Trusted

Cina Tangkap Pelaku Pencucian Uang Berbasis USDT Senilai US$54,8 Juta

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Cina berhasil membongkar jaringan pencucian uang berbasis kripto dengan nilai mencapai 54,8 juta USDT atau sekitar 380 juta RMB.
  • Saat penangkapan, pihak berwenang juga menemukan barang bukti berupa uang tunai senilai lebih dari 200 ribu RMB dan stablecoin USDT senilai lebih dari 1 juta RMB.
  • Modus yang digunakan oleh kelompok kejahatan tersebut adalah dengan mengaburkan hasil kejahatannya dan menukarnya ke dalam bentuk USDT.
  • promo

Otoritas penegak hukum di Provinsi Shanxi Utara, Cina berhasil membongkar jaringan pencucian uang berbasis USDT. Sebanyak 21 orang terduga pelaku berhasil ditangkap dengan nilai pencucian uang ditaksir mencapai 54,8 juta USDT atau sekitar 380 juta renminbi (RMB).

Temuan tersebut akan menambah panjang ketegangan hubungan antara pemerintah Cina dan industri aset digital. Karena sejak beberapa tahun lalu otoritas terkait sudah secara tegas melarang transaksi dan penggunaan mata uang kripto, termasuk non-fungible-token (NFT) karena dinilai sarat akan tindak kejahatan dan spekulasi.

Berdasarkan informasi dari media lokal, kelompok kriminal tersebut sudah mulai diselidiki sejak Oktober 2021. Pihak kepolisian sudah mulai mengendus adanya aktivitas yang tidak normal pada kelompok tersebut dan menemukan aliran dana tak wajar pada salah satu anggotanya.

“Setelah dilakukan penyelidikan mendalam dan analisis cermat, kepolisian menemukan fakta bahwa hal itu berhubungan dengan kasus ilegal dan kriminal yang menggunakan mata uang virtual USDT untuk pencucian uang dan penipuan,” sebagaimana dikutip dari media setempat.

Barang Bukti Pencucian Uang Berupa USDT Bernilai 1 Juta RMB

Saat penangkapan, pihak berwenang juga menemukan barang bukti berupa uang tunai senilai lebih dari 200 ribu RMB dan stablecoin USDT senilai lebih dari 1 juta RMB. Modus yang digunakan oleh kelompok kejahatan tersebut adalah dengan mengaburkan hasil kejahatannya dan menukarnya ke dalam bentuk USDT.

Sifat anonim aset kripto sepertinya ingin dimanfaatkan secara betul oleh para penjahat dunia maya untuk menyembunyikan dana gelap.

“Mereka menggunakan kartu bank sendiri, mesin point of sale (POS), kode QR pembayaran WeChat, Alipay dan akun mata uang virtual sebagai wadah untuk mengumpulkan uang dari pihak lain. Setelah itu, dana yang diterima dikirim ke rekening lain lagi,” jelas pihak kepolisian.

Meskipun larangan terhadap aktivitas kripto masih digalakkan, bukan berarti keinginan masyarakat Cina untuk mendapatkan akses terhadap kripto tertutup sepenuhnya. Dalam laporan CNBC, disebutkan banyak pengguna kripto asal Cina yang berhasil menumbangkan sistem yang diterapkan oleh para crypto exchange dan melakukan pendaftaran secara “sah”.

Informasi untuk Menghindari KYC Tersebar di Dunia Maya

Dalam laporan tersebut, terungkap bahwa akun yang diidentifikasi sebagai karyawan salah satu crypto exchange Binance membagikan informasi agar bisa melewati sistem know-your-customer (KYC), residensi, dan verifikasi.

Teknik yang dibagikan adalah dengan melakukan pemalsuan dokumen bank atau menawarkan alamat palsu sebagai langkah awal mengisi identitas diri. Setelah itu, aktivitas lainnya akan melibatkan manipulasi sederhana dari sistem Binance.

Mereka mengemas informasi tersebut dalam bentuk video dan menunjukkan pada penduduk Cina cara memalsukan dokumen negara tempat tinggalnya untuk bisa mendapatkan kartu debit Binance guna mengubah kripto menjadi mata uang fiat.

Langkah tersebut tergolong berbahaya, mengingat ancaman pidana yang siap menunggu jika pihak pemerintah Cina mengetahui hal tersebut.

Kejadian ini bukanlah kali pertama yang terungkap. Pada akhir tahun lalu, pihak kepolisian Cina juga sudah berhasil membongkar aktivitas pencucian yang yang melibatkan dana sebesar 12 miliar RMB atau sekitar US$1,7 miliar (nilai saat itu).

Sebanyak 63 orang dituduh terlibat lewat berbagai skema kriminal; mulai dari skema piramida, penipuan, dan perjudian. Modus yang digunakan sama. Mereka mencuci dana gelap tersebut ke dalam bentuk stablecoin Tether (USDT).

“Pelaku kejahatan juga menggunakan banyak akun perdagangan kripto untuk melakukan konversi dari USDT menjadi mata uang fiat Cina,” jelas pihak keamanan Cina.

Bagaimana pendapat Anda tentang temuan pencucian uang berbasis USDT yang terjadi di Cina ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori