Cloudflare, perusahaan content delivery network (CDN), melaporkan adanya pemadaman yang mengakibatkan terputusnya jaringan yang ada di 19 lokasi bisnis perusahaan. Gangguan tersebut dipicu oleh langkah perusahaan untuk meningkatkan ketahanan di beberapa lokasi yang memiliki traffic tinggi.
Perwakilan Cloudflare, Tom Strickx dan Jeremy Hartman, menjelaskan proyek tersebut merupakan proyek jangka panjang yang membuat adanya perubahan konfigurasi jaringan. Hal tersebut menyebabkan terjadinya pemadaman yang dimulai pukul 06:27 UTC.
“Kemudian pada pukul 06:58 UTC, pusat data pertama berhasil kembali dihidupkan dan pada 07:42 UTC semua pusat data online sudah berfungsi dengan benar,” katanya.
Namun, perusahaan mengakui bahwa tidak semua wilayah sudah kembali normal untuk bisa meengakses web ataupun layanan yang menggunakan Cloudflare. Beberapa lokasi dikabarkan sudah bisa mengakses website namun lokasi lainnya masih kesulitan untuk mengakses web yang mengandalkan Cloudflare.
Kendati demikian, yang jelas, Cloudflare menjamin bahwa pemadaman yang terjadi bukanlah hasil dari serangan ataupun aktivitas jahat dari orang atau kelompok yang tidak bertanggung jawab.
Upgrade Pusat Data
Ihwal terjadinya pemadaman ini karena Cloudflare mulai mengubah arsitektur lokasi yang memiliki jaringan sibuk agar menjadi lebih fleksibel dan juga stabil. Proyek ini sudah dimulai sejak 18 bulan kebelakang dan saat ini perusahaan sudah berhasil mengonversi 19 pusat data ke arsitektur anyar tersebut.
Arsitektur yang dinamakan Multi-Colo PoP (MCP) itu dilakukan di pusat data yang berlokasi di wilayah Amsterdam, Atlanta, Ashburn, Chicago, Frankfurt, London, Los Angeles, Madrid, Manchester, Miami, Milan, Mumbai, Newark, Osaka, Sao Paulo, San Jose, Singapura, Sydney, dan juga Tokyo.
Perusahaan mencoba membangun jaringan Clos, yang merupakan lapisan rute tambahan, guna menciptakan jaringan koneksi.
“Meskipun hanya 4% dari total jaringan, pemadaman berdampak pada 50% dari total permintaan,” tambahnya.
FTX Sudah Mengeluarkan Peringatan tentang Cloudflare
Dalam sebuah utas Twitter, bursa kripto FTX sudah memberikan perihal pemadaman yang dilakukan Cloudflare. FTX menjelaskan bahwa situs perusahaan dan beberapa situs lannya akan sulit diakses oleh banyak pengguna. Untuk itu, FTX hanya akan menggunakan post-only mode.
Kemudian, di pukul 07:30 UTC, FTX kembali menuliskan pada akun Twitter resmi mereka bahwa platform FTX akan keluar dari post-only mode, karena Cloudflare sudah kembali normal.
Mengutip situs Cloudflare Status, beberapa wilayah masih mengalami re-routed sampai dengan berita ini ditulis. Beberapa wilayah tersebut mencakup: Kigali, Monrovia, Nairobi, Reunion, dan Tunis.
Sejumlah wilayah di Asia pun turut terkena re-routed. Wilayah tersebut adalah Almaty, Bandar Seri Begawan di Brunei Darussalam, Chittagong dan Dhaka di Bangladesh, Hanoi di Vietnam, Johor Baru di Malaysia, Khabarovsk di Rusia, Manila di Filipina, Thimphu di Bhutan, Vientiane di Laos, dan Yangon di Myanmar.
Selain itu, juga masih ada beberapa wilayah lain di Eropa, Amerika Latin, Timur Tengah dan Amerika Utara yang mengalami re-routed ataupun partially routed.
Di samping FTX, beberapa perusahaan non-kripto dikabarkan juga mengalami kesulitan akses Cloudflare. Mulai dari Discord, Canva, Streamyard, Shopify, Amazon Web Services dan Twitter. Bahkan, platform gaming, seperti Valorant dan Genshin Impact, pun dikabarkan mengalami gangguan yang sama.
Crypto exchange Coinbase, game League of Legends, media sosial Omegle, situs DoorDash, Crunchyroll dan Feedly dilaporkan sempat mengalami masalah serupa kemarin, yang mana membuat para penggunanya mengalami kesulitan untuk mengakses laman web tersebut.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.