Trusted

Chase Bank Akan Larang Pembayaran Terkait Kripto di Inggris

3 mins
Diperbarui oleh Ahmad Rifai
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Chase Bank akan larang semua pembayaran terkait aset kripto di Inggris mulai 18 Oktober mendatang.
  • Alasannya karena penipu semakin banyak menggunakan aset kripto untuk mencuri uang dari orang-orang.
  • Kritikus mempertanyakan aksi ini karena harus ada transparansi yang lebih besar dalam sistem perbankan.
  • promo

Raksasa perbankan Chase membuat geger komunitas kripto karena akan melarang semua pembayaran terkait aset kripto untuk klien di Inggris mulai 18 Oktober mendatang.

“Jika kami mengetahui Anda melakukan pembayaran terkait dengan aset kripto, kami akan menolaknya,” bunyi email Chase UK kepada para pelanggannya di Inggris.

Perlu diketahui, Chase adalah bisnis bank milik bank investasi JPMorgan. Chase UK mengklaim pihaknya melarang pembayaran terkait aset kripto karena penipu semakin banyak menggunakan aset kripto untuk mencuri sejumlah besar uang dari orang-orang.

“Menolak pembayaran jenis ini adalah salah satu cara kami membantu menjaga Anda dan uang Anda tetap aman,” jelas Chase UK.

Alasan ini turut digunakan oleh bank-bank Inggris lainnya yang sebelumnya telah memberlakukan pembatasan serupa.

Sejumlah Perbankan Inggris Enggan Layani Industri Kripto

Terkait sikapnya, Chase UK mengatakan bahwa para pelanggan bebas menggunakan bank atau penyedia lain untuk berinvestasi dalam aset kripto.

Masalahnya, menemukan bank yang ramah terhadap kripto di Inggris mungkin bukan hal yang mudah. Sebab, bank-bank Inggris memiliki riwayat memblokir atau membatasi akses pelanggan ke kripto.

Pengawas Keuangan Inggris (FCA) pada 19 September lalu mengatakan telah memfasilitasi diskusi antar bank dan perusahaan kripto. Hal ini dilakukan karena bank menunjukkan keengganan untuk menawarkan layanan kepada industri kripto.

Seseorang dari komunitas kripto mempertanyakan aksi Chase UK yang melarang transaksi terkait kripto.

Dia menilai harus ada transparansi yang lebih besar dalam sistem perbankan, sehingga orang-orang dapat menilai apakah klaim mengenai meningkatnya penipuan seperti yang dituduhkan Chase UK adalah nyata atau hanya sikap anti-persaingan terhadap industri kripto.

Selain itu, dia juga menuduh bahwa argumen ‘meningkatnya tingkat penipuan’ sebagai ketidakmampuan dari bank untuk memiliki kontrol yang efektif dalam mencegah penipuan.

Industri Kripto Jadi Ancaman Sistem Perbankan

Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) punya alasan lain mengapa industri perbankan perlu memiliki sikap yang lebih hati-hati terhadap industri kripto.

Federal Depository Insurance Corporation (FDIC), selaku lembaga penjamin simpanan di AS, pada 14 Agustus lalu mengatakan bahwa aset kripto dan aktivitas terkait lainnya menghadirkan risiko utama bagi sistem perbankan di Negeri Paman Sam. Sehingga, diperlukan pengawasan yang lebih ketat.

Untuk pertama kalinya, aset kripto diberi bagian khusus dalam tinjauan risiko tahunan FDIC pada tahun 2023. Mereka menyebut risiko aset digital sebagai baru dan kompleks.

Bagi FDIC, dengan volatilitas market yang signifikan pada tahun 2022, diperlukan lebih banyak informasi untuk memahami risiko yang terkait dengan industri kripto.

FDIC menilai aktivitas terkait aset kripto dapat menimbulkan risiko baru dan kompleks terhadap sistem perbankan AS yang sulit untuk dinilai sepenuhnya.

Beberapa risiko utama yang diidentifikasi FDIC termasuk tentang status hukum kripto itu sendiri, kemungkinan penipuan, kemungkinan penularan atau efek domino dari krisis kripto, serta risiko konsentrasi karena keterkaitan pada bisnis kripto.

FDIC juga mengatakan sifat dinamis dan inovasi yang cepat dari kripto meningkatkan kesulitan dalam menilai risiko di sektor ini.

Kekhawatiran lain adalah kerentanan stablecoin yang berisiko tinggi, yang menurut FDIC dapat membuat para bank pemegang stablecoin terkena arus keluar deposit.

Krisis Bank Regional AS 2023

Laporan terbaru dari FDIC itu mengikuti krisis perbankan regional AS pada bulan Maret lalu. Dalam momen itu, sejumlah entitas termasuk Silvergate Bank, Silicon Valley Bank (SVB), dan Signature Bank, menutup bisnis mereka dengan beragam alasan dalam waktu seminggu.

Terkait hal tersebut, FDIC dan sejumlah regulator AS lainnya sampai turun tangan untuk mendukung bank-bank itu dan menjual aset mereka ke lembaga keuangan lainnya.

Sebagai pengingat, Departemen Layanan Keuangan Negara Bagian New York (NYDFS) pada 14 Maret lalu mengaku bahwa mereka kehilangan kepercayaan pada manajemen Signature setelah bank itu gagal memberikan data yang andal dan konsisten.

Keputusan untuk mengambil alih Signature pada 12 Maret lalu dan menyerahkan kepada FDIC didasarkan pada status bank itu serta kemampuannya untuk melakukan bisnis dengan aman dan sehat. NYDFS mengatakan keputusan untuk mengambil alih Signature tidak terkait dengan pekerjaan bank itu dengan industri kripto.

Tindakan terhadap Signature terjadi setelah likuidasi sukarela Silvergate Bank yang ramah kripto diumumkan pada 8 Maret lalu. Serta, terjadi setelah penutupan SVB pada 10 Maret lalu yang menyediakan layanan kepada sejumlah startup, venture capital (VC), hingga penerbit stablecoin Circle.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori