Salah satu bursa kripto asal India, yaitu CoinSwitch Kuber, membantah bahwa perusahaan terindikasi aktivitas pencucian uang. Pernyataan itu diungkapkan oleh Chief Executive Officer (CEO) perusahaan, Ashish Singhal, dalam utas di akun Twitter miliknya.
Singhal menjelaskan bahwa perusahaan mendukung penuh Enforcement Directorate (ED) untuk menjelaskan bagaimana kedudukan bursa kripto CoinSwitch dalam perdagangan aset kripto. Hal yang dilakukan oleh ED merupakan sebuah upaya untuk menggali informasi terkait platform kripto perusahaan.
“Enforcement Directorate Bengaluru terlibat dengan CoinSwitch sehubungan dengan fungsi platform perdagangan kripto kami. Perusahaan sepenuhnya mendukung upaya yang ED lakukan,” jelasnya dalam utas Twitter.
Informasi yang beredar menyebutkan bahwa CoinSwitch tengah dalam penyelidikan ED lantaran terlibat dalam pencucian uang adalah tidak benar, lanjut Singhal. Bahkan, menurutnya, aset kripto memiliki potensi yang cukup besar untuk membangun era baru di dunia internet.
India dengan jumlah populasi yang mencapai 1,4 miliar jiwa di tahun ini akan membuat negeri tersebut menjadi destinasi yang menarik bagi pengembangan bisnis internet ke depannya. Apalagi berdasarkan data Statista, penetrasi internet di India masih berada dalam level yang potensial, yakni mencapai 47% di 2021 kemarin.
Tingginya minat masyarakat terhadap kripto akan mendorong pemanfaatan internet menjadi lebih kencang. Dengan begitu, pada akhirnya juga akan berpengaruh positif terhadap kelangsungan bisnis kripto itu sendiri.
CEO CoinSwitch: Kripto adalah Kelas Aset Baru
Dalam utas lanjutannya, Singhal menjelaskan bahwa aset kripto merupakan kelas aset baru yang masih belum bisa diklasifikasikan secara jelas. Apakah masuk dalam golongan komoditas, sekuritas atau mata uang.
Sistem hukum yang ada di berbagai negara, termasuk India, masih terus melakukan kajian mendalam terkait penetapan kelas aset kripto. Padahal klasifikasi aset kripto, termasuk di dalamnya model bisnis dan karakteristik dari aset kripto itu sendiri, sangat penting untuk menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan aturan yang akan diberlakukan.
“Tidak hanya India, Australia juga sudah memulai penelitian dengan membuat token mapping guna menelaah lebih jauh pemanfaatan aset kripto. Amerika Serikat juga masih terus memperdebatkan terkait kelas aset kripto apakah masuk dalam komoditas ataupun sekuritas,” jelasnya.
Sebagai salah satu bursa kripto di India, CoinSwitch juga terus membangun dialog konstruktif dengan berbagai pemangku kepentingan untuk bisa memberikan pemahaman terkait model bisnis yang dijalankan dan bagaimana praktik kepatuhan yang dijalankan. Dengan begitu, harapannya dapat memberikan titik terang terhadap regulator terkait aset kripto itu sendiri.
ED Tengah Bersikap Tegas dalam Membangun Industri Keuangan di India
ED memang sedang melakukan upaya tegas di industri keuangan India, terutama terkait dengan aktivitas pencucian uang yang dilakukan oleh beberapa perusahaan fintech lokal. Seperti yang terjadi belum lama ini, saat ED menggeledah berbagai tempat milik Yellow Tune Technologies Private Limited, serta membekukan saldo bank dan kripto Flipvolt senilai total Rs 370 crore.
“Setelah investigasi dimulai, banyak aplikasi fintech yang ditutup lantaran mengalihkan keuntungan ke platform kripto,” jelasnya.
Beberapa perusahaan fintech ilegal “mencuci” keuntungannya dengan membelikan aset kripto tertentu. Flipvolt dituduh tidak menerapkan know-your-customer (KYC) secara ketat dan tidak mencatat transaksi pada blockchain, karena ingin menghemat biaya.
Pihak ED menuturkan bahwa perusahaan juga memberikan izin transfer ke dompet yang tidak dikenal tanpa menanyakan alasan, deklarasi ataupun KYC saat proses pemindahan dana. Selain Flipvolt, WazirX juga mengalami hal yang sama.
Sebesar US$8,1 juta dana milik perusahaan dibekukan lantaran terkait dugaan aktivitas pencucian uang. ED menduga hasil keuntungan dari predatory lending yang dilakukan di India, “dicuci” ke dalam aset kripto untuk mengaburkan jejak. Oleh karena itu, salah satu Direktur Zanmai Lab Pvt Ltd, selaku pemegang saham WazirX juga sudah digeledah sebagai langkah penyelidikan
“ED telah mengeluarkan perintah pembekuan saldo bank WazirX sebesar INR 64,67 Crore,” tuturnya.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.