer platform itu sepenuhnya, hal tersebut sudah cukup berhasil secara efektif untuk menakut-nakuti kebanyakan pihak agar tidak menggunakan platform itu, dengan total inflows turun sebesar 68% pada bulan berikutnya setelah sanksi diterapkan.
Inflows harian di Tornado Cash terkadang mencapai hampir US$25 juta per hari selama 30 hari sebelum dijatuhi sanksi. Namun kemudian, angka inflows itu turun di bawah US$5 juta per hari, setelah sanksi diberlakukan.
Chainalysis menilai bahwa sanksi dari pemerintah AS membuat crypto mixer platform menjadi kurang efektif untuk melakukan pencucian uang dengan alasan semakin sedikit dana yang diterima secara keseluruhan.
Selain Chainalysis, perusahaan keamanan blockchain SlowMist baru-baru ini turut memberikan beberapa indikasi tentang jenis kripto yang mengalir melalui Tornado Cash pada tahun 2022. Menurut penelitian mereka, ada 1.233,129 ether (ETH) senilai sekitar US$1,62 miliar disetorkan ke Tornado Cash, dengan senilai 1.283,186 ETH senilai US$1,7 miliar telah ditarik keluar.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.