Tok! Inflasi CPI AS Melandai ke 3%, Bitcoin (BTC) Langsung Melesat ke US$59.000

3 mins
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Bitcoin melonjak ke US$59.313 setelah inflasi CPI AS turun menjadi 3%.
  • Inflasi alias CPI yang lebih rendah meningkatkan sentimen investor, memprediksi peluang pemotongan suku bunga The Fed pada bulan September.
  • Tren bullish Bitcoin bisa membidik target harga US$60.000, terdorong oleh respons positif pasar.
  • promo

Menurut data CoinGecko, harga Bitcoin (BTC) seketika melesat ke angka US$59.313 sesaat setelah Bureau of Labor Statistics (BLS) menerbitkan data inflasi Indeks Harga Konsumen (CPI) AS untuk bulan Juni pada hari Kamis (11/7).

Para trader sendiri sudah dari awal mengantisipasi laporan ini. Mereka bersiap menghadapi volatilitas, karena ini adalah salah satu fundamental yang para trader waspadai guna mengantisipasi pemulihan Bitcoin.

Inflasi CPI AS Melandai Jadi 3%

Pada bulan Juni, inflasi di AS, yang diukur dengan perubahan CPI, turun menjadi 3% secara year-on-year (YoY). Menariknya, angka ini lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 3,1%. Selain itu, angka ini juga lebih rendah dari 3,3% yang tercatat di bulan Mei, atau turun 0,1% dari bulan sebelumnya.

Hal ini menyusul testimoni Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell pada Selasa (9/7) lalu mengenai Laporan Kebijakan Moneter Semi-Tahunan. Bersaksi di hadapan Kongres AS, Powell menyatakan The Fed belum siap untuk memangkas suku bunga. Ia menyebutkan, alasan utamanya adalah minimnya keyakinan dari para pembuat kebijakan soal inflasi dapat secara berkelanjutan bergerak menuju target 2%.

Adapun dampak penurunan inflasi ke pasar kripto sendiri positif. Umumnya, aset berisiko seperti kripto cenderung bereaksi bullish ketika CPI AS menunjukkan turunnya inflasi ataupun angka yang lebih rendah dari perkiraan.

“Angka CPI yang lebih rendah dari perkiraan hari ini menandakan perlambatan inflasi yang lebih signifikan. Ini bisa memperkuat ekspektasi pasar akan pemangkasan suku bunga pada bulan September. Kontrak futures Fed Fund saat ini mematok probabilitas di 70%, mendorong baik ekuitas maupun aset kripto dengan meningkatkan likuiditas dan selera risiko,” ujar Jag Kooner, Head of Derivatives di Bitfinex, kepada BeInCrypto.

Di tengah terpaan hype, trader perlu bersiap menghadapi volatilitas. Setelah dua pertemuan minggu ini, investor akan memantau dengan cermat komunikasi The Fed dan respons pasar terhadap rilis CPI pada Kamis (11/7) kemarin.

“Kami percaya bahwa satu data inflasi saja tidak akan menghapus kekhawatiran overhang supply untuk Bitcoin yang akan membutuhkan lebih banyak waktu bagi pasar untuk sepenuhnya memperhitungkan,” tambah Kooner.

Sementara itu, para analis di Crypto Banter menyajikan target bullish untuk harga Bitcoin setelah rilis data CPI AS ini. Sang pendiri, Ran Neuner, mengantisipasi pergerakan harga menuju US$60.000.

Bitcoin Price Targets, Crypto Banter
Target Harga Bitcoin | Sumber: Crypto Banter

Prospek Harga Bitcoin setelah Rilis Data CPI AS

BTC diperdagangkan dengan bias bullish pada time frame mingguan, bertahan di atas garis tren naik. Di tengah euforia menyusul data CPI AS, momentum bullish pun melambung, seperti yang terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang mengarah ke utara.

Berdasarkan profil volume, lonjakan simpul bullish (oranye) menunjukkan lonjakan trader yang membeli BTC pada harga saat ini. Hal ini, ditambah dengan posisi Moving Average Convergence Divergence (MACD) yang ada di zona positif, memperbesar peluang kenaikan lebih lanjut.

Adapun lonjakan tekanan beli di atas level saat ini berpotensi mengantarkan harga Bitcoin kembali ke level US$60.000. Dalam kasus yang sangat bullish, reli harga bisa berlanjut bagi BTC untuk menguji zona pasokan antara US$66.504 hingga US$71.151. Selain itu, penutupan yang stabil di atas blok order ini akan mengonfirmasi kenaikan lebih lanjut. Sekaligus membuka jalan bagi terwujudnya rekor harga tertinggi sepanjang masa (all-time high / ATH) baru.

Bitcoin Price Analysis
Grafik Mingguan BTC/USDT | Sumber: TradingView

Sebaliknya, posisi MACD di bawah garis sinyalnya menunjukkan potensi momentum bearish dalam aksi harga BTC. Dalam bias arah ke selatan, terobosan serta penutupan di bawah garis tren naik pada time frame mingguan bisa membuat BTC menyuguhkan peluang beli ideal lainnya di dalam zona permintaan di kisaran US$43.964 – US$40.013.

Bagaimana pendapat Anda tentang harga Bitcoin (BTC) yang menguat ke US$59.000 pasca rilis data inflasi AS yang turun ke 3%? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | September 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | September 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | September 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori