Trusted

Copper Technologies Diduga Bantu Bankir Rusia Hindari Sanksi

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Copper Technologies diduga ikut terlibat dalam memfasilitasi penghindaran sanksi oleh bankir asal Rusia bernama Mikhail Klyukin.
  • Mikhail Klyukin sendiri masuk ke dalam daftar sanksi OFAC, karena disebut memiliki hubungan dengan Sovcombank, entitas perbankan yang diduga menjadi kendaraan dalam arus dana Rusia.
  • Namun, juru bicara Copper Technologies membantah hal tersebut. Menurutnya, anggapan bahwa pihaknya bertindak sebagai perantara dalam divestasi saham merupakan hal yang tidak benar.
  • promo

Mikhail Klyukin, seorang bankir asal Rusia, dikabarkan baru saja melego sahamnya di Copper Technologies senilai lebih dari 15 juta pounds atau sekitar US$18,99 juta. Aksi tersebut dipercaya bakal memancing perhatian dari otoritas pengawas pasar global, khususnya Amerika Serikat (AS), lantaran Klyukin sudah masuk dalam daftar individu yang mendapatkan sanksi dari Kantor Pengawas Aset Asing (OFAC) sejak Maret tahun lalu.

Menariknya lagi, Copper Technologies merupakan entitas kripto yang dipimpin oleh mantan menteri keuangan Inggris, Philip Hammond. Laporan dari The Guardian mengatakan Copper Technologies secara efektif bertindak sebagai perantara antara Klyukin dan perusahaan lain yang bersedia membeli saham miliknya. Mikhail Klyukin sendiri diketahui memiliki lebih dari 2% saham di Copper Technologies.

Dalam aturan OFAC, setiap pihak yang dijatuhkan sanksi harus diblokir. Selain itu, OFAC tidak memperkenankan entitas mana pun yang ada di yurisdiksinya untuk memfasilitasi transaksi para pihak yang dimaksud.

Nama Klyukin masuk dalam salah satu dari puluhan nama yang dilarang untuk melakukan transaksi ataupun berhubungan dengan lembaga jasa keuangan.

Tidak diketahui sejak kapan Klyukin mengempit saham di Copper Technologies. Tetapi, yang jelas, para eksekutif perusahaan sudah menunjukkan kekhawatirannya ketika OFAC mengumumkan bahwa Klyukin masuk dalam daftar sanksi Gedung Putih. Adapun Klyukin disebut memiliki hubungan dengan Sovcombank, entitas perbankan yang diduga menjadi kendaraan dalam arus dana Rusia.

Copper Technologies Diduga Membantu Transaksi Klyukin

Dalam laporan tersebut, terungkap pula bahwa terdapat dugaan kuat Copper Technologies, melalui entitas usahanya yang berada di New York, AS, membantu mengatur transaksi untuk menghapus Klyukin dari daftar pemegang saham.

Dari hasil penjualan saham, Copper Technologies kemudian mengonversinya menjadi mata uang kripto dari bentuk pound sterling. Setelah itu, mengirim aset digital tersebut ke Klyukin untuk menghindari terjadinya pelanggaran sanksi.

Namun, juru bicara Copper Technologies membantah hal tersebut. Menurutnya, anggapan bahwa pihaknya bertindak sebagai perantara dalam divestasi saham merupakan hal yang tidak benar. Perusahaan justru bersikap patuh terhadap aturan pencucian uang dan menanggapi dengan serius penerapan sanksi.

“Kami dengan hati-hati mempertimbangkan implikasinya, termasuk melalui konsultasi dengan penasihat spesialis sanksi eksternal di berbagai yurisdiksi. Dari situ, disimpulkan bahwa transaksi tersebut mematuhi semua persyaratan sanksi yang berlaku,” jelas juru bicara Copper Technologies.

Sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan bahwa Klyukin masuk sebagai pemegang saham Copper melalui entitas yang berbasis di Siprus bernama Zayelco Ltd. Perusahaan tersebut memegang dua seri saham di Copper, yakni sebanyak 3.611.999 saham biasa dan sebanyak 960.00 saham seri B.

Berpotensi Mendapatkan Sanksi Sekunder

Meskipun transaksi tersebut terjadi di luar wilayah AS, bukan berarti Copper Technologies bisa sepenuhnya lepas dari sanksi. Beberapa ahli hukum menyebut bahwa perusahaan bisa saja menjadi sasaran sanksi sekunder, jika otoritas AS mengetahui bahwa Copper Technologies terlibat dalam kesepakatan yang menguntungkan Rusia. Sanksi tersebut bisa dijatuhkan, apabila terdapat dugaan adanya tindakan yang berpotensi melemahkan sanksi AS.

“Penggunaan mata uang kripto untuk mentransfer dana ke Klyukin juga bisa menjadi faktor yang memberatkan,” jelas para ahli.

Di sisi lain, Inggris juga tengah memperketat kebijakan pencucian uang di ranah kripto. Mulai 1 September kemarin, regulator setempat mulai mewajibkan setiap entitas kripto untuk mengumpulkan, memverifikasi, dan membagikan secara spesifik informasi transaksi yang berhubungan dengan kripto.

Aksi tersebut merupakan buah dari desakan Satuan Tugas Aksi Keuangan (FATF) yang meminta negara anggotanya untuk segera menerapkan travel rules.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori