Coinbase, crypto exchange terpopuler di Amerika Serikat (AS), membantah rumor bahwa mereka telah memberlakukan batasan penarikan Bitcoin hingga US$5.000 (sekitar Rp79,39 juta) per minggu.
Klarifikasi ini disampaikan setelah muncul sebuah cuitan pengguna media sosial X (Twitter) yang mengeklaim adanya pembatasan penarikan Bitcoin di Coinbase.
Akun Twitter Colin Brown pada hari Selasa (24/10) mengaku bahwa dia terkena kebijakan yang konon membatasi penarikan Bitcoin dari Coinbase hingga ambang batas maksimum US$5.000 per minggu. Cuitan tersebut telah dilihat sekitar 436 ribu kali.
“Coinbase membatasi penarikan Bitcoin. Saya baru saja mencoba mengirim Bitcoin dari Coinbase ke cold wallet saya, dan menemukan kebijakan batas penarikan baru sebesar US$5.000 per minggu (diimplementasikan pada 13 Oktober lalu). Saya telah menjadi pelanggan Coinbase selama 10 tahun,” tulis akun Twitter Colin Brown.
Coinbase Bantah Ada Batasan Penarikan Bitcoin
Merespon hal itu, juru bicara Coinbase membuat pembelaan dengan mengatakan bahwa klaim tersebut tidak akurat. Pihak Coinbase mengungkapkan tidak ada kebijakan yang membatasi penarikan saat menjual aset kripto ke saldo tunai.
“Penarikan dari Coinbase akan bergantung pada metode pembayaran yang Anda gunakan untuk menarik,” jelas juru bicara Coinbase.
Dia menyarankan agar para pengguna berkonsultasi dengan kebijakan resmi Coinbase mengenai batasan akun dan penarikan.
Merespon hal ini, Ignas, seorang peneliti DeFi yang memiliki 66 ribu followers, turut menggemakan kecurigaan bahwa Coinbase sangat buruk dalam transparansi pengambilan keputusan.
“Mereka memblokir akun saya dan tidak mengatakan alasannya,” tulis Ignas yang mengaku akun Coinbase-nya ditutup pada 28 September lalu.
Sempat Alami Masalah Memproses Perdagangan
Rumor terkait batas penarikan muncul pada saat yang sama ketika Coinbase mengalami kesulitan singkat dalam memproses perdagangan baru-baru ini.
Menurut halaman status resmi Coinbase, crypto exchange ini mulai mengalami kesulitan dalam memproses perdagangan sekitar hari Selasa dini hari.
Kurang dari satu jam kemudian, Coinbase memberikan update yang mengatakan bahwa masalah telah diperbaiki, dan tim mereka sedang memantau aktivitas perdagangan untuk setiap masalah yang sedang berlangsung.
Adapun penundaan perdagangan di Coinbase terjadi di tengah aktivitas yang meningkat di market kripto, seiring harga Bitcoin yang melonjak lebih dari US$34.000 atau level yang sama pada Mei 2022.
Coinbase Berpotensi Ketiban Berkah ETF Bitcoin Spot
Terlepas dari sentimen negatif di atas, narasi potensi persetujuan exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot di AS akan menguntungkan Coinbase secara langsung.
Pasalnya, Coinbase akan menjadi kustodian aset Bitcoin untuk sejumlah produk ETF Bitcoin spot yang dikelola beberapa manajer aset. Selain itu, Coinbase juga dilibatkan dalam perjanjian berbagi pengawasan untuk meminimalisir manipulasi market.
Dalam wawancara pada 20 Oktober lalu, Chief Legal Officer (CLO) Coinbase, Paul Grewal, mengatakan bahwa, “Kemungkinan besar, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS akan segera menyetujui ETF Bitcoin spot, menyoroti kegagalan mereka di pengadilan untuk memblokir konversi GBTC. Kita akan melihat SEC memenuhi tanggung jawabnya. Saya cukup yakin akan hal itu.”
Pada hari Senin (23/10) malam kemarin, para pakar ETF mulai menyadari bahwa berkas ETF Bitcoin spot milik BlackRock dengan kode IBTC telah terdaftar di DTCC (Depository Trust & Clearing Corporation) yang menyelesaikan perdagangan di bursa Nasdaq. Jika telah terdaftar di DTCC, biasanya menandakan bahwa peluncuran sebuah ETF sudah dekat.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.